Memasuki rumah keluarga raffia karuna diperkenalkan dengan istri arza.
"Karuna perkenalkan ini istriku ena yumiko"
"Halo bibi yumiko aku karuna" kata karuna dan mereka berjabat tangan
"Karuna ya... apa kau pemegang saham terbesar perusahaan. Suamiku sudah banyak bicara tentang mu jika bukan karenamu membantu perusahaan pada saat kerisis 2 tahun lalu aku tidak tau apa yang akan terjadi saat itu. Dan juga kamu mengizinkan tetap mangunakan nama kelaurga kami untuk perusahan Raffia"
"Ah kau tidak perlu sungkan bibi itu hanya bantuan kecil"
ketika mereka mendengarnya mereka tercengang karena itu bukan bantuan kecil jumlah total perusahan di perkirakan mencapai 24 miliar USD pada saat itu.
Terlebih lagi sekarang karuna memiliki 67% saham dan perusahaan saat ini sedang jaya dan harga saham saat ini naik bisa hingga 20% nya.
Ketika karuna mengatakan dan melihat ekspresi mereka karuna langsung menyadari apa yang dia katakan
"Tidak buka itu maksudku"
"Tidak apa aku tau" kata bibi Ena dengan senyumnya yang khas. Sebelum karuna mengatakan itu bibi Ena sudah dapat menilai dari penampilannya yang sederhana jadi itu bukan sifat yang pamer.
"Bibi sudah masak makan malam, jadi mari kita makan". Kata bibi ena
"Sayang dimana anak gadis itu?" tanya Arza
"Ouh dia di atas nanti aku panggil kalian tunggu di meja makan saja" -bibi ena
"Siapa?" kata karuna.
"Putri ku, nanti ku kenalkan kau dengan nya, dia juga tahun ke 3 sekolah loh sama seperti mu" kata arza
Kamu memasuki meja makan dan menunggu bibi ena dan putrinya.
Setelah mengobrol sebentar akhirnya bibi ena datang dengan putrinya
"Karuna ini sona putri kami". Kata bibi ena.
'Sona?... ' ketika karuna melihat terasa falimiar dengannya orang yang sama dengan orang yang mendapatkan julukan ice queen di sekolahnya sudah dipastikan itu orangnya. 'Benar saja dia murid baru di kelas kami. Tapi sepertinya dia tidak tau aku.' Pikir karuna.
"Sona ini karuna pemilik saham terbesar di Raffia group".
Ketika mendengar pemegam saham terbesar ada rasa kagum di matanya. Bagaimana bisa di usia muda sudah memiliki perusahan sendiri bahkan ayahnya kalah dengan nya. Ayah nya sudah banyak bercerita tentang orang yang membantu perusahan keluarga mereka saat keadaan kerisinya.
"Halo..."katanya dan mengulurkan tangannya.
"Halo"
Setelah beberapa saat dia tidak melepaskan tangan karuna dan masih menatapnya.
"Apa yang kalian lakukan?"kata bibi ena menyadarkan sona dari lamunannya.
"Ah tidak" ketika sona menyadari apa yang dia lakukan wajahnya memerah berbeda sekali dengan sifat yang dinginnya di sekolah.
"Haha... aku tau apa yang terjadi ini. Hmm..." Kata arza dengan senyum bahagia di wajahnya.
"Sama persis ketika ayah bertemu ibumu pada saat pertama kali, ibumu juga seperti itu".
"Ya aku juga baru pertama kali melihat putri kita memiliki ekspresi seperti itu" kata bibi Ena menggoda Sona
"Ibu ayah" teriak sona dengan wajah memerah.
"Haha" 2x
"...." - karuna
Kami makan malam dan berbicara banyak hal dengan keluarga raffia di ruang keluarga. Tak terasa jam menunjukan pukul 11 malam.
