Chereads / Bandits and Cookies / Chapter 5 - Episode 5

Chapter 5 - Episode 5

Sosok pria suruhan Bibi Yu membawa masuk Su Ying ke dalam bilik kamar. Dalam penglihatan gadis itu, ia mengamati bahwa keseluruhan dinding dalam kamar tersebut berbahan kayu dan tampak rentan lapuk, bahkan tidak ada jendela. Interior barang di dalamnya pun terkesan biasa saja. Dari awal, Su Ying sudah mendengar dirinya akan dibawa ke kamar pribadi Bibi Yu—dirinya mengira Bibi Yu yang memiliki pengaruh cukup besar akan diperlakukan bak bangsawan di dalam keluarga bandit Gunung Luo, tetapi nyatanya tidak.

Sesampainya Su Ying, gadis tersebut didudukkan pada sebuah kursi kayu, dihadapkan dengan wanita yang hendak merias nya.

"Aku pergi dulu, Bi." Jiu Feng undur diri. Laki-laki itu telah mengantarkan Su Ying ke dalam kamar Bibi Yu. Kini, ia harus pergi untuk melanjutkan tugasnya yang lain—membantu para saudara bandit lainnya dalam mempersiapkan segala hal berkenaan dengan pernikahan saudara tertua.

Bibi Yu mengangguk mengerti, tetapi sebelumnya wanita itu telah berterima kasih padanya.

"Bibi akan mengeluarkan kain yang berada di dalam mulutmu."

Setelah mengambil kain tersebut, Su Ying bersikap tidak seperti sebelumnya—berteriak, meronta-ronta meminta dilepaskan. Kali ini, dia lebih pasif, menunjukkan ketidaksukaan dan kemarahannya cukup melalui tatapan.

Wanita paruh baya itu dapat merasakan dirinya di tatap dingin, ia hanya bisa berinisiatif memulai pembicaraan berharap bisa memudarkan kemarahan dalam hati Su Ying terlebih dulu sebelum mengerjakan pekerjaannya.

"Apa nona senang mendengarkan cerita?" Tanya Bibi Yu.

Sayangnya, gadis itu enggan untuk merespon perkataannya. Meski begitu, wanita tua itu tetap melanjutkan.

"Asal nona tahu saja, awalnya bibi juga bukanlah orang yang tinggal di sisi keluarga ini dengan sukarela." Pengakuan Bibi Yu.

Pengakuan itu, diam-diam didengarkan Su Ying walaupun kelihatannya gadis itu tampak acuh saja.

Bibi Yu lanjut menceritakan tentang dirinya hingga bagaimana wanita tua sepertinya diangkat menjadi bagian dari keluarga bandit yang paling ditakuti.

"Bibi berasal dari kota Xinyang. Kota kecil, juga berjarak cukup dekat dengan Gunung Luo selain Kota Xzuyuan.

Bibi sudah berkeluarga, dikaruniai satu putri dan bahkan telah memiliki cucu berusia dua tahun."

Meskipun di usianya yang telah menginjak setengah abad, wanita tua itu masih kuat bekerja sebagai juru masak di sebuah kedai makan di kotanya. Pekerjaan itu dilakukannya di kedai tersebut, terhitung berlangsung hampir dua puluh tahun lamanya. Sampai suatu ketika,...

"Tetapi, di hari itu, orang-orang dari Gunung Luo memasuki kota dan banyak berbuat kehancuran. Tempat dimana Bibi bekerja pun, tidak luput dari kekacauan yang disebabkan ulah segerombolan mereka."

Dalam kekacauan di hari itu, meski kelompok bandit tersebut belum sebesar saat ini tetapi kerusakan yang diperbuat mereka cukup parah. Wanita itu tidak mungkin melupakan sosok dingin dan kejam dimasa itu... Pemimpin Bandit Gunung Luo.

Tidak lain, Saudara Tertua—Honghui. Laki-laki itu bertanggung jawab besar atas yang terjadi di kotanya pada hari itu. Sebagaimana tindakan dari para bandit Gunung Luo, juga adalah bagian dari perintahnya sebagai ketua bandit.

Su Ying mengira sosok Honghui dari awal adalah pria yang tidak normal sejak lahir. Namun, setelah cerita ini, pandangannya terhadap laki-laki itu berubah. Citranya di mata Su Ying menjadi lebih buruk lagi.

Bibi Yu keasikan bercerita.

Hari itu diceritakannya bahwa ia dan pekerja lainnya di kedai dirisak oleh bandit bawahan Honghui dan dikumpulkan dalam sebuah barisan. Tetapi siapa yang menyangka Bibi Yu terlalu berani memarahi Honghui. Dan karena itu, diakuinya aksinya itu hampir membuat nyawanya sendiri melayang di tangan Honghui.

Tetapi entah mengapa sosok dingin itu tidak jadi membunuhnya. Dan sejak saat itu, Bibi Yu dipaksa menjadi juru masak para bandit di Gunung Luo.

