Chereads / Bandits and Cookies / Chapter 3 - Episode 3

Chapter 3 - Episode 3

Nampak jelas terpancar dari air wajah Su Ying yang kelelahan, ia bersikeras untuk melepaskan ikatan tali tambang yang membelit erat kedua pergelangan tangannya. Tidak hanya itu, Su Ying juga merasakan keram pada rahangnya setelah bandit itu menggunakan kain yang menyumbat mulutnya karena tidak tahan ocehan gadis tersebut.

Su Ying bersama bandit tersebut tiba paling terakhir menyusul rombongan bandit Gunung Luo yang bergerak hari ini dan telah tiba di tempat persembunyian mereka yang disebut sarang utama.

Melihat hal yang tidak biasa dibawa oleh salah seorang dari mereka, para bandit menjadi terkejut.

"Kenapa kau membawa seseorang kesini bodoh!" Kata salah seorang bandit senior yang menghampirinya dengan bernada kesal.

"Saudara Jiu tadi mengatakan untuk mengambil apapun yang terlihat menarik dan memiliki nilai jual yang tinggi." Alasan si bandit, terdengar polos.

Bandit senior yang telah menunjukkan wajah kesal itu lantas memukul bandit yang beralasan itu.

"Kau itu,.. mengapa bodoh sekali! Perkataan saudara Jiu itu hanya berlaku pada barang saja."

Bandit yang membawa Su Ying tersebut meringis sakit menerima beberapa pukulan tanpa perlawanan. Tahu kesalahannya, bandit itu hanya bisa bermohon untuk tidak lanjut dipukuli.

Bandit senior itu bernama Yuan Gu. Laki-laki itu baru berhenti memukuli bandit yang dimarahinya selepas seseorang yang dipanggilnya dengan sebutan Saudara Jiu memintanya untuk berhenti.

"Jadi bagaimana? Apa aku bawa saja dia kembali ke kota?" Bandit yang disalahkan itu mencarikan solusi.

"Kita tidak bisa mengembalikan dia ke kota." Tukas Jiu Feng, yang juga adalah senior bandit lainnya dari para bandit.

Yuan Gu menanyakan alasannya.

"Dia sudah melihat rute menuju ke tempat persembunyian kita." Penjelasan Jiu.

Mata Yuan Gu kembali menatap kesal bandit yang sudah dipukulinya tadi, sedangkan bandit yang ditatap olehnya menunjukkan raut wajah untuk diberikan belas kasihan. Karena tidak ingin mengeluarkan tenaga, bandit senior itu hanya meninggalkan sebuah jitakan dikepala bandit yang merendah tersebut. Meskipun begitu, sebuah jitakan darinya tetap saja menyakitkan.

"Bodoh! Seharusnya kau berpikir untuk menutupi pandangannya sebelum membawa dia kemari." Yuan Gu masih terdengar kesal.

Si bandit yang diomeli olehnya itu tidak bisa berkata-kata lagi.

"Bunuh dia."

Sontak saja, kedua mata Su Ying membelalak mendengar perkataan itu. Dicarinya si pemilik suara yang terdengar berat dan dingin tersebut. Selang beberapa saat, seseorang yang dicarinya memperlihatkan diri. Dari tatapannya yang tajam, sudah nampak jelas bahwa laki-laki yang dikategorikan dalam cukup tampan ini pastilah terkenal kejam.

"Bunuh, baiklah.... Eh, tapi dia seorang gadis." Yuan Gu berkata dengan bimbang.

"Kau serius?" Jiu Feng turut mempertanyakan keseriusan laki-laki itu.

Bandit-bandit lain yang sedang berkumpul disana juga mempertanyakan keseriusan Ren Nyu—ketua bandit sementara yang menggantikan saudara tertua— melalui tatapan mereka.

"Apapun itu, tidak peduli dia seorang gadis." Ketus Ren Nyu.

"Membiarkannya hidup setelah ini hanya akan merugikan kita, resiko kita tertangkap semakin besar."

