"Nicky!" bentak ayahnya. "Cuminya gosong, Nak!"
"Apa?" Nick terkejut lalu mengangkat cumi yang berwarna coklat tua dari penggorengan.
Tiba-tiba ia teringat saat di kamar hotel bersama Milly. Ia sedang menggoreng ikan kakap. Karena ia sibuk mencium Milly, ikan kakapnya nyaris gosong.
"Apa kamu baik-baik saja, Nick?" Ayahnya menatapnya cemas. "Sebaiknya kamu pulang dan beristirahat."
"Tidak. Aku baik-baik saja," kata Nick berbohong.
"Matamu berair. Apa kamu menangis?"
"Bukan. Mataku terkena asap dari penggorengan." Nick mengerjap-ngerjap.
Ia membereskan cumi gosong itu, lalu mulai menggoreng yang baru.
"Sudah. Biar Papa saja yang kerjakan." Ayahnya merebut sutil dari tangannya. "Kamu sebaiknya menerima orderan di depan."
Nick mengangguk. Ia mencuci tangan, lalu berjalan gontai menuju ke depan. Ia mencatat pesanan dengan wajah masam. Ia menatap ke kursi tempat ia dan Milly pernah makan malam bersama. Saat itu, Milly memakan ikan kerapu buatannya dengan lahap.