Chereads / Renjana di Langit Malam / Chapter 2 - Part 2

Chapter 2 - Part 2

" jangan Senyum dong Sayang, ntar dia suka kamu gimana, kan aku yang repot!" Ucap Arsyad dengan tangan Kanan yang merangkul bahu kecil Ara.

" Kok kamu bohongnya pinter banget, dah ah aku mau masuk!" Ucap Ara sambil tangannya melepaskan rangkulan Arsyad.

Ara mulai memasuki rumah, ia melihat dua orang lelaki yang sedang berbincang-bincang dengan asyiknya dan di sana juga dia melihat Mamanya yang ikut duduk di samping lelaki paruh baya. Sebenarnya dalam lubi hati Ara sedikit teriris,tapi mau bagaimana lagi. Ini sudah takdir dari Allah, mungkin ini jalan yang terbaik bagi Papa dan Mamanya.

"Assalamualaikum,Om," sapa Ara pada suami Mamanya sekarang, suami??? terlihat sakit saat didengar.

"Waalaikumussalam," jawab pria tadi sambil tersenyum ramah.

" Ditunggu Atika di kamar," ucap Mama sambil menunjuk kamar atas.

Ara melihat arah yang di tunjuk Mamanya, ia lantas mengangguk.

" Aku ke kamar dulu ya Ma, Om, oh ya sama....." Ara bingung haru menyebutkan apa untuk pria yang duduk di depan Mamanya.

" Rafa,"ucapnya sambil tersenyum ramah.

Ara kikuk saat melihatnya tersenyum, tapi di lantas mengangguk lalu melangkah naik ke lantai atas. Ia sedikit merutuki dirinya saat lupa dengan siapa pria yang diajaknya bicara tadi, dia adalah pria yang kadang di temuinya di kantor Papanya.

~~~~~

" Assalamualaikum, Atika!" Salam Ara saat mulai memasuki kamar Atika.

"Waalaikumussalam, Kak Ara," ucapa Atika lirihnya.

"Bangun tidur ya, kok lemes banget?"

Atika hanya menganggukkan kepalanya pelan lalu tersenyum tipis, lengkungan bibirnya terlihat manis saat dilihat.

" Aku pingin sama Kak Ara sampai besok aku sembuh," ucap Atika dengan mata sendu.

" Lho, kan ada Mama, Kak Arsyad, Ayah juga kan!"

" Tapi aku maunya Kak Ara!" Rengek Atika dengan wajah yang menggemaskan.

" Ehm, tapi Kakak juga harus pulang ke rumah, di rumah kakak juga masih punya orang yang harus di jaga,"ucap Ara sambil tersenyum.

" Kan Kak Arkan udah gede," ucap Atika sambil mencoba bangkit dari tidurnya.

" Kan Atika juga udah gede, masa suruh temenin Kakak terus sih."

" Ahhh, iya-iya!" Kesal Atika.

" Katanya sakit, dah sembuh?" Tanya Ara memulai mengalihkan pembicaraan tadi.

" Atika nggak sakit kok, cuma kangen aja sama Kak Ara," jawab Atika sambil tersenyum manis. Gadis kecil dengan usia 5 tahunan itu tersenyum sambil memainkan boneka beruang warna kuning, yups Winnie the Pooh boneka kesukaan Ara juga sejak kecil dulu sampai sekarang, ternyata adik tirinya itu juga menyukai karakter ini.

" Kakak punya Bonek Pooh banyak banget di rumah, tapi Kakak simpen, mau main ke rumah Kakak nggak?" Tanya Ara menawarkan.

" Nggak, ntar ketemu dua adik tiri kakak yang sok cantik itu!" Tolak Atika sambil melengoskan wajahnya.

" Yaudah, nih Kakak bawain kamu gantungan Pooh," ucap Ara sambil menyerahkan gantungan kunci karakter Pooh pada Atika.

" Waaahhh, Pooh, aku suka banget, makasih Kak,"ucap Atika sambil tersenyum gembira saat memegang gantungan kunci tersebut.

" Bilangnya apa kalau di kasih?!"

" Jazakillah Kak Ara!" Ucap Atika, ia berdiri lalu berhamburan ke pelukan Ara.

" Amin barakallah, turun yuk, kamu pasti belum makan," ajak Ara pada Atika sambil menggendong tubuh kecil itu.

~~~~~

" MasyaAllah, Atika kamu minta gendong Kak Ara lagi?" Tanya Mama dengan suara lembut.

" Nggak kok Ma, aku yang nyuruh," jawab Ara, lalu mencium pipi Atika dengan gemas.

" Putri Om?", Ara yang mendengarnya melihat ke arah di mana ada dua pria yang sedang berbincang-bincang tadi.

