Lampu-lampu jalanan bergerak-gerak dengan cepat di depan matanya. Perutnya terasa sangat sakit dan mulas setiap lima belas menit sekali. Rasanya seperti tulang-tulang tubuhnya diremukkan sekaligus dalam waktu bersamaan, lalu digiling oleh setum hingga ia rata dengan tanah.
Fenita menahan sakit hingga ia menggigil. Wajahnya menjadi pucat seperti yang tidak ada darahnya. Hal itu sangat bagus.
Fenita sengaja meminum ramuan obat cina atas saran Bu Yusi. Ramuan itu berguna untuk menggugurkan kandungan.
Selama beberapa hari setelah ia dinyatakan blighted ovum oleh sang dokter, Fenita sempat memeriksakannya ke dokter yang lain. Semua dokter mengatakan hal yang sama. Bayinya tidak ada dan ia harus melakukan operasi kuretase.
Akhirnya, setelah meyakinkan dirinya bahwa ia memang tidak akan pernah meneruskan kehamilannya, Bu Yusi memberi ide untuk memanfaatkan situasi ini. Kebetulan sekali, hari itu Helen akan melakukan arisan bersama teman-teman sosialitanya.