"Tidak semudah itu, jalang! Kau dan pemilik club ini harus membayar mahal atas kelancangan kalian." Bersamaan dengan itu kembali dicengkeramnya lengan Delmina dengan sangat kuat. Sialnya, ponselnya kembali berdering. Shiittt, siapa lagi sih yang telepon disaat yang sama sekali tidak tepat seperti ini? Geram Louis.
Dengan diliputi rasa kesal diliriknya layar ponsel yang menampilkan nama Amira. Dihembuskannya nafas berat sembari berkata lirih. "Ada apalagi sih, Amira sayang?"
Ingin rasanya meriject panggilan. Namun, ada rasa tak tega yang seketika membelenggu. Tidak mau membuat Amira nya merasa khawatir dia pun langsung mengangkat panggilan tersebut. "Hallo, Amira."
"Hai ... "
Satu hal yang Louis tangkap dari suara Amira, bahwa suaranya menyirat kesedihan mendalam. Seketika hati Louis dirundung rasa khawatir sekaligus cemas. "Ada apa, Amira? Apa sesuatu terjadi?" Tanyanya dengan suara lembut.
"Tidak ada apa - apa."