"Apa ini, Li?" Martin menunjuk bekas luka cacar air di bawah lekuk payudara Li.
Wajah Li masih diliputi gairah. Napasnya terengah-engah saat ia menatap wajah Martin. Ia menegakkan tubuhnya dan kemudian menunduk untuk melihat payudaranya sendiri. Sepertinya Li merasa canggung. Pipinya memerah seperti tomat yang masak.
"Apa ya?" tanya Li. "Payudara?"
"Maksudku, ini ada sebuah tanda kemerahan," tunjuk Martin.
"Oh. Ini adalah bekas luka cacar air. Waktu SD aku terkena cacar air karena tertular dari Lupi. Teman sekelas Lupi ada yang terkena cacar air tapi masih disekolahkan oleh orang tuanya. Kebetulan waktu itu aku dan Lupi tidak satu kelas. Ayahku sampai marah-marah dan kemudian protes ke pihak sekolah. Aku malu sekali waktu itu. Saat aku masuk ke kelas, teman-temanku yang lain jadi bersikap menjauh padaku."