"Maaf sudah larut aku harus pulang besok masih ada kelas"
"Oh ya aku akan menyuruh orang untuk mengantarmu" kata Arza
Ketika sona mendengar karuna akan pulang entah kenapa dia merasa enggan walupun dia tidak bicara dengannya tapi dia selalu meliriknya.
Karuna pamit dengan orang tua sona naik mobil dan diantar sampai rumah dengan supir keluarga raffia.
Sampai dirumah pukul 11 karuna melihat lala yang tidur di sofa ruang tamu.
'Kurasa dia menunggu ku' pikir karuna.
"Hei bangun... cepat pindah ke kamarmu" kata karuna dengan menyodok pipinya dengan jari telunjuknya.
"Karuna?". Katannya sambil menggosok matanya
"Nanti kau sakit jika tidur di sofa, kenapa kau tidur di sofa?"
"Aku sedang menunggumu tapi malah ketiduran, bagaimana kau bertemu dengan teman mu?"
"Yah biasa saja, yaudah cepat pindah ke kamarmu"
"Aku terlalu mengantuk gendong aku". Katanya membuka tangan dengan manja seperti minta di peluk dengan wajah memerah.
"Hufh..( menghela nafas )"
Karuna lalu mengndongnya dengan gaya putri dan tangan lala memengang leher karuna.
Karuna bisa merasakan dada yang lembut menempel di depannya, atau cuma perasaan karuna bisa merasakan karuna ditekan dengan cukup kuat dengan dada lala. Kami bisa merasaka nafas dan detak jantung masing-maaing di tempat yang sunyi ini .
Membawanya ke atas dan meletakannya di atas tempat tidurnya.
"Terima kasih"
Ketika karuna ingin kembali kemarnya karuna merasakan ujung bajunya ditarik
"Hei karuna.. apa kau..."
"Ada apa"
"Tidak ada "
karuna kembali kemarnya dan lala merasa kecewa denganya padahal mereka hanya berdua dirumah dan tidak terjadi apa-apa.
Padahal lala sangat mencintai karuna tapi dia tidak pernah mengutarakan perasaannya karena takut hubungan mereka akan berubah menjadi buruk dan karuna membencinya.
....
Malam berlalu dan pagi tiba membuka mata, karuna langsung teringat dengan sistem.
"Sistem ambil absen harian"
[Memuat sistem! Selamat kepada tuan rumah mendapatkan paket hadiah]
[Apakah tuan rumah ingin membuka paket hadiah?]
"Ya buka"
[Selamat kepada tuan rumah karena mendapatkan uang tunai Rp 250 juta]
Mungkin karena karuna sudah mengalami ini jadinya dia tidak kaget mendapatkan 250 juta dari sistem. Lagipula tidak terlalu mencengangkan di bandingkan mendapatkan saham perusahaan kemarin.
Membuka hp karuna melihat saldo miliknya mencapai Rp 450.892.289.
"Huff.. Sungguh luar bisa"
Bagai mana bisa saat ini saldo di rekening karuna hingga mencapai 250 juta rasanya seperti mimpi, karuna selama ini rekening nya saja tidak pernah mencapai 5 juta. Belum lagi itu dia kumpulkan dengan susah payah.
Bangun dari tidur karuna merapikan diri untuk berangkat sekolah.
....
Saat perjalanan sekolah karuna dengan lala mengobrol dengan banyak topik.
Saat memasuki sekolah kami bisa merasakan tatapan dari banyak murid. murid laki-laki menatap lala dengan wajah yang terpesona tapi menatap karuna dengan tatapan permusuhan.
Yaa karena lala di sekolah ini salah satu wanita tercantik disekolah ini dan menjadi primadona di puncak badai, tak terhitung jumlahnya banyak pengakuan dari para murid laki tapi tidak ada satupun yang di terimanya.
Memasuki kelas kami melihat sona sedang mengobrol dengan beberapa siswi di tempatnya.
