Acara resepsi pernikahan Shania dengan Syauqi yang sederhana akan tetapi sangat meriah itu berakhir hingga pukul sembilan malam.Masih banyak para tamu undangan dan teman teman pak Amir yang datang terlambat,sebagian dari mereka datang tanpa undangan.Meskipun begitu mereka tetap datang memberikan ucapan selamat kepada pak Amir yang baru pertama kali mengadakan pesta pernikahan untuk putri kesayangannya.
Shania sudah mengganti pakaiannya dari selepas sholat maghrib,gadis itu memakai gamis berwarna maroon dengan kerudung warna gold.Shania tetap anggun dan ayu walaupun dengan riasan yang sederhana. Sedangkan Syauqi memakai kaos pendek berwarna maroon dengan kerah bergaris hitam dilehernya,sepintas pakaian kedua pengantin baru itu nampak berpasangan.
Sepasang pengantin baru itu bergabung dengan sanak keluarga yang lain sambil menikmati irama musik gambus padang pasir yang sesekali diselingi dengan lagu dangdut sesuai dengan permintaan dari sohibul hajat.Shania meneteskan airmata tatkala seorang penyanyi membawakan sebuah lagu permintaan dari dirinya yang berjudul Muara Kasih Bunda,sebuah lagu dari penyanyi dangdut Erie Suzan.
Bunda
Engkaulah muara kasih dan sayang
Apapun pasti kau lakukan
Demi anakmu yang tersayang
Bunda
Tak pernah kau berharap budi balasan
Atas apa yang kau lakukan
Untuk diriku yang kau sayang
Saat diriku dekat dalam sentuhan
Peluk kasihmu dan sayang
Saat kujauh dari jangkauan
Doamu kau sertakan
Maafkan diriku bunda
Kadang tak sengaja ku membuat
Relung hatimu terluka
Kuingin kau tau bunda
Betapa ku mencintaimu lebih dari segalanya
Kumohon restu dalam langkahku
Bahagiaku seiring doamu
Bunda
Tak pernah kau berharap budi balasan
Atas apa yang kau lakukan
Untuk diriku yang kau sayang
Saat diriku dekat dalam sentuhan
Peluk kasihmu dan sayang
Saat ku jauh dari jangkauan
Doa mu kau…
Sebelum lagu yang dinyanyikan berakhir,
Shania masih terisak pilu didalam dekapan suaminya.Bayangan raut wajah bu Sarinah yang telah melahirkan dan membesarkan dirinya sedang menari nari dipelupuk bola matanya,menebarkan senyum kebahagiaan seorang ibu.Entah mengapa Shania sangat merindukan ibunya saat ini,lagu tersebut sangat menyentuh kedasar hatinya yang terdalam.Shania menyadari kalau dirinya sangat sedih malam ini,tidak seperti ketika sedang menghadapi proses ijab kabul yang berlangsung tadi pagi.
Syauqi mengusap lembut pundak istrinya dan menghapus airmata Shania dengan lembut dan penuh kasih sayang,pemuda tampan rupawan itu memberikan kekuatan dan berusaha menghibur Shania.Dia tidak ingin istri yang baru saja dinikahinya itu gundah gulana dan bersedih hati.Syauqi dapat merasakan apa yang dirasakan oleh Shania,ayahnya Syauqi telah lama tiada meninggalkannya sejak masih kecil.Pada saat itu Syauqi masih duduk dibangu kelas sembilan Sekolah menengah pertama.
"Jangan menangis lagi sayang.....besok aku akan mengantarkanmu ke makam ibu!"
ucapan Syauqi menenangkan istrinya.
"Benarkah?"ucap Shania pelan dan lirih.
"Iya sayang....kita akan berziarah kesana!"
"Terima kasih kak...."balas Shania.
Beberapa kerabat dan saudara sepupunya yang sedang duduk tidak jauh dari Shania dan Syauqi ikut bersedih mengenang sosok ibu kandung Shania yang sangat baik hati dan lembut itu.Terutama saudara sepupu Shania yang bernama Laila putri paman Dading dan Atina putrinya bibi Khairani yang mencintai ibu Sarinah seperti ibu kandung mereka sendiri.Shania,Shakila,
Laila dan Atina hidup bersama sama dalam lingkungan keluarga besar kakek Syakirin ayah dari pak Amir.Mereka saudara sepupu dan satu kakek dan nenek,Laila dan Atina bisa merasakan kebaikan dan kasih sayang dari ibu Sarinah.
