Pernyataan cinta Li sungguh telah membuat hati Martin bagaikan meledak menjadi ribuan bintang yang bercahaya indah. Martin terlalu beruntung menjadi seorang pria sederhana karena memiliki hati seorang wanita sempurna di hadapannya.
Tiba-tiba Li memiringkan wajahnya dan mencium Martin lebih lagi. Ciuman itu jauh lebih bersemangat dari sebelumnya. Martin tidak tahu bagaimana caranya untuk mengendalikan tangannya untuk tidak menyentuh tubuh Li yang lain selain tangannya.
Ia ingin sekali meremas payudara Li yang tampak kencang dan berisi itu, tapi ia tidak berani. Martin memerintahkan pangkal pahanya untuk tidak protes. Percintaannya kali ini dengan Li hanya akan sebatas ciuman dan pelukan saja, tak lebih dari itu.
Martin melepaskan ciumannya sesaat hanya untuk menarik napasnya. Kemudian mereka kembali tenggelam dalam ciuman yang memabukkan. Tubuh Martin bergetar saat Li menyentuh bibirnya dengan lidahnya.