Marshal terkekeh. "Ya, pokoknya kamu bisa menginap di sini kapan saja kamu mau. Okay?"
Milly mengangguk sambil memaksakan senyumannya. "Okay."
Syukurlah, Milly mulai bisa mengontrol dirinya untuk tidak menangis lama-lama. Kini, ia malah tersenyum sambil meneteskan air mata yang tersisa di pelupuk matanya. Ia pasti terlihat jelek sekali.
"You know what, I love you, Marshal." Milly kembali memeluk kakaknya dengan sayang.
"I love you too, Sis." Marhsal mengusap-usap punggung Milly. "Please, don't cry. This day is my wedding day. You have to smile and happy for me."
"Of course, I'm happy for you and Ika. Happy wedding, Marshal. I'm gonna miss you so much."
"I'm gonna miss you too."
Milly merasa bahagia sekaligus sedih. Selama ini ia selalu menganggap Marshal seperti miliknya seorang. Ia memang adik yang sangat manja pada kakaknya. Bahkan, di hari spesial seperti ini pun Milly masih tidak bisa merelakan Marshal sepenuhnya untuk Ika.