" Ehm, gimana ya," Om Fathan sedikit bingung mau menjelaskan dari mana," ah dia Putrinya Pak Akbar dan juga Putri istri Saya," jelasnya lalu tersenyum.

" Oh, mantan suami Tante Tiara," jawab Rafa sambil mengangguk-angguk, Ara yang mendengarnya sedikit sebal. Untuk apa dia bertanya jika sebelumnya dia sudah tahu yang sebenarnya di sini, oh sungguh menyebalkan.

Yah, Ara sudah sejak lama mengenal Rafa. Bahkan sebelum Rafa menjadi rekan kerja Papanya dia sudah mengenalnya, dia adalah Kakak kelas yang selalu mengejeknya tak mempunyai Ibu.

" Dah tahu pakai nanya segala, kaya kurang kerjaan banget," sindir Ara saat Atika sudah mulai menjauh darinya.

" Kan kalau nggak tahu berarti saya harus nanya,"jawabannya sambil tersenyum smirk.

" Hah, nggak tahu, ketahuan banget bodohnya tahu nggak!" Kesal Ara sambil melotot kan matanya dan senyum mengejek.

" Ara, sama tamu kok gitu sih?" Tanya Mamanya dengan suar sedikit emosi.

" Ara bilangan ya Ma, dia yang sering ngejek Ara waktu SD dulu kalau nggak punya Mama itu mendingan nggak usah sekolah di sini!" Ucap Ara dengan kesal.

" Kapan saya bicara seperti itu?" Tanya Rafa pura-pura tak tahu.

" Huh, beda banget sama Adiknya yang lebih sedikit sopan!" Ucap Ara dengan kesalnya lalu duduk di kursi meja makan.

" Woi Ara, gue nyuruh loe ke sini bukan buat berantem tapi buat bantuin gue buat kue!" Kesal Arsyad yang tiba-tiba muncul dari dapur.

" Tau ah, Aku pulang dulu ya Ma, Om, and kamu rivalnya Rafi," ucap Ara sambil tersenyum smirk, " See you adik Arsyad, aku mau pulang banyak tugas dari dosen aku, Assalamualaikum," pamit Ara lalu mencium tangan Mamanya.

Setelah itu menyalami Arsyad," semangat Bro, masukin kue kamu ke menu caffe aku besok, kalau kuenya enak, see you more!" Ucap Ara lalu berlari keluar ruangan.

" Waalaikumussalam, dasar kakak terlak....." Belum selesai Arsyad bicara Mamanya sudah mencubit lengannya.

" Awhhh, sakit banget Ma," ucap Arsyad sambil meringis.

" Adik Kakak nggak ada bedanya!" Ucap Rafa saat Om Fathan sudah pergi dari hadapannya.

Arsyad hanya acuh dengan suara tadi, dia segera melanjutkan aktivitasnya di dapur tadi yang belum selesai.

~~~~~

" Gimana sama kuliah tadi?" Tanya Mama tirinya dengan lembut sambil membelai kepalanya yang sedang tak di tutupi kerudung.

" Alhamdulillah baik Ma, oh ya maaf tadi Ara nggak bilang kalau mampir dulu ke rumah..."

" Iya nggak papa, besok lagi kabarin Kak Arkan dan Papa kalau nggak Mama," ucap Mamanya dengan lembut.

" Kembar mana?" Tanya Ara dengan suara kesalnya.

" Kenapa, ada barangmu yang di ambil lagi kah?"

" Bukan, cuma mau ngasih pelajaran aja buat mereka,"ucapa Ara dengan nada kesal.

" Kalian itu kok dulu sama sekarang nggak ada bedanya, Mama sampai bingung sama Kalian," ucap Mama tirinya sambil memejamkan kedua matanya.

" Ahh, nggak tahu Ma sampai kapan, mungkin abis Ara nikah mereka baru sadar," ucap Ara sambil memainkan bolfoin miliknya.

" Maafkan Mama ya sayang, mereka udah di ingatkan tapi emang dasarnya mereka nggak mau nurut, apa masukkan ke pesantren aja ya?"

" Ara sih bukannya nggak setuju, mendingan nggan usah daripada cuma ngabisin uang toh kalau emang dasarnya mereka nggak mau berubah," jawab Ara dengan pandangan terarah pada bayang-bayang masa lalu dimana saat dirinya dkuku selalu di buku oleh Rafa.

" Ara, Ara!" Panggil Mama sambil mengibas-ibaskan tangannya di depan wajah Ara.

"Eh, maaf Ma kalau Ara ngelamun,"ucap Ara sambil tersenyum kikuk.

" Ngelamun siapa, Rafi atau Rafa?" Tanya Mamanya menggoda.

" Mana ada mereka berdua, nggak lah, apalagi sama Rafa tambah nggak mungkin buat Ara yang saat ini.

~~~~~

halo, ini part ke 2 dari aku,see you