Namaku adalah Illona Arthorn, aku adalah seorang budak, di wilayah kekaisaran Emerold. Sebenarnya, yang ku ketahui, Kaisar Emerold sudah melarang adanya perdagangan budak.
Tapi, entah kenapa, masih ada saja aktivitas jual-beli budak. Wanita-wanita muda, diculik dan dijual ke bangsawan-bangsawan jahat! Aku merupakan salah satu korbannya.
Tidak! Bukan aku yang menjadi korbannya, tetapi Illona Emerold. Ya, Illona Emerold, pemeran utama dalam novel yang seringkali ku baca, setelah bekerja. Karena aku yang asli bernama Park Yoon-jo, pria biasa, yang awalnya tidak tertarik dengan novel, tapi tiba-tiba merasa tertarik dengan salah satu Novel.
Novel itu berjudul 'Aku sebenarnya adalah seorang lelaki'. Aku memang sangat menyukai novel itu, walaupun aku adalah seorang lelaki, tapi entah kenapa novel itu sangat menarik di mataku.
Aku membaca novel itu, setelah melewati hari-hari yang sangat melelahkan. Dan akupun sangat mengagumi sosok sang pemeran utama. Setiap membaca novel itu, aku sangat terbawa suasana.
Menurutku, novel ini sangat menarik, dimana pemeran utamanya seorang laki-laki yang dikutuk menjadi perempuan, karena terlalu sering menyakiti dan meremehkan perempuan.
Karena kutukan itulah, sang pemeran utama bisa merasakan bagaimana jadi seorang wanita, yang direndah kan. Aku sudah membaca habis novel itu, tapi aku selalu membacanya berulang-kali, karena konfliknya tidak membosankan.
Walaupun begitu, bukan berarti... AKU INGIN MENJADI SANG PEMERAN UTAMA, AKU HANYA KAGUM, AKU LEBIH BAIK MENJADI DIRI SENDIRI KETIMBANG SEPERTI INI.
Akh... aku sungguh frustasi, sudah 5 hari semenjak aku terbangun dan menjadi Illona Arthorn. Aku sama sekali belum menemukan petunjuk, mengenai kenapa bisa aku masuk ke dalam novel?
Bukannya mendapat untung, aku malah mendapat buntung. Aku tertangkap oleh penjual budak, saat sedang mencari petunjuk.
Dan disinilah aku, berada di penjara bawah tanah. Menunggu seseorang membeliku. Hah... kenapa bisa ini terjadi padaku.
Padahal, aku yakin sekali, bahwa aku sedang tertidur, sehabis membaca novel itu dan seperti biasa bangun untuk menjalani aktivitasku.
Tapi, kenapa kali ini berbeda? Kenapa?! KENAPA?!
Seketika orang-orang yang berada satu tempat denganku, menoleh secara bersamaan. Aku meringis, karena sepertinya tanpa sadar, aku berteriak karena terlalu kesal dengan nasibku.
Beruntungnya aku, tidak ada penjaga di luar sana, kalau ada bisa-bisa aku habis oleh mereka.
Huh... sampai kapan aku harus mendekam di penjara bawah tanah ini? Sampai aku mati? Ah... jangan sampai itu terjadi, Bagaimanapun juga aku harus segera mencari jalan keluarnya.
Tapi, bagaimana ya, caranya? Aku yang tadinya bersemangat, menjadi lemas kembali, karena tidak tahu rencana apa yang harus aku lakukan.
Karena, aku memang tidak mempunyai rencana apapun, tadinya aku hanya berencana untuk mencari petunjuk dan malah terjebak disini.
Andai... saja, aku mempunyai kekuatan, pasti dengan mudah aku melarikan diri dari sini.
Tunggu! Kekuatan? Seingatku, Illona mempunyai sedikit kekuatan sihir. Tapi, apakah sihir itu akan berguna? Dan jika berguna, apa aku bisa memakainya?
Ah, masa bodo, urusan itu belakangan. Sekarang, aku harus mencobanya terlebih dahulu. Aku mulai memejamkan mataku, untuk memfokuskan pikiranku.
Dalam pikiranku, aku membayangkan sihir itu adalah sihir peledak. Saat sudah terbayang sepenuhnya, aku membuka mata dan langsung mengarahkan tanganku ke arah sel penjara.
Duar....
Tanpa kusangka, ternyata Illona memang mempunyai kekuatan sihir. Dan aku berhasil memakai kekuatan sihir itu.
Aku tersenyum melihat, penghalang di depanku sudah hancur. Segera saja aku keluar dari tempat kotor itu, sebelum tertangkap untuk kedua kalinya.
Aku berjalan menelusuri lorong gelap itu dengan hati-hati. Karena, tidak ada pencahayaan disini sama sekali. Seketika, aku teringat dengan sihir yang tadi aku gunakan.
Bukannya, sihir itu seperti sihir api? Sepertinya, aku bisa menggunakannya untuk menerangi jalanku.
Setelah berjalan dengan sangat lama, akhirnya cahaya sedikit demi sedikit mulai terlihat. Aku segera berlari, untuk mendekati cahaya itu.
