Jantung di dada Li berdebar-debar dengan cepat. Apa yang Martin bicarakan? Apa pria itu hendak menciumnya lagi? Li merasakan tangan dan kakinya gemetaran.
Ia sudah terbiasa berhubungan dengan para pebisnis dari berbagai negara. Ia sering mengobrol dan makan malam bersama dengan orang-orang. Namun, mengapa baru kali ini ia merasa segugup ini?
Sungguh, selama ini ia tidak berpengalaman dengan pria. Martin adalah pria pertama yang pernah menciumnya dan membuat hatinya terenyuh. Bagian bawah tubuhnya menggelenyar mengingat ciuman itu.
Li bisa tampak seperti orang bodoh jika ia gugup terus seperti ini. Ia melihat ke arah lain dan tidak berani menatap mata Martin. Wajahnya memanas. Pipinya pasti merah seperti tomat. Ia mengaduk-aduk bibimbap-nya dan kemudian menyendok sedikit. Nasi itu masih panas.
Jadi ia mengambil sedotan dan menarik gelasnya. Ia meminumnya dan terkejut ketika apa yang ia minum rasanya berbeda.
Li menoleh dan melihat bahwa ia telah meminum jus jeruk milik Martin.