Seketika jantung Ika berdebar dengan sangat kencang. Ia tidak menyangka jika ia akan bertemu dengan Marshal sekarang juga. Ia masih belum mempersiapkan diri.
Seharusnya ia menghabiskan makannya sejak tadi. Sial, gerutu Ika dalam hati. Ia malah sibuk melihat-lihat foto di meja belajarnya. Ika merasa canggung pada Marshal. Pria itu pasti akan menatapnya dengan caranya yang meresahkan.
Ika merapikan topi kupluknya dan kemudian duduk dengan rapi. Piringnya aman berada di atas meja lipat kecil di depan perutnya.
"Hai. Iya, masuklah," ucap Ika gugup.
Ia menyendok dan kemudian menjejalkan nasi itu ke mulutnya. Ia sengaja memenuhi mulutnya dengan makanan supaya ia tidak perlu banyak berbicara pada Marshal.
"Maaf. Aku mengganggu makan malammu ya," ucap Marshal sambil terkekeh. "Apa aku perlu menunggu di luar saja?"
"Tidak usah," ucap Ika dengan mulut yang penuh.