Aku tersenyum senang, karena tinggal beberapa langkah lagi, aku akan bisa keluar, dari tempat terkutuk ini.
Saat ujung sepatuku, hampir menyentuh cahaya itu. Tiba-tiba mulutku dibekap dari belakang, aku membelalak panik.
Aku berusaha memberontak, tapi tidak bisa. Tenaganya terlalu kuat, aku yang hanya pria biasa, yang bahkan tidak pernah olahraga, tentu saja kewalahan.
Aku memukul-mukul tangan itu, karena sepertinya aku akan mati sebentar lagi.
Sepertinya, orang itu menyadari kalau aku kesulitan bernapas. Karena, sangat terasa bahwa dia mengendurkan bekapannya dimulutku.
"Maafkan saya, Pangeran! Bertahanlah, sebentar lagi."
Pangeran?! Darimana dia tau, bahwa aku adalah Pangeran? Ya, benar. Illona Arthorn tadinya adalah seorang Pangeran kerajaan Emerold, putra dari Raja Aiden Emerold, yang bernama Emel Emerold.
Kembali, ke situasi saat ini. Orang itu masih saja membekap mulutku, tak berapa lama kemudian. Langkah kaki terdengar melewati kami, ah... ternyata orang yang menangkap ku waktu itu.
Sepertinya, mereka telah menyadari bahwa ada yang kabur, dan sekarang mereka sedang mencari ku.
"Sial! Kita kehilangan jejak perempuan jalang itu!" ucap salah satu dari mereka.
"Sudahlah, tidak usah mengeluh! Pasti dia masih ada, tidak jauh dari sini, lebih baik kita melanjutkan pencarian kita."
Setelah itu, sudah tak terdengar lagi, suara percakapan dan langkah kaki itu. Tangan yang membekapku, juga sudah tida membekapku lagi.
"Sudah aman, Pangeran! Maafkan, atas kelancangan saya tadi!"
Aku segera menoleh kebelakang, dan melihat kearah orang, yang sepertinya salah satu pengawal dari sang Pangeran.
"Tidak, apa. Lagi pula, kau sudah menyelamatkan nyawaku. Seharusnya, aku berterimakasih kepadamu."
"Tidak perlu, Pangeran! Itu sudah menjadi kewajiban saya, untuk melindungi, Pangeran!"
Setelah itu, kita berdua berjalan keluar dari tempat terkutuk itu. Pengawal yang bernama Fransis Astrada itu, membawaku ke tempat seseorang yang katanya akan melatihku disana.
Lokasinya cukup jauh, dari tempat penjara tadi. Tapi, itu tidak membuatku lelah. Karena, Emel atau Illona memang mempunyai fisik yang kuat, hanya saja kekuatan dan sifatnya belum sempurna.
Tak berapa lama kemudian, sampailah kami di tempat itu. Ukh... kalau dilihat-lihat, tempat itu sangat mengerikan.
Aku bergidik ngeri, membayangkan seperti apa orang-orang di dalam sana. Tapi, bayangku langsung buyar, saat aku disambut begitu hangat oleh mereka.
Apa, karena aku adalah seorang Pangeran? Ah... sepertinya tidak, memang orang-orang itu saja yang ramah.
"Pangeran, ini orang yang saya bicarakan kepada, Pangeran!"
"Selamat datang, Pangeran! Perkenalkan, nama saya August Astrada."
"Ah, salam kenal juga! Aku Ed... ehm... mksdku aku Illona Arthorn."
"Santay saja, Pangeran! Aku sudah tahu, semuanya tentang pangeran dari Fransis."
Aku mengangguk-anggukan kepalaku. "Jadi, kau yang akan melatihku, selama aku masih dalam kutukan?"
"Iya, benar sekali, Pangeran! Karena kekuatan Pangeran saat menjadi Pangeran, belumlah sempurna. Harus dilatih, lebih kuat lagi."
"Baiklah, kapan kita akan mulai?"
"Besok saja, Pangeran."
***
Keesokan hari dan seterusnya, aku terus dilatih mati-matian. Hingga, aku sempat kewalahan. Tapi, semakin lama, aku bisa merasakan perbedaan dalam tubuhku.
Aku merasa lebih kuat, dan sihirku semakin sempurna. Setiap hari, selalu begitu.
Hingga, akhirnya hari ini pun tiba. Hari dimana, kutukanku dilepas, dna aku bisa menjadi Pangeran seutuhnya.
Bahkan, aku sudah lupa dengan kehidupanku terdahulu. Aku mulai bisa menerima takdirku, dan menjalani kewajibanku sebagai seorang Pangeran di kerajaan Emerold.
Sebagai Pangeran yang adil, bijaksana, dan suka menolong orang. Perdagangan budak pun, sudah tidak ada lagi. Karena sudah diberantas oleh sang Pangeran.
Dan mulai saat itu, Emerold menjadi wilayah kekaisaran yang sangat aman, damai, dan tentram. Tanpa, adanya perbedaan kasta lagi.
End
♡♡♡