Ketika dia melihat karuna dia tercengang dengan apa yang dia liat 'bukannya dia yang semalam yang kerumah, Karuna?' Pikirnya dan secara tidak sadar untuk menyapanya.
Menghampiri karuna dan mengabaikan kerumunan yang mendekatinya.
"Karuna? Ternyata kau sekolah di sini" mengambil tangan kanan karuna dengan kedua tangan dengan wajah senang dan antusias secara tidak sadar.
Dan seketika seluruh kelas menjadi hening dan menyaksikan apa yang dilakukan sona.
Ketika sadar sona langsung melepaskan
tangannya
"Ya aku karuna, aku tau kau murid baru di kelas kami"
"Kenapa kau tidak memberitahu semalam bahwa kau juga di sekolah ini"
"Ehh???" - semua murid kelas & lala
"Karuna semalam bukannya kau pergi ke hotel makan malam dengan teman mu?" kata lala dengan wajah yang tidak bisa di percaya.
"Ehh?..." semua murid
"Bajingan beraninya dia menyentuh ratu baru kami" bisik siswa laki 1 kepada temannya.
'apa yang mereka lakukan tadi malam?' pikir lala dengan tatapan musuhan ke arah sona.
Sebelum karuna menjelaskan kepada lala sona memotong nya.
"Hotel? Tidak-tidak semalam kami melakukannya di rumahku. (makan malam) Dan juga karuna maaf semalam membuatmu pulang larut membuatmu lelah semalam"
"Cihh.. dia mendapatkannya seakan-akan ratu sona yang mengundangnya, terlebih lagi ratu sona yang meminta maaf sulit dipercaya. Kembalikan ratu sona yang dingin kepada kami" bisik murid laki
'Jangan membuat salah paham kepada semuanya" pikir karuna
Seketika seluruh kelas hening dan Lala lari keluar kelas entah apa yang di lakukanya.
"Ehh.. Lala kau mau kemana bel akan berbunyi" teriak karuna.
"Jangan mengikutiku" balasnya.
'Huff kekamar mandi?' Pikir karuna
Tak lama bel berbunyi, saat pelajaran di mulai sona selalu melirik ke arah karuna dan saat ini lala entah tau kemana tidak kembali ke kelas dengan waktu yang lama.
"Sensei kepala ku pusing biarkan aku ke kelinik sekolah untuk istirahat"
"Karuna apa kau baik-baik saja apa perlu diantar?"
"Tidak apa-apa aku bisa sendiri"
"Tidak-tidak saat ini kau di tahun ke 3 harus ada yang merawatmu untuk memastikan kau baik-baik saja, apa ada yang mau membawa karuna ke kelinik?"
"Saya sensei" kata sona mengangkat tangannya.
Berjalan keluar kelas dengan sona.
Dikoridor sona bertanya dengan wajah kawatir
"Eh karuna apa kau sakit?"
"Tidak aku hanya mencari alasan untuk mencari lala"
"Jadi kau tidak sakit. Lala? Orang yang bersama mu tadi?. Apa dia pacarmu?
"Tidak dia hanya teman ku". Ketika ku katakan hanya teman karuna bisa melihat ekspresi berbinar sona sekilas.
"Lagian kenapakau ikut denganku?"
"Apa kau membenciku?" kata Sona
"Tidak"
"Kalau begitu aku akan membantu mencarinya"
Kami akhirnya mencari di seluruh sekolah mulai dari kamar mandi, kantin, perpus, dll kami masih belum menemukannya bahkan sampai siang hari.
"Hei Sona beri tau guru pelajaran selanjutnya aku tidak masuk kelas aku akan mencari Lala di rumah"
"Dirumah? Apakau tinggal bersama?"
Ketika karuna mendengar apa yang dikatakan Sona karuna tidak bisa idak berkeringat dingin. Karena bagaimana bisa pria dan wanita tinggal 1 atap.
