Hal ini tentu saja bisa dilihat dari bagaimana raut wajah pemuda itu yang tampak sangat terkejut dan tidak menyangka sedikitpun serta dirinya juga sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi selain mengepalkan kedua tangannya karena dirinya harus menahan amarahnya supaya tidak kelepasan atau sampai memukul Bianca.
"Aku sama sekali tidak peduli siapa dirimu. Seharusnya kamu bisa bercermin tentang siapa dirimu yang sebenarnya, setidaknya temanku ini sudah berani mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada mu. Tapi, aku benar-benar sangat yakin jika kamu tidak akan pernah bisa mengatakan maaf kepada orang lain meskipun kamu tahu bahwa dirimu yang bersalah," lanjut Bianca menyeringai.
"Bianca, untuk apa kamu berbicara seperti ini? Hentikan!" bisik Nadia dengan takut.
Tentu saja Nadia itu takut jika adiknya akan mendapat masalah setelah ini, dan ini adalah permasalahan dirinya sendiri. Jadi, ia benar-benar tidak enak jika harus melibatkan Bianca seperti ini.