"Jelaskan padaku, Ika. Apa yang telah kamu lakukan dengan Marshal?" tanya Milly yang sudah kehabisan kesabaran sambil menarik napas dalam-dalam.
Ika menurunkan tangannya perlahan. "Mil, aku merasa tidak enak menceritakannya padamu. Marshal kan kakakmu."
"Ayolah. Jangan membuatku penasaran. Aku berjanji akan mendengarkan dengan baik." Milly mencoba meyakinkan Ika. Ia merasa es campurnya jadi tidak enak lagi.
"Jadi begini … Waktu itu aku dan Marshal sedang berduaan di vila."
"Vila mana?" cecar Milly.
"Vi-vila yang di jalan Kangkung Utara."
Milly melebarkan matanya. "Kamu tidur bersama Marshal di sana?"
Sebenarnya Milly tidak bermaksud menuduh Ika seperti itu. Hanya saja ia sendiri tidak dapat mencegah wajahnya untuk terperangah seperti itu.
"Aku dan Marshal hanya berciuman dan … yah begitulah. Aduh aku malu, Mil." Ika menutup wajahnya lagi dengan tangan. Milly berusaha untuk tidak menginterupsi perkataan Ika. Akhirnya Ika berhasil mengendalikan dirinya.