Marshal terkekeh. "Tidak juga. Tanganmu kan yang satu lagi sedang sakit. Bagaimana aku mengajarkanmu untuk menanam?"
Ika ikut tertawa. "Kamu benar. Ya sudah kalau begitu, apa yang akan kita lakukan di sini?"
"Kita berjalan-jalan saja," ucap Marshal.
Marshal menggandeng tangan Ika dan kemudian mereka berjalan melewati hamparan sawi hijau yang sudah siap untuk dipanen. Lalu ada brokoli dan juga jagung. Mereka melihat-lihat segala sayuran yang segar untuk menyegarkan mata.
Seorang petani yang sedang memanen wortel, mengangkat tangannya dan menyapa Marshal. Ika melihat Marshal dengan heran. "Memangnya kamu kenal dengan bapak itu?"
"Ya. Dia adalah karyawanku, namanya Pak Amin. Orangnya rajin sekali."
Ika membuka matanya. "Karyawan? Jadi kamu yang mempunyai tempat ini?"