Shakila dan Laila datang membawa sebuah nampan yang berisi dua cangkir teh manis panas dan cemilan ringan lainnya kue khas acara hajatan untuk Shania dan Syauqi.
Kedua gadis manis yang mulai beranjak remaja itu pun berusaha untuk menghibur kakaknya dan berusaha menggoda Shania.
Namun Shania tidak bergeming,wajahnya tertunduk lesu dan pucat.
Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam,bu Halimah pun menyuruh putranya Syauqi untuk membawa Shania segera beristirahat didalam kamar pengantinnya. Apalagi ibu Halimah melihat wajah Shania yang berubah sendu dan sembab setelah gadis itu menangis,perempuan tua separuh baya itu tidak ingin Shania larut didalam kesedihannya.Bu Halimah ingin melihat Shania hidup berbahagia selalu bersama dengan Syauqi putra bungsunya.
"Jangan lupa cuci mukanya dulu,sayang!"
perintah bu Halimah kepada Shania
"Iyaa bu....."jawab Shania lirih
Syauqi menutup pintu kamar pengantinnya dan mengunci dengan rapat,lalu melepas baju yang dipakainya.Tampak tubuhnya yang gagah dan tinggi besar itu berotot dan lengan yang kekar disanping kanan dan kirinya memberi kesan kekar dan agak berminyak seperti ayam Kinantan.Tekstur tubuh Syauqi bagaikan roti sobek yang berkotak kotak kering dan ditumbuhi bulu halus diatas tali pusatnya,yang menambah kesan sexy dan lebih maskulin.
Shania yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi dan telah mengganti gamis yang dipakainya dengan baju tidur model baby doll berwarna biru laut itu merasa jengah melihat tubuh Syauqi yang terbuka setengah.Untuk pertama kali ini Shania melihat jelas tubuh seorang pria. Shania terperangah dan terpesona dengan tubuh
ideal suaminya,gadis itupun menundukkan wajahnya dan berusaha mengalihkan mata nya kearah lain.Syauqi yang sudah melihat Shania memperhatikannya pura pura tidak tahu,agar Shania tidak merasa tersipu.
"Sayang kemarilah!"ucap Syauqi sambil melambaikan tangannya memberi isyarat.
"Ii...yaa...kak....!"jawab Shania terbata dan mendekati suaminya yang sedang duduk di sofa panjang.
Syauqi menatap istrinya tanpa berkedip, kecantikan alami yang dimiliki oleh Shania membuat Syauqi semakin terpesona.Paras
wajahnya yang ayu nampak segar,dengan rambut yang terurai sebatas bahu.Shania sudah melepas kerudungnya saat di dalam kamar mandi,sehingga leher jenjangnya terpampang indah didepan mata Syauqi.
Syauqi merengkuh pundak Shania dengan mesra dan merebahkan kepalanya supaya bersandar didada bidangnya,lalu syauqi mengelus rambut istrinya dengan penuh kasih dan sayang.Shania terlena dalam hangatnya pelukan Syauqi,sehingga tanpa terasa gadis itu terlelap.Pemuda tampan rupawan itu mengangkat tubuh langsing Shania dan merebahkannya diatas tempat tidur yang bertabur bunga indah.Syauqi memandang wajah Shania yang innocent seperti bayi yang sangat menggemaskan.
Syauqi tidak tega untuk menyentuhnya, meskipun dirinya sangat ingin menjamah
dan mencumbunya lebih jauh sebagaimana yang lazim dilakukan oleh pengantin baru lainnya.
Akan tetapi Syauqi masih dapat bersabar dan memahami kalau Shania masih terlalu muda dan lugu untuk memulai sesuatunya.
Shania genap berumur delapan belas tahun dan baru saja lulus dari sekolah menengah atas.Pergaulannya pun hanya sebatas di rumah dan disekolah saja,Shania berteman akrab hanya dengan saudara sepupunya dan beberapa teman lainnya yang tinggal disekitar daerahnya di Cikarang.
○○☆○○
Waduh,nasib.....nasib!pengantin baru gagal maning,gagal maning!!!Hahaha.....
Kasian sekali deh kamu Syauqi....wkwkwk