Su Ying memberontak, dirinya tidak habis pikir akan diakhiri hidupnya secepat ini. Padahal, ia baru saja mengelak dari kematian dan sekarang gadis itu diharuskan menghadapinya lagi.

"Aku rasa dia ingin mengatakan sesuatu." Jiu Feng menerawang gerik Su Ying.

Atas perintah Ren Nyu, Su Ying mendapatkan kesempatan untuk berbicara. Jiu Feng pun mengambil kain yang membekap mulut Su Ying, gadis itu terlihat ingin menangis.

Seketika air matanya meleleh begitu mulai berbicara.

"Ini semua salahmu bandit bodoh! Seharusnya kau tidak membawaku kemari! Huaaa~"

Su Ying yang masih berderai air mata menatap pada laki-laki yang memberikan tatapan dingin padanya.

"Mengapa kau begitu kejam padaku! Apa kita pernah bertemu..? Apa aku berbuat salah padamu!" Perkataannya sangat jelas mengarah pada Ren Nyu yang menyarankan untuk membunuh dirinya.

"Jelas-jelas bukan aku yang suka rela ikut dengan teman kalian yang galak itu..."

"..tetapi, kenapa aku yang kena batunya." Su Ying merengek, ia tidak terima.

Yuan Gu merasa empati mendengarnya, ia melirik marah pada si bandit yang mendatangkan masalah ini. Dia mengucapkan sebuah perkataan tanpa suara yang ditujukan pada bandit tersebut, 'awas kau setelah ini'.

Bukan hanya Yuan Gu, Jiu Feng dan beberapa bandit pun merasa tidak enak hati mendengarkan rengekan gadis itu.

"Ji-Jika yang kalian permasalahkan adalah karena aku melihatnya jalannya. Percaya padaku, aku tidak memiliki ingatan sebaik itu." Su Ying berterus terang dengan tangis tersendu-sendu.

"Bahkan jika aku melihat di sepanjang perjalanan, apa gunanya mengingat pohon, batu dan gunung."

"Aku tidak ingat jalannya sama sekali...Aku adalah orang asing, asal kalian tahu." Gadis itu bersikukuh, berkata jujur.

"Yuan Gu." Ren Nyu tampak bersiap memerintahkan.

Mendengar namanya dipanggil, Yuan Gu menyahuti. Laki-laki itu menunggu perintah, ia berfirasat Ren Nyu tidak akan tahan dengan pembelaan diri dari gadis tersebut.

"Kau yang lakukan eksekusi nya." Tukas Ren Nyu.

Tidak sedikit orang yang terkejut dengan ketegasan Ren Nyu, bahkan Yuan Gu. Laki-laki itu bimbang harus melaksanakan perintahnya. Dirinya memang pernah membunuh wanita tetapi bukan wanita yang tidak berdaya seperti Su Ying.

Sementara itu, tangis Su Ying semakin menjadi-jadi.

"Baiklah." Meski tidak berkenan, Yuan Gu tidak ada kekuatan untuk membantah seorang pemimpin di kelompoknya.

"Apa kalian tidak memiliki hati!!!"

"Aku tidak mau mati!!"

Jiu Feng membekap kembali mulut Su Ying dengan kain yang telah disumpalkan padanya tadi, meskipun ia benar-benar tidak tega.

"Maaf ya." Tulus Yuan Gu.

Sebilah pedang besar berada di tangan Yuan Gu, ia berencana menghunuskannya tepat ke jantung Su Ying. Dia ingin gadis itu seketika mati tanpa lama merasa kesakitan.

Gadis itu masih menangis hingga matanya terlihat membengkak. Tubuhnya yang sedang terlilit pada sebuah tumpuan kayu itu terlihat bergetar saking takutnya ia melihat sebuah senjata sengaja diarahkan padanya.

Jantung Su Ying berdegup tidak karuan. Su Ying tidak tahan dengan cara mati sesadis ini, ia lebih rela mati terkena serangan jantung sekarang.

