Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Renjana di Langit Malam

🇮🇩zeeiiraa
--
chs / week
--
NOT RATINGS
8.3k
Views
Synopsis
" Hu....., Kalau nggak punya Ibu itu nggak usah sekolah di sini!" ejek Laki-laki yang duduk di kelas enam sekolah dasar.   " Kakak apaan sih, emang Kakak Presiden, Pak Presiden aja nggak ngelarang aku buat sekolah di sini kok!" Jawab gadis kecil dengan tegasnya.   " Oh gitu, nama kamu siapa, biar aku Carikan Ibu buat kamu!" Ucap laki-laki tadi.   " Astaghfirullah, Kakak apaan sih!" Kesal gadis tadi, lalu dia berjalan menuju gerbang sekolah.    ~~~~~   " Ternyata nggak berubah ya, masih aja kayak dulu!" Ucap lelaki dewasa dengan kedua tangannya yang di masukkan ke dalam saku jas warna navy yang dikenakannya.   Ara yang sedang merapikan meja Caffe yang sedikit berantakan tersentak kaget karena suara laki-laki tadi, ia mengerutkan keningnya kebingungan.   " Maaf anda siapa ya, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Ara dengan sopan.  " Benar-benar nggak berubah ya sikap loe, cuma...... Wajahnya aja yang jadi lebih jelek!" Ucap laki-laki tadi dengan beraninya.   Ingatan Ara berputar seolah-olah kaset yang sedang di lihat, mengingat serpihan masa lalu yang Ara lakukan. Ingatannya terngiang-ngiang di pikirannya, " wajah kamu itu jelek, jelek banget tahu nggak, sampai mau muntah aku tiap lihat!".   ' jleb '   Kesal yang dirasakan saat Ara mengingatnya, mulai saat ini dua musuh bebuyutan kembali lagi dalam skenario yang Tuhan buatkan untuk mereka berdua.   Ara menatap kesal ke arah lelaki tadi, dia mencengangkan lap meja yang sedang di pegangnya. Matanya mulai memerah, bibirnya bergetar, nafasnya bergemuruh tak teratur. Hari ini adalah hari yang akan terulang kembali seperti dulu bagi Ara. ~~~~~ { update tiap hari Senin ( kecuali tanggal merah)}
VIEW MORE

Chapter 1 - Part 1

Gadis remaja yang kini menginjak usia 19 tahun, Arasya Nadia Humairah. Dia sedang termenung menatap langit malam. Malam yang biasanya menjadikan malam romantis para remaja yang sedang dimabuk cinta, tapi berbeda dengannya. Dia sedang memikirkan bagaimana masa depannya setelah kuliah nanti.

" Nikah Sono, daripada kurang kerjaan ngelamun terus!" Ucap Arkan, Kakaknya.

" Nikah????" Ara kaget setelah mendengar kata menikah, " Kakak dulu lah!" Ucap Arasya sambil tersenyum mengejek.

" Ntar kalau gue duluan, siapa yang mau jaga kamu?" Tanya Arkan sambil mengacak-acak kerudung Arasya, yang di begitu kan hanya diam saja. Ia memberengut kesal karena ulah kakaknya.

" Kan masih ada Allah yang jaga aku!" Ucap Ara , tangannya bergerak memukul bahu kanan Kakaknya.

" Sakit, tahu nggak?!" Kesal Arkan sambil mengusap-usap bahu kanannya.

" Tahu ah, kesel!".

" BTW, kamu nggak ada tugas dari dosen atau tugas dari komunitasmu gitu?" tanya Arkan dengan serius.

" Nggak tuh, emang Mau bantu ngerjain apa kalau aku ada tugas?" tanya Ara.

" Ya nggak sih, gimana kalau malam ini kita jalan-jalan?".

" No, ntar jadi sorotan kalau ketemu teman Kuliah aku!".

" Iya-iya anak Famous mah, jadi sorotan apa-apa!" ucap Arkan mengejek.

Ara diam saja, dia menatap langit malam yang ditaburi bintang-bintang.

~~~~~

" Jangan lupakan tugas yang saya berikan dengan deadline nanti malam sebelum jam 24.00,jika terlambat ada sanksinya!" Ucap sang Dosen.

" Baik Pak!" Ucap seluruh Mahasiswa dengan sopan.

" Baik sekian dari saya, Wassalamu'alaikum !" Ucap Dosen tadi, lalu keluar dari kelas.

" Waalaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh,".

Ara mulai memasukkan alat tulisnya ke dalam tas ransel kecil yang dibawanya,

'kring' suara dering dari handphone miliknya.

Tertera pesan di layar android miliknya,

" Assalamualaikum, sayang... dari pacarmu tercintah, makan siang yuk, aku tunggu di kantin Kampus!".

Ara yang membacanya hanya geleng-geleng kepala saja, dia sudah tahu ini ulah siapa. Selesai membereskan barang-barang miliknya dia berjalan keluar kelas, dengan tas ransel yang terpasang di pundak kanannya saja.

