Ayahnya Ika menyebut dirinya 'papa', membuat Marshal jadi canggung. Bagaimanapun juga ia adalah calon mertuanya Marshal. Suatu hari nanti ia pasti harus memanggilnya 'papa', hanya saja Marshal masih belum terbiasa.
"Papa harus kuat. Sekarang ini Ika sudah ditangani oleh dokter. Semuanya pasti baik-baik saja. Kita sama-sama berdoa pada Tuhan agar operasinya berjalan dengan lancar."
Ayahnya Ika mengangguk. Ia menghapus air matanya dan kemudian menarik napas dalam-dalam. Calon mertuanya itu kemudian melepaskan tangannya dan memalingkan wajahnya.
Tak berapa lama kemudian, Nick datang sambil membawa tiga botol kopi instan. Ia menyerahkannya pada Marshal dan ayahnya Ika. Kopi itu terasa dingin.
"Aku membelinya melalui vending machine," ujar Nick sambil tersenyum.
"Thanks, Nick," kata Marshal sambil mengangguk.