Dia merasa diri sebagai orang yang paling sial. Baru saja mengalami kematian dan beruntung hidup kembali, tetapi secepat itu juga kematian baru ingin melahapnya.

Bahkan cara mati pun mengenaskan.

Sesaat ujung parang Yuan Gu hampir mengenainya, suara seseorang mengacaukan tindakannya.

"Berhenti!"

Su Ying hampir pingsan karena takut. Pemilik suara itu mendadak jadi pusat perhatian sebab berani menghentikan tindakan yang mana adalah perintah langsung dari ketua bandit.

"Apa yang kalian lakukan? Kalian telah menakuti gadis ini." Seorang wanita tua menurunkan senjata yang dipegang oleh Yuan. Sorot matanya seolah ingin mengajak berkelahi laki-laki yang bertindak karena perintah itu.

"Apa yang bibi lakukan disini..?" Kedatangan Ren Nyu tidak membuat wanita tua yang dipanggil bibi itu bersikap segan.

Wanita itu mendatangi Ren Nyu seolah sudah akrab.

"Aiya, mengapa kau memperlakukan seorang gadis seperti ini..?"

Su Ying menaruh harapan agar wanita yang dipanggil bibi itu dapat membantunya. Dan hal itu, dipahami oleh wanita tua itu.

"Jangan membunuhnya." Tukas halus wanita itu.

"Dia ancaman bagi keluarga, aku harus memutuskan yang terbaik demi semuanya." Ren Nyu masih berkutat pada kesimpulan awalnya.

"Kalau begitu, lakukan sesuatu tanpa harus membunuhnya."

"Apa ada pilihan lain...?" Yuan Gu menanyakan.

"Buat gadis ini agar menjadi bagian dalam keluarga."

Ucapan wanita tua itu membuat siapapun menjadi tercengang. Wanita yang dipanggil Bibi Yu itu menanyakan bagaimana pendapat Ren Nyu jika gadis tersebut menjadi istrinya.

"Bagaimana pendapatmu? Apa kau menginginkan gadis itu..?"

Su Ying menolak dalam hatinya. Dirinya ingin terbebas dari tempat ini. Menikahi bandit? Yang ada dia akan terikat di tempat ini selamanya, tidak bisa melepaskan diri. Dan lagi, pilihannya jatuh pada Ren Nyu yang memerintahkan ia untuk dibunuh. Su Ying mengutuk keras hal ini.

"Tanya padaku bi,.." Yuan Gu menyela pembicaraan. "Kalau aku mau saja."

Bibi Yu menanggapi, namun bisa dianggap mengacuhkan. "Bibi tidak menanyakannya padamu."

Mata Ren Nyu melirik Su Ying sepintas. Dilihatnya pandangan gadis itu jelas memusuhi dirinya.

"Aku tidak tertarik." Putusan Ren Nyu, akhirnya.

Bibi Yu mengomentari kelebihan gadis tersebut. "Dia ini cukup cantik, sangat disayangkan jika kau membunuhnya."

"Jika bibi menyenangi nya, pasangkan saja dia dengan Honghui."

Yuan Gu menyayangkan perkataan ketua Ren. Padahal gadis itu bisa diberikan kepadanya saja, lagipula sudah dikatakan olehnya bahwa ia mau saja dengan Su Ying.

Sementara itu, Su Ying yang sebal dibuat bingung dengan tersebutnya nama baru yang diikatkan padanya.

"Honghui? Siapa lagi itu?" Gadis itu meracau tidak jelas.

"Baiklah, kalau kau tidak berminat padanya. Apa boleh buat,.." Bibi Yu tidak lagi mengganggu Ren Nyu.

"Honghui!!"

Kedua mata Su Ying mencari-cari sosok yang dipanggil wanita itu. Ia syok bukan main, pemuda bertubuh gempal terlihat berlari mendatangi mereka.

"Itu Honghui?" Su Ying menatap tidak percaya.