"Tadinya Bibi benar-benar tidak rela, bekerja di atas perintah bandit..." Tetapi, wanita itu mengungkapkan bahwa beberapa lama tinggal bersama para bandit tersebut di tempat persembunyian mereka, ia baru memahami alasan Honghui membawanya.

"Dia bandit yang sangat kejam dan berhati dingin, tetapi setelah berada disini cukup lama... Bibi justru melihat bahwa seluruh bandit yang ada disini hanyalah seorang anak kecil, seseorang perlu mengurusi mereka." Wanita itu berterus terang, tidak pernah sekali pun Honghui maupun bandit bawahan nya membuat dirinya tersiksa selama ia bersama mereka.

Padahal, diawal ia bekerja, memasak untuk para bandit tersebut. Bibi Yu mengaku, selama sebulan dirinya tidak pernah membuat sarapan yang lezat, melainkan sarapan yang dibuatnya memiliki cita rasanya sangat buruk dan bisa membuat sakit.

Tetapi, respon Honghui terhadap masakannya berbeda dari yang diinginkan wanita itu. Bibi Yu menginginkan Honghui untuk mengakui masakannya buruk biar dirinya bisa dilepaskan. Justru laki-laki itu selalu menghabiskan sarapan yang dibuat olehnya tanpa bersisa, tanpa kompromi dengan rasa makanannya.

Siapa yang mengira—Honghui bahkan tegas dengan aturan bagi para bandit di kelompoknya yang mengharuskan menghabiskan sarapan tanpa ada alasan.

"Sewaktu dulu bekerja di kedai makan, kami juru masak diminta menyelesaikan pesanan makanan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Juru masak harus gesit, sehingga sangat mudah terluka. Tetapi, orang-orang bahkan tidak tahu malu mengkritisi makanan dan begitu mudah membuang makanan yang tidak mudah disiapkan."

"Bagi juru masak seperti ku, menghabiskan makanan yang dibuat oleh tangan kami dengan susah payah, hal itu menunjukkan rasa hormat yang tinggi." Dan sejak saat itu, Bibi Yu mulai memasak dengan benar. Walaupun tidak membenarkan apa yang dilakukan kelompok Honghui, tetapi dirinya tidak bisa memalingkan diri dari mereka yang membutuhkannya.

Mendengar sepenggal cerita dari Bibi Yu sepenuhnya, pemikiran Su Ying sedikit terbuka. Dirinya jadi penasaran, seperti apa perangai asli dari Honghui... Apakah dirinya memang hanya sosok dingin dan kejam di masa lalu?

Apa yang yang membuat lelaki itu sampai menampakan sisi yang berkebalikan dari sikapnya yang dahulu...?

"Bibi tahu kau kesal, bagaimana pun tidak ada seorang pun yang ingin mencoba berada di posisi mu saat ini." Menjadi bagian dari keluarga bandit dan lagi menikahi seorang idiot...siapa yang berkenan?

"Tetapi saat ini, ini adalah pilihan terbaik yang dapat menjaga keselamatan mu." Tukas Bibi Yu.

Su Ying tidak membantah hal tersebut, karena pada dasarnya nyawanya memang diselamatkan melalui pilihan itu...

Sayangnya, baginya terjebak disini, itu juga adalah hal buruk. Mungkin ini adalah kesempatan hidup kedua yang diharapkanya, dan gadis itu tidak ingin hal ini disia-siakan begitu saja olehnya. Di kehidupan yang baru ini, Su Ying ingin berusaha lagi untuk mencapai impiannya. Keberhasilannya dalam bisnis kue kukis (cookies) jika berhasil, itu adalah kebahagiaan besar baginya.

Tetapi, yang terjadi saat ini adalah dia harus menyerah dengan mimpinya karena dibelenggu keadaan ini..?

"Bisakah anda memberikan ku waktu sejenak untuk menyendiri...?" Pinta Su Ying.

"Memikirkan diriku menjadi bagian dari ini, membuatku sedikit pusing dan merasa sulit untuk bernafas." Kata gadis itu, menekankan.

"Biarkan aku menenangkan diri sementara waktu."

Bibi Yu merasa sedih akan tekanan batin yang dirasakan Su Ying. Ia hanya bisa membiarkan permintaan gadis itu kali ini.

"Baiklah, bibi mengerti. Tenangkan dirimu." Kata Bibi Yu.

Demi kenyamanan gadis itu, Bibi Yu juga melepaskan ikatan yang membelenggu gadis tersebut. Su Ying tidak menyangka tindakan wanita itu.

Sebelum melangkah keluar dari ruangan, Bibi Yu berpesan. "Meskipun bibi tidak disini, akan ada seseorang yang mengawasi dari luar. Harap menggunakan waktu ini untuk melepaskan beban di hatimu." Wanita tua tersebut mengingatkan dengan halus.

"Bibi harap nona tidak akan bertindak macam-macam..."