~~~~~

" Wihhh, Bu nyai dah datang aja nih, pasti di kode sama Pak Arsyad kan!" Ucap gadis yang mengenakan kerudung pashmina warna coklat tua dan baju warna coklat susu.

" Nggak penting, Mama sehat kan?" Tanya Ara pada pria yang sedang memakan spaghetti masih hangat.

Yang ditanya hanya mengangguk saja, Ara tak bisa melihat wajahnya karena tertutupi dengan topi warna hitam dengan yang terpasang di kepalanya.

" Alhamdulillah, ntar aku boleh main ke rumah?" Tanya Ara, ia dari tadi sama sekali tak memperhatikan keberadaan Fatimah yang duduk di sampingnya.

" Boleh, Atika udah nyariin kamu, dia sakit," jawab Arsyad sambil menatap Ara dengan senyum yang selalu terukir untuknya.

" Hadehh, gue kayaknya jadi nyamuk deh, gue pergi ya?!" Izin Fatimah dengan lebaynya.

" Silahkan," jawab Ara dan Arsyad bersamaan dengan ketusnya.

Fatimah memberengut kesal karena tingkah kedua temannya itu, tak butuh waktu lama dia sudah pergi meninggalkan kedua temannya.

Setelah Fatimah sudah tidak terlihat lagi Ara dan Arsyad menarik nafas dengan lega, " Temen loe tuh, lebay banget!" Ucap Arsyad lalu melanjutkan makannya.

" Iya-iya, tapi suka kan?" Goda Ara kepada Arsyad yang sedang meminum jus jeruknya.

" Uhuk,uhuk,uhuk," Arsyad terbatuk karena ucapan Ara tadi.

" Kasihan mau...."

" Ara!", Ucapan Ara terpotong karena ada yang memanggilnya.

Ara dan Arsyad menolehkan kepalanya ke samping kanan, mencari-cari siapa yang memanggil tadi. Hari ini Kantin Kampus sedang sepi-sepinya.

" Gimana sama laporan kemarin?" Tanya pria yang tiba-tiba datang.

" Astaghfirullah,".

"laporan udah selesai, cuma tinggal nunggu dana aja!" Bukan Ara yang menjawab tapi Arsyad, dengan ketus

" Gue tanya Ara bukan loe!" Balas pria tadi dengan ketus.

" Ya biar, orang gue punya hak juga buat bersuara!"

" Cih, PD banget Loe jadi manusia!"

" Cih, pergi ajalah daripada dengerin kutu bicara nggak guna!" Sindir Arsyad sambil menarik tangan Ara.

" Woi gue belum selesai bicara sama Ara!" Ucap Rafi dengan geram.

Ara bingung harus memilih yang mana, ia hanya pasrah saat tangannya ditarik oleh Arsyad.

" Mau bicara sama Ara, bicara dulu sama gue!" Jawab Arsyad sambil menatap Rafi dengan ketus.

" Udah-udah, jawaban Arsyad tadi udah jelaskan Rafi, nggak perlu berantem!" Ucap Ara sambil tersenyum kikuk.

" Ngapain tuh tangan, bikin mata gue sepet, mana Loe bukan mahramnya kan?!"

" Etdah, terserah guelah, orang temen gue dari rahim ya nggak masalah!" Jawab Arsyad dengan ketus.

" Arsyad!" Peringat Ara dengan mata melotot, " Aku nggak jadi pulang, aku mau ngelanjutin tugasku dulu!" Ketus Ara, ia berlalu meninggalkan dua pria yang tadinya bertengkar tak jelas

~~~~~

" Gara-gara loe, loe itu ketua juga bisanya komen tanpa bantu, Ara itu lelah!" Ucap Arsyad dengan mata melotot.

" Orang dia nggak hilang lelah juga!" Balas Rafi dengan sengitnya.

" Lo mana tahu, Ara itu lelah pikiran sama lelah batin, loe mau orang yang loe sayangi depresi?" Tanya Arsyad dengan geramnya.

" Lo itu bil.... "

" Mau ngelak juga ya elo, loe sayang kan sama Ara?, Gue juga sayang sama dia, why?, Karena dia saudara kembar gue!" Ucap Arsyad.

" Jangan kebanyakan ngelawak loe jadi manusia itu, mana ada Ara punya kembaran kayak loe?!?"

" Nggak nyambung bicara sama loe itu!"

Arsyad beranjak meninggalkan Rafi, ia menuju parkiran.

