Karena sebenarnya Kenza itu memang benar anak kandung dari om dan tantenya.
Tapi,
Kenza mengibaskan tangannya, "Ih Kenza emang anaknya papih sama mamih kok. Masa mbaknya baru tau sih!"
"So? Lo berarti nggak boleh pacaran sama Kenzo! Kalian sepupu!" Jerit Salsa marah.
"IHH BOLEH LOH, KATA PAPIH SAMA MAMIH KENZA BOLEH PACARAN SAMA KENZO SOALNYA KATA MAMIH KENZA MAMAH SAFIRA ITU BUKAN ADIK KANDUNG PAPIH KENZA!" Kenza ngegas.
"Mbaknya ngeselin Kenza nggak suka!" Kenza cemberut, ia meraih gelas es teh yang ada diatas nampan yang memang kebetulan dibawa murid yang berjalan melewatinya.
Dan
Byurr
Dan dengan santainya gadis cantik kesayangan Kenzo itu menyiram tepat dirambut Salsa yang berdiri didepannya. Ingatkan jika Kenza sedang datang bulan, jadi wajar jika semua hal terasa salah dimatanya. That's right?
"Yeee mbaknya basahhh! Kenza suka Kenza suka!" Kenza bertepuk tangan heboh. Sedangkan murid lain berdiri mematung. Mereka ngeri melihat kelakuan Kenza yang kelewat bar-bar.
Sementara Salsa mengerang marah, ia tidak suka jika direndahkan seperti ini. Dengan cepat ia melayangkan tangannya ke udara, bermaksud menampar bocah kecil didepannya.
Namun,
Tangan Salsa hanya melayang di udara, tidak mengenai pipi mulus Kenza sedikitpun.
"Ke-Kenzo!" Salsa tergagap, wajahnya pucat pasi saat melihat Kenzo berada didepannya, kakinya terasa lemas seperti jelly. Ia tidak menyangka jika Kenzo akan secepat ini datang ke kantin. Padahal tadi ia sudah memastikan jika Kenzo tengah rapat osis.
Dengan kasar Kenzo menghempaskan tangan kotor yang berani menyakiti gadisnya. Satu tamparan Kenzo berikan untuk gadis didepannya.
Kenzo melirik Joseph yang dibalas anggukan mengerti si empunya. Joseph yang memang selalu berada di sisi Kenzo sudah hapal diluar kepala dengan apa yang diinginkan bos kecilnya itu. Berani menyentuh Kenza maka ucapkan selamat tinggal pada dunia.
"Jangan bikin aku khawatir sayang!" Kenzo memeluk erat tubuh Kenza dari belakang. Suaranya terdengar lirih namun sarat akan ketakutan yang besar. Hal inilah yang ia sembunyikan selama ini, ia kira gadisnya itu belum tahu yang sebenarnya, namun, Mamih Omega lebih dulu memberitahu Kenza. Hal yang membuat hati Kenzo lega luar biasa.
Kenzo kira Kenza akan salah paham. You know lah bagaimana sifat Kenza selama ini.
Kenzo mengecup tangan Kenza lama, "Love you!"
"Kenza juga cinta banget sama Kenzo!" Jawab Kenza dan memeluk Kenzo erat.
"Awww pengen!" Suara jeritan hati siswa Nusa Jaya. Mereka iri dan dengki pada Kenza, andaikan Kenzo milik bersama.
Iya, andaikan. Toh itu semua cuma mimpi.
"Ckckkck kasian banget sih lo!" Farel berkomentar. Ia menatap Salsa dengan tatapan sinis.
"Udah disiram terus digampar lagi. Nikmat mana lagi yang engkau dustakan wahai durjana!" Brill dan mulut lemesnya ikut menanggapi.
Salsa yang tidak kuat harus menanggung malu, akhirnya memilih pergi dari kantin. Ia berlari tanpa tahu jika puluhan pria berbadan kekar tengah mengejarnya.
"Kita pulang sayang!" Ucap Kenzo mutlak. Ia menggendong Kenza didepan seperti koala membuat siswa perempuan disana menggigit jari.
"Kenza mau dicium di bibir Kenzo!" Rengek Kenza saat Kenzo menciumnya di pipi.
"Nakal!" Ucap Kenzo tapi tetap melakukannya juga. Mencium bibir Kenza dengan lembut dan melumatnya pelan tanpa napsu.
"HIHHHH NGGAK ADA AKHLAK BANGET SIH!" Seru mereka bersamaan saat keduanya sudah pergi dari kantin. Well, mereka masih sayang nyawa.
****
"Kenzo lagi ngapain?" Kenza memeluk erat tubuh Kenzo dari belakang.
"Ngechek email sayang!" Jawab Kenzo menarik tangan Kenza ke depan hingga posisi keduanya berdampingan. Kenzo mengecup pelipis Kenza yang berada dalam rangkulannya cukup lama.
Kenza cemberut, ia menatap ponsel ditangan Kenzo penuh dengan permusuhan. Dalam sekejap, ponsel yang ada ditangan Kenzo sudah beralih ke tangan Kenza dan dihantamkan kearah tembok.
Ponsel apel digigit keluaran terbaru itu kini hancur berkeping-keping karena ulah Kenza.
"Kenzo jangan sama hp terus, Kenza mau sama Kenzo hiksss!" Kenza dan sifat cemburunya mulai kumat.
"Kenza nggak suka hp, hpnya jahat hiksss!"
"Iya maaf sayang!" Kenzo memeluk erat tubuh Kenza, tangannya mengelus punggung Kenza agar gadisnya itu tenang. Ia melirik ponsel yang tercecer tak berdaya dilantai. Ia akan beli lagi nanti.
Kenzo tidak marah, ia malah merasa bersalah karena sudah mengabaikan gadisnya.
"Sekarang mau apa hm?" Tanya Kenzo lembut.
"Kenza hikss mau hikks berenang!" Jawab Kenza sesenggukan.
"Boleh." Kenzo menggendong Kenza didepan dan melangkah menuju kolam renang.
"Lepas dulu bajunya sayang!" Kenzo melepas satu persatu baju Kenza hingga menyisakan dalamannya saja. Begitupula Kenzo yang menyisakan celana boxer ketat miliknya, hingga mencetak jelas burungnya yang murahan mengacung tegak. Tentu saja hal tersebut tidak luput dari mata Kenza.
"Ih lucu, Kenza pengen mainin. Banana Kenzo bisa ngacung kayak jari." Ucap Kenza dengan riang gembira, tidak lupa tangannya meremas gemas burung murahan Kenzo.
"Halah, ayo berenang!" Kenzo mencium singkat bibir Kenza dan menuntunnya masuk kedalam kolam renang.
****
Sudah dua jam, tapi Kenza belum juga berhenti berenang kesana-kemari, dengan mainan bebek karet yang ada didalam kolam renang semakin membuat gadis kesayangan Kenzo itu betah berlama-lama didalam sana.
"Udah sore, ayo naik sayang. Berenangnya udah ya!" Kenzo berujar lembut.
"Nanti, Kenza masih mau main sama bebeknya!"
"Kenza!" Jika sudah begini, Kenza bisa apa. Dengan cepat Kenza kembali berenang ketepian karena saat ini Kenzo berdiri ditepi kolam.
"Tangan kamu jadi berkerut. Jadi pilek kan!" Kenzo menggumam khawatir kala Kenza mulai bapil.
"Keluarin ingusnya sayang!" Kenzo mengulurkan tangannya didepan hidung Kenza. Memerima cairan ingus tersebut tanpa rasa jijik.
______
TBC