Chereads / Inverse : New Love Story / Chapter 36 - 24-Pagi Yang Panas

Chapter 36 - 24-Pagi Yang Panas

Mereka telah sampai di Las Vegas setelah sekitar 30 jam perjalanan. Setibanya di sana, keduanya langsung disambut okeh beberapa orang kepercayaan Yudistira. Tak terkecuali dengan Evan yang sudah berangkat ke Las Vegas terlebih dahulu.

Mereka tengah berjalan di koridor hotel berdampingan. Yudistira masih terlihat fresh. Bahkan, dia bisa berjalan dengan tegap dan berwibawa. Berbeda dengan Adeeva yang terlihat letih. Dia sangat mengantuk. Gadis itu berjalan sempoyongan, layaknya orang mabuk.

"Apa kamarku masih jauh, Sir?" Tanya Adeeva. Sungguh, dia butuh tidur sekarang juga.

Tak ada jawaban dari Yudistira. Tetapi, tanpa sepengetahuan dari Adeeva, pria itu menghentikan langkahnya dengan sengaja.

Adeeva yang tengah berjalan dengan mata setengah terpejam akhirnya menabrak punggung kokoh milih Yudistira. Matanya yang mengantuk tiba-tiba terbuka lebar karena rasa sakit yang menyerang dahinya. Tubuh Yudistira sekeras tembok. Adeeva jamin, dia tidak mampu mendorong Yudistira.

"Sakit!" Kesal Adeeva. Kakinya menghentak lantai cukup kencang. Bibirnye mengerucut, memperlihatkan wajah menggemaskan gadis itu.

"Kau bilang, kau ingin membuatku jatuh cinta. Tapi, mengapa kau tidak melakukan apapun?" Entah mengapa, pertanyaan ini tiba-tiba muncuk di benak Yudistira. Dia memang ingin mencoba untuk mencintai Adeeva. Menurutnya, Adeeva gadis yang penuh misteri.

Tetapi, setelah mendengar niat Yudistira yang akan mencoba mencintai Adeeva, gadis itu malah terlihat biasa saja dan tidak terlalu antusias. Selain itu, tak ada tindakan manis dari Adeeva yang menunjukkan usahanya dalam membuat Yudistira jatuh cinta.

"Kau ingin aku mencintaimu 'kan?" Tanya Yudistira.

Adeeva mengangguk lemas. Dia benar-benar mengantuk. Kepalanya sudah hampir terjatuh.

"Kenapa kau tidak mencoba menyentuhku, atau melakukan sesuatu agar aku bisa mencintaimu?" Tanya Yudistira lagi.

Terdengar tarikan nafas berat dari gadis di depannya. Adeeva mengunci pandangannya dengan Yudistira menggunakan mata sayunya. Jari-jemari Adeeva kini membentuk pola abstrak di permukaan dada Yudistira.

"Karena kau sudah mencintaiku, Sir." Jawab Adeeva sebelum akhirnya gadis itu terlelap begitu saja di dalam dekapan Yudistira.

***

Musim panas di Las Vegas terlihat indah. Cahaya matahari sangat terik, menyinari bumi hingga ke sudut terdalam. Panasnya terasa membakar kulit, menghantarkan rasa kurang nyaman pada sebagian orang.

Hiruk-piruk keramaian berada di mana-mana. Para gadis dengan pakaian musim panas terbaiknya berlalu-lalang, menikmati kota yang terkenal akan kehidupan liar dengan perjudiannya.

Di tengah-tengah panasnya matahari, seorang gadis tengah menyesuaikan cahaya yang tiba-tiba masuk ke dalam matanya. Cahaya itu berhasil mengusik tidur nyenyak gadis tersebut. Dia meregangkan tangannya, kemudian membuka mata secara sempurna.

Hal pertama yang dia lihat adalah Yudistira. Pria itu tidak mengenakan pakaian bagian atas. Yudsitira hanya mengenakan celana kain berwarna hitam dengan motif strip berwarna putih pada bagian sampingnya.

Dia terlihat sangat tampan, sexy, dan menggairahkan dalam waktu bersamaan. Ditambah dengan tangan kekar yang tengah bersandar pada tangan singel sofa yang dia duduki. Mata tajam itu memperhatikan Adeeva sangat intens. Bola mata Yudistira awalnya terkunci pada mata Adeeva. Namun, kini turun hingga ke tubuh bagian atas Adeeva, semakin turun sampai...

"Astaga!" Adeeva berteriak cukup kencang saat menyadari dirinya hanya mengenakan pakaian dalam. Dia sekarang hanya bisa melihat bra putih berenda dengan celana dalam senada.

Pantas saja Yudistira memperhatikan Adeeva seperti tengah menelanjanginya. Itu pasti karena penampilan Adeeva yang cukup terbuka.

"Tunggu... apa ini mimpi, Sir?" Otak Adeeva masih lemot akibat bangun tidur.

Dia bahkan membiarkan tubuhnya terpampang nyata di depan Yudistira. Payudara sintal berwarna putih yang terlihat menantang dan menyembul dibalik bra berenda itu mampu membuat kejantanan Yudistira mengeras secara perlahan.

"Tidak." Jawab Yudistira dengan datarnya.

Adeeva mengangguk. Otaknya membutuhkan loading selama beberapa saat sebelum akhirnya tersadar. Dia segera menarik selimutnya sampai menutupi leher.

"Apa yang terjadi?!" Teriak Adeeva histeris.

Dia bisa melihat Yudistira terkekeh dengan wajah yang menggelap akan gairah. Dia menyeringai, memperhatikan wajah Adeeva dengan sangat intens. Matanya penuh gairah, miliknya bahkan mulai membesar. Itu taj luput dari pandangan Adeeva yang sedang bersusah payah untuk berpikir positif.

Jantung Adeeva bertalu, melomcat-lomcat dari tempatnya seakan memberontak. Dia menelan ludahnya cukup kasar saat melihat Yudistira berjalan mendekatinya.

Yudistira merangkak, menaiki ranjang dengan gerakan yang sensual. Tubuh berototnya, tangan kekar yang tentunya keras saat dicengkram, kemudian dada dan perutnya yang terpahat sempurna membuat Adeeva tak bisa menolak.

Dia merasa pening melihat Yudistira yang sangat panas. Bahkan, dia hanya bisa diam saat Yudistira mulai mendorongnya hingga kembali berbaring dan menindihnya.

"Sir..." cicit Adeeva ketakutan.

Yudistira menurunkan tubuhnya hingga bibir dia berada persis di depan telinga Adeeva. Dia kemudian berbisik dengan nafas yang panas dan suara yang serak.

"Menurutmu apa yang terjadi jika sepasang kekasih berada di ruang kanar tanpa pakaian?" Bisik Yudistira dengan nada yang sexy.