~~~~~

" Loe nggak papa kan gue repotin?" Tanya Rafi pada Ara yang sedang fokus menatap layar Laptop miliknya.

" Emang kenapa, oh karena ucapan Arsyad tadi ya, anggap aja angin lalu!" Ucap Ara sambil tersenyum tipis.

Terlihat manis di mata Rafi, ini yang membuatnya suka dengan Ara.

" Bukan, gue bantuin sini!" Pinta Rafi, sambil menyuruh Ara untuk pindah di kursi sebelahnya.

Ara tetap kekeuh di tempatnya, ia tak mau pindah tempat sama sekali. Rafi menghembuskan nafasnya kasar.

" Hitungan ke tiga nggak pindah, gue...."

" Ini udah selesai Kak, aku mau pulang," ucap Ara sambil membereskan barang-barangnya.

" Aku antar!"

" Jazakumullah, tapi nggak perlu aku bawa motor sendiri tadi," jawab Ara saat semua barangnya sudah masuk ke ranselnya, " Assalamualaikum," ucap Ara.

Ara berjalan meninggalkan ruang Perpustakaan Kampus yang sedang sepi. Rafi yang melihatnya hanya diam saja, tak bergeming sama sekali. Ingin dihatinya mengucapkan 'aku sayang kamu, kamu mau kan jadi milikku?' . Itu semua hanya khayalan yang selalu berputar di pikirannya setiap dia bertemu Ara.

'kring' ada notif yang muncul di layar android miliknya, ternyata itu pesan dari Bundanya.

~~~~~

Ara mengendarai motornya sendiri menuju rumah Mama kandungnya, ia dan Mama kandungnya sudah lama berpisah dan dipertemukan kembali saat Ara kelas 11 SMA. Dan jangan lupakan dengan Arsyad,dia adalah saudara kembar Ara.

Tak butuh waktu lama menuju rumah Mamanya, kini Ara sudah sampai ke tempat tujuannya. Saat sudah sampai di depan rumah, pintu pagar terbuka otomatis. Sekaya inikah Mamanya setelah berpisah dengan Papanya, yah sebenernya semua ini bukan kesalahan mereka berdua. Tetapi ini adalah kesalahan Ibu dari Papanya yang tidak menyetujui pernikahan antara Papa dan Mamanya, dan hal menyedihkan adalah papanya menikah dengan seorang duda wanita yang memiliki dua anak perempuan yang super-super menyebalkan bagi Ara. Mereka yang telah merebut kasih sayang yang Papa berikan kepadanya dulu.

"Assalamualaikum," salam Ara saat melihat Mamanya yang berada di halaman depan sedang mengecek tanaman bunganya.

" Waalaikumussalam, eh Ara," ucap Mamanya saat melihat Ara yang berdiri di depannya, " Kok nggak barengan sama Arsyad?".

" Itu ada keperluan sama ...."

" Sama kekasih loe kan?" Tanya Arsyad yang tiba-tiba datang dengan wajah ketusnya.

" Eh, Ara pacaran nak?" Tanya Mamanya dengan wajah kaget.

" Astaghfirullah, enggak Ma, ih Arsyad tuh apaan sih, ngaco juga!" Kesal Ara.

" Kenapa nggak sampai besok aja kencan sama Rafi?" Tanya Arsyad, rasanya otak Ara dibuat mendidih olehnya.

" Aku masih sayang Kalian kok, nggak mungkin kan aku sampai besok ngerjain tugasnya!" Ucap Ara lalu tangannya bergerak memeluk tubuh Arsyad.

Bersamaan dengan itu, suara cowok kaget yang terdengar.

" Arsyad...loe pacaran, lupa ya loe sama janji yang loe buat sama gue!"

Arsyad yang mendengarnya hanya terkekeh pelan dalam pelukan Ara, ia malah tambah mengeratkan pelukannya.

" Cerita anak muda ini mah, Mama masuk dulu ya!" Pamit Mamanya lalu memasuki rumah.

" Woi kutu kupret loe denger gue nggak?" Tanya lelaki tadi dengan suara kesalnya.

Arsyad mulai melepaskan pelukannya,lalu berbalik ke belakang.

" Heh, loe yang nggak sopan ngeganggu orang pelukan, lagi nyaman-nyamannya malah diganggu!"

Ara hanya tersenyum tipis saat melihat teman Arsyad yang berteriak dengan kerasnya tadi, " jangan Senyum dong Sayang, ntar dia suka kamu gimana, kan aku yang repot!" Ucap Arsyad dengan tangan Kanan yang merangkul bahu kecil Ara.

" Kok kamu bohongnya pinter banget, dah ah aku mau masuk!" Ucap Ara sambil tangannya melepaskan rangkulan Arsyad.

~~~~~

Halo, apa kabar ini karya pertama aku di webnovel silahkan di baca.