Terdengar suara Milly dari kejauhan. "Marshal!"
Milly menghampirinya sambil membawa kantung kertas berisi tempe goreng. Leona menunduk, tidak mempedulikan kehadiran Milly.
"Bagaimana? Sudah membeli tempenya?" tanya Marshal dalam bahasa Indonesia. Ia sudah terbiasa berbicara dengan adiknya dalam bahasa Indonesia. Padahal saat di Indonesia ia suka mencampur-campur bahasa dengan Inggris.
"Sudah. Tadi aku mengantri panjang sekali," kata Milly sambil menunjuk antrian tempe yang semakin mengular.
"Oh, begitu ya. Boleh aku minta tempenya? Pasti enak jika dimakan dengan rawon. Kamu mau rawonnya?"
Milly tampak gembira. "Aku suka makan rawon."
Adiknya itu langsung menyendok rawon milik Marshal, lalu mengeluarkan tempe dan memakannya dengan lahap.
"Aku juga mau tempenya," kata Marshal. Ia mengambil tempe dan menggigitnya.
Seketika ia nyaris lupa akan kehadiran Leona di sana. Wanita itu tiba-tiba berdiri. "Permisi, aku harus pergi."
"Leona! Tunggu sebentar …"