Lupita terkejut ketika Martin mencium pipinya. Ia tersenyum tapi alisnya mengkerut karena bingung. "Kenapa kamu mencium pipiku?"
"Memangnya aku tidak boleh menciummu?"
"Bukan begitu. Hanya saja, aku kan sedang menceritakan tentang Li. Kenapa kamu malah menciumku?"
"Itu karena aku senang memilikimu sebagai kekasihku," ucap Martin. "Kamu bukanlah seorang model papan atas atau pun bos besar yang memiliki produk kecantikan mahal yang dipakai para artis."
"Memangnya kenapa?"
"Aku lebih suka kamu yang seperti ini. Kita sama-sama seorang pianis. Kita merangkai nada-nada menjadi suatu alunan musik yang indah. Kita mempelajari sesuatu yang rumit dan bernilai karya seni yang tinggi. Kita disiplin dalam mempelajari setiap nada, merasakan setiap emosi, dan menghidupi musik itu sendiri.