"Tidak maksudku dirumahnya"
"Kalau begitu aku akan ikut denganmu"
"Tidak perlu aku bisa melakukannya sendiri, lagipula kau murid baru di sini nanti kesan guru padamu akan jelek jika kau tidak mengikuti pelajaran"
"Ya sudah aku akan kembali kelas". kata sona ada rasa tidak suka di wajahnya yang dingin dan berbalik menuju kelas.
'Kenapa dia begitu khawatir dengannya' pikir sona.
Karuna saat ini sedang keluar sekolah menuju rumahnya. Mengeluar hp dari saku celana dan menelphone Lala dan tidak ada jawaban di ujung lain telepon.
'Tidak seperti biasanya Lala seperti ini, bisanya dia kalau ingin izin kelas dia akan mengasih kabar' pikir karuna di perjalan pulang.
Memasuki rumah dan menuju kamar lala, Mengetok pintu kamarnya " Tok Tok.
Lala apa kau didalam"
"Karuna?" Seketika lala yang berada didalam kamar kamar kaget dengan ketukan pintu. dan membuka seprai yang menutupinya
"Iya ini aku. Ada apa denganmu kenapa kau pulang?"
"Tidak apa aku hanya sedikit pusing, lagi ada apa dengan mu meninggalkan kelas" kata lala dari sisi lain pintu.
"Aku kawatir denganmu kenapa kau tidak mengasih kabar kepadaku".
"Eh maaf aku lupa"
"Boleh aku masuk?"
"Tidak"
"Kalau begitu kalau kau butuh sesuatu kau bisa bilang kepadaku, aku ada kamarku"
"Kau tidak kembali ke sekolah?"
"Bagai mama bisa aku meninggal kan mu sendirin"
Ketika Lala mendengar perhatian karuna, Lala sedikit senang, tapi ketika dia mengingat apa yang dikatakan Sona di sekolah tadi bahwa mereka lakukan di rumahnya ada rasa sedih di hatinya.
Kembali kemar sona melihat melihat jam pukul 1 siang. Dan dia memutuskan bermain chicken diner di pc kentangnya.
Tak terasa waktu menunjukan pukul 4 sore berhenti bermain dan belanja ke supermarket untuk menyiapkan maka malam.
Pulang kerumah sudah pukul 5 memasak makanan dan makanan siap, memberitahu lala bahwa makan malam sudah siap tapi tidak ada jawaban dari dalam,
'Mungkin dia tertidur' pikir karuna.
Akhirnya makan sendiri dan kembali kekamar untuk melanjutkan gamenya.
bermain game selama 2 jam akhirnya karuna memutuskan untuk tidur mematikan lampu dan tidur. Tapi ketika karuna ingin tidur karuna mendegar ketukan dari pintu.
"Karuna apa kau ada didalam"
"Ya masuk saja tidak aku kunci"
Ketika Lala memasuki kamar, karuna melihat lala mengunakan piama biru dan mengunkan celana pendek yang ditutupi piamanya hinga hampir seperti tidak memakani celana. Rambut biru panjangnya masih sedikit basah walau sudah di keringkan menandakan dia habis mandi.
"Ada apa?" kata karuna yang masih tiduran di kasurnya.
"Apa kau sudah makan?"
"Ya aku sudah makan. Ada yang ingin ku bicarakan padamu" kata lala mendekati tempat tidur dan duduk di atasnya.
Karuna bangun dari tidur duduk bersandar di tembok disisi lain tempat tidur.
"Ada apa?"
"Apa hubunganmu dengan murid baru itu"
"Tidak ada, hanya teman"
"Lalu kenapakau kerumahnya dan melakukannya" tanya nya dengan wajah memerah tapi karuna bisa melihat samar di kamar gelap ini mata panda di sekitar matanya memandakan dia habis nangis.
"Melakukan apa?" disini karuna sudah bisa menyimpulkan kesalahpahaman tapi dia tidak mengatakan langsung menggu Lala menjelaskan.
