Pagi harinya, Milly terbangun dalam keadaan terkejut. Tubuhnya berkeringat, napasnya terengah-engah. Ia menoleh ke samping dan menemukan kasurnya kosong tidak ada siapa-siapa.
Jantungnya berdetak dengan sangat cepat. Tiba-tiba air mata mengalir membasahi pipinya.
"Nick, kamu benar-benar pergi," isaknya sambil memejamkan mata.
Milly turun dari kasurnya dan kemudian berjalan menuju ke kamar mandi. Ia terkejut ketika melihat ada flek di celananya cukup banyak.
Ia teringat bahwa sejak tadi malam ia tidak minum obat penguat kandungan. Setelah selesai urusan di kamar mandi, Milly berjalan perlahan menuruni tangga menuju ke dapur. Hatinya sedih karena biasanya Nick yang menyiapkan sarapan untuknya. Kini tidak ada makanan yang bisa ia makan, ia harus mengolahnya sendiri.
Kepalanya terasa pusing dan tubuhnya lemas Tidak ada tenagasama sekali untuk memasak.