"DAREL, KEVIN, MIKE!" teriakan itu menggelegar keseluruh penjuru rumah.
Itu sudah panggilan kesekian kalinya, tetapi yang dipanggil belum juga muncul. Karena mereka tau jika teriakan itu sudah terdengar, pasti mereka akan terkena hukuman lagi.
"Haish... kemana mereka? Sudah ku panggil-panggil tapi tidak muncul juga. Awas saja kalau sampai ketemu, gak bakal aku biarin mereka lepas."
Setelah mengatakan itu perempuan setengah baya itu pergi memasuki kamarnya.
Di sisi lain, 3 orang remaja yang sedang bersembunyi diatas pohon menghela napas. Karena sang ibu sudah tidak mencari-cari mereka lagi.
Walaupun begitu hukuman untuk mereka tetap akan terlaksana, tapi entah kapan.
"Fiuh... untung mama ga tau kita disini."
"Lu sih, kalo latihan gatau tempat. Udah tau kita bukan manusia, masih aja latihan didalem rumah. Ancur kan barang kesayangan mama."
"Kok gw? Mike duluan noh yang ngajakin. Klo ga diturutin ntar gw diejek sama dia."
"Siapa suruh gampang di pancing, lagi lu juga salah. Kan gw bilang jangan kuat-kuat."
"Udah-udah, intinya ini salah lo berdua. Kalian yang ngerusakin barang gw juga kan yang kena hukuman sama mama."
Mereka bertiga menghela napas mereka. Sekarang mereka bingung memikirkan bagaimana cara agar mereka terhindar dari hukuman sang mama.
Omong-omong mereka belum memperkenalkan diri. Mereka merupakan 3 saudara kembar. Meskipun kembar, wajah mereka tidaklah sama. Mereka bukan kembar identik. Sifat mereka pun berbeda-beda.
Anak pertama bernama Kevin, kedua Darel, dan terakhir Mike. Mereka memiliki kekuatan yang berbeda dari manusia biasanya.
Ayah mereka merupakan half werewolf, dan ibu mereka manusia sepenuhnya. Dan mereka mengikuti gen sang ayah yang merupakan half werewolf.
Meskipun begitu, ibu mereka sangat menyayangi mereka tanpa pandang bulu. Dan mereka juga bisa hidup seperti manusia lainnya.
Hanya saja mereka harus berhati-hati dalam melakukan sesuatu, karena kekuatan mereka yang terlalu besar bisa saja menghancurkan sesuatu.
Seperti tadi, saat Mike dan Darel berlatih untuk meningkatkan kekuatan satu sama lain di dalam rumah.
Tanpa sengaja Darel mengeluarkan kekuatannya sedikit berlebihan, sedangkan Mike yang memang sedang dalam posisi tidak menggunakan kekuatannya terlempar jauh saat Darel memukulnya. Setelah itu, Mike mendarat di salah satu vas kesayangan sang mama.
Sang mama yang mendengar keributan didalam rumah segera keluar, tau mamanya akan marah setelah melihat apa yang terjadi segera bersembunyi untuk menghindari amarah sang mama.
Kevin yang tidak melakukan apa-apa pun ikut terseret dalam perbuatan kedua kembarannya.
Dan pada akhirnya ketiganya berakhir diatas sebuah pohon yang berasa di halaman rumah mereka.
"Udah lah, percuma juga kita menghindar. Kalo papa pulang pasti mama bakal ngadu ke papa. Trs ujung-ujungnya kita bukannya dihukum sama mama tapi sama papa," ucap Kevin.
"Bener juga apa kata Kevin, mama pasti ngadu ke papa. Dan papa bakalan ngehukum kita, kalo hukumannya disuruh berburu sih gamasalah. Tapi kalo hukumannya udh tentang fasilitas, gw up."
"Iya sih, gw juga ogah fasilitas kita disita lagi. Menderita gw tanpa fasilitas."
"Nah, makanya mending sekarang kuta temuin mama."
Akhirnya, mereka pun turun dari pohon untuk menemui mama mereka.
Sesampainya didalam rumah, terlihat sang mama berdiri di anak tangga sambil bersidekap. Seakan-akan tau anaknya akan datang kepadanya.
"Dari mana aja kalian? Mama panggil-panggil ga nyaut. Ternyata kalian sembunyi dari mama? Mau kabur dari hukuman mama?"
Mereka bertiga tidak menjawab pertanyaan sang mama.
"Udah berapa kali mama bilang? Kalau mau latihan, jangan di dalem rumah. Banyak vas mama yang udah ancur karena kalian. Mau berapa banyak lagi?"
Lagi-lagi mereka hanya terdiam mendengarkan perkataan sang mama, "Maaf ma!" seru mereka secara bersamaan.
Sang mama hanya bisa menghela napas karena kelakuan 3 putra kembarnya, "Yaudah, kalian masuk sana bersihin badan. Habis itu kalian ke meja makan. Mama udah siapin makanan buat kalian. Tapi inget, janhan ulangin lagi kesalahan kalian."
"Iya ma."
Mereka bertiga segera memasuki kamar masing-masing untuk membersihkan badan.
Setelah beberapa menit, akhirnya mereka selesai. Dan ketiganya segera pergi menuju ke ruang makan.
Sesampainya diruang makan, terlihat sang ayah sudah berada disana. Mereka segera ikut duduk bersama sang ayah.
"Ayah dengar kalian mecahin vas bunga mama lagi?" tanya sang ayah tanpa mengalihkan pandangannya dari koran.
"Iya pah, Mike sama Darel ga sengaja mecahin vas mama."
Sang ayah menghela napas, "Yaudh, mau gimana lagi. Udah terlanjur juga, yang penting mama ga marah."
Ketiganya tersenyum mendengar perkataan sang ayah. Akhirnya, mereka terhindar dari hukuman ayah dan mama mereka.
"Kalian udah berburu? Jangan lupa, hari ini jadwal kalian untuk berburu," tanya sang ayah.
"Ah... iya yah, kami hampir lupa," ucap Kevin dan di iyakan oleh Mike dan Darel.
"Yaudh, jangan sampe lupa."
Mereka bertiga mengangguk mendengar perkataan sang ayah. Setelah perbincangan itu, mama mereka membawa makanan dan menyajikannya untuk mereka dan juga ayah mereka.
Keluarga kecil itu makan bersama dengan sesekali bercengkrama layaknya keluarga lainnya. Tidak terlihat ada perbedaan dari mereka ber5.
Meskipun ada 4 half werewolf dan manusia asli, tapi mereka tetap tampak harmonis. Itu membuktikan bahwa bukan hanya manusia yang memiliki kasih sayang yang begitu besar. Tetapi makhluk lainnya pun sama.