Helen menautkan alisnya sambil memandang sinis ke arah Efran. Si wanita tua itu mengganggunya saja. Jika wanita itu ingin mendapatkan perhatian dari suaminya, seharusnya ia berpenampilan lebih baik lagi.
Seharusnya Fenita tahu jika Efran menyukai wanita seksi. Bukan salah Helen, jika ia bisa lebih cantik dan menarik dari Fenita.
Efran mengangkat telepon dari si wanita tua dan berkata, "Halo, Sayang? Ada apa meneleponku? Oh, maaf. Uhm … aku sedang bersama Helen."
Efran tampak kesal. Ia mendengus pelan. "Bukan begitu. Ponselku tidak ada suaranya." Ia tersenyum ke arah Helen.
Sebelah tangannya mengusap-usap salah satu payudara Helen. Hal itu membuat Helen menjadi geli. Ah, ia senang sekali karena meskipun Efran sedang menelepon dengan istri pertamanya, ia masih tetap mendapatkan perhatian dari Efran.