"Kau bilang kepadaku kalu kau akan makan malam di hotel semalam sama temanmu tapi kau malah melakukan dengannya dirumahnya. Apa kau berbohong padaku?" saat ini lala tidak bisa menahan air matanya yang sudah membendung di matanya dan mulai mengalir perlahan.
"Aku tidak berbohong pada mu, jadi kau marah padaku dan meninggalkan sekolah tadi hanya karena ini?. Apa kau cemburu?"
Ketika lala mendengar ini wajahnya memerah.
"Haha.." karuna tertawa melihat tingkah Lala yang lucu.
"Kenapa kau ketawa"
"Tidak ada"
Dan akhirnya karuna menceritakan tentang pertemuan di hotel tadi malam tapi detail tentangnya sedikit di ubah tidak menceritakan tentang kepemilikan saham hanya menyapa teman lama.
Karuna tidak bisa mengatakan tentang kepemilikan saham apa lagi soal sistem setidaknya tidak untuk saat ini.
"Jadi teman lamamu itu ayahnya dan ternyata sona anaknya" kata lala kaget.
"Jadi kau tidak punya hubungan dengan sona?" Lala melanjutkan.
"Tidak ada"
Dan seketika hening sejenak.
"Hei karuna.." kata lala dengan suara yang kecil dan membenamkan kepalnya di dada karuna untuk menyembunyikan wajah yang memerah.
"Ada apa" karuna bisa mencium wangi sampo yang dugunakan lala dari dekat ini.
Saat ini kami bisa merasaan detak jangung masing masing dari jarak dekat ini.
"Aku ingin mengatakan sesuatu tapi aku takut kau membenciku"
"Aku tidak akan membencimu, bicara lah"
Setelah membulatkan tekat akhirnya Lala mengangkat kepala saling menatap dan berbicara.
"Selama ini aku selalu menyukamu, aku tidak ingin kau berpisah benganmu aku tidak ingin kau membenciku aku ingin selamu bersamamu, jadi kumohon cintailah aku juga"
Karuna bila melihat mata birunya menatap karuna dengan ekspresi sunguh-sunguh.
Karuna terteguh dengan apa yang dikatakan Lala, karuna tidak menyangak kalau Lala akan mengungkapkan perasaannya.
Karuna sudah tau kalau lala menyukainya dari tingkahnya sehari harinya.
Bagaimana kami tidak saling suka kami sudah tingal bersama dari kecil mustahil kalau tidak ada rasa suka.
Karuna juga menyukainya tapi tidak pernah mengutarkan perasaannya karena karuna mengangap dirinya tidak pantas untuknya.
Dan karuna hanya siswa rata-rata takut tidak bisa membahagiakannya di masa depan. Terlebih lagi lala adalah wanita yang sempurnya menjadi primadona sekolah dan memasuki 30 besar di sekolah dari 700 siswa.
Tapi sekarang ada sistem yang mambantunya. Jelas karuna jadi lebih berani dan menjamin untuk kedepannya.
Karuna dan lala masih saling menatap dan karuna mengambil dagu lala dengan tangan kananya dan mendekatkan bibirnya ke kebibirnya.
Lala saat ini tersontak kaget dengan apa yang karuna perbuat kepadanya tapi tidak menolak dan melanjutkan apa yang mereka lakukan.
Meraskan bibir satu sama lain, lala penuh dengan perasan cinta di dalam hatinya. Ini adalah ciuman pertama mereka.
Itu jelas ciuman penuh cinta bukan nafsu hanya saling menyentuh bibir satu sama lain.
Tidak lama mereka melepaskan.
"Gadis bodoh, Mulai sekarang aku tidak akan pernah meningalkanmu" mengambil lala dalam pelukannya dan berbicara.
Setelah beberapa menit memeluk satu sama lain lala memecahkan suasana dan berbicara.
"Hei karuna kau ingin melakukan itu" kata lala dengan wajah memerah.