Sekarang hanya ada aku dan Angga yang terbaring lemah di tempat tidur. Sebuah keuntungan bagiku karena aku bisa melihat wajah tampan itu secara lebih leluasa tanpa ada orang lain yang melihat. Agaknya ini adalah hal yang tidak bisa dianggap remeh. Kenapa aku tidak berhenti untuk melihatnya? Apa jangan-jangan aku.
Tidak berselang lama dia bangun. Tepat ketika dia membuka mata, terlihat dia berpas-pasan dengan wajahku. Ini memang suatu hal yang ternyata bukan hal yang serasa lebih buruk dari ini. Hal yang tidak banyak orang mengerti mengenai kenapa semua ini bisa terjadi. Betapa semua hal yang berkenaan dengan semua ini serasa begitu menyiksa batinku. Aku tahu perasaanku salah tapi kenapa aku tidak bisa berhenti untuk tida mengaguminya.
"Kamu tidak apa-apa Angga?' tanyaku. Dia terbatuk sesaat baru kemudian menjawab pertanyaanku.
"Tidak, aku baik-baik saja, bagaimana dengan kamu?" Dia balik bertanya.