"Hai, Nick," sapanya.
Setelah sekian lama Nick baru melihatnya berpenampilan sopan; kemeja pink longgar dipadu dengan celana jeans biru panjang. Nick mengajaknya untuk duduk, lalu menyuguhinya teh manis. Celia menerimanya dengan canggung. Tidak seperti biasanya.
"Ada apa, Cel?" tanya Nick.
"Aku kemari untuk meminta bantuan darimu."
"Apa itu?"
"Aku baru saja keluar dari pekerjaanku. Bosku, maksudku mantan bosku sangat menjijikan. Dia ..." Suara Celia bergetar. "Dia adalah pria mata keranjang. Dia selalu menggangguku. Aku kesal sekali ketika dia ..." Celia menunduk, wajahnya tampak menyedihkan.
"Kenapa? Apa yang dia lakukan padamu?"
"Dia ..." Celia melipat tangannya di dada, seolah melindungi diri. "Dia menciumku dengan paksa, lalu ..." Celia menahan tangisnya, tapi lalu pecah. "Si Berengsek itu meraba-raba payudaraku lalu semuanya terjadi begitu saja." Celia menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia terisak-isak.
