Chereads / Hasrat Genderuwo / Chapter 14 - Benci Melampaui Batas Rasio

Chapter 14 - Benci Melampaui Batas Rasio

"Lepaskan ibu kumohon." Lirihku.

"Mbak bangun Mbak!" seseorang mengoncang-ngoncang tubuhku, membuatku tergeragap. Ya ampun, ternyata cuma mimpi tetapi terlihat nyata sekali. Aku memegang dadaku yang naik turun. saat menunduk, aku menjerit. Karena posisiku yang telanjang bulat dan hanya berbalut selimut. Aku melirik ke arah Pak Min dan wanita paruh baya di sebelahnya yang ternyata Bu Min. Pria tua itu seolah bisa membaca sorot mataku. Dia lantas beranjak dari kasur dan memberi isyarat kepada istrinya untuk keluar kamar.

"Pakailah bajumu dulu. Biar saya jelaskan apa yang sebenernya terjadi denganmu." jelasnya sembari keluar dari kamar diikuti Bu Min.

Apa yang perlu di jelaskan? Batinku. Aku sangat sadar melakukannya dengan mahluk yang sudah dienyahkan itu. Semuanya terasa nyata dan nikmat.

Hanya saja ketika aku bangun, aku seperti kehilangan segala hasrat. Sepertinya Pak Min telah menetralisir tubuhku dari hawa-hawa jahat. Bahkan aku merasa malu ketika ketauan tanpa busana di hadapan ke dua orang tua tadi.

Aku buru-buru beranjak dari kasur dengan tubuh polosku. Ketika berjalan, aku merasakan nyeri di sekitar pangkal paha. Dengan tertatih aku berjalan menuju kamar mandi, lalu kuarahkan shower keseluruh tubuhku. Terlihat bulu-bulu halus yang panjang berjatuhan di lantai kamar mandi. Aku tersenyum-senyum penuh arti. Aneh, harusnya aku histeris melihat bulu-bulu setan itu menempel di tubuhku. Tapi ini?

Puas mandi, aku mengelap tubuhku dengan handuk kimono sembari melihat pantulan diriku di cermin.

Aku Kotor, lirihku.

Tidak terasa air mataku mengalir. Iya, aku cantik dengan tubuh proporsional. Semua wanita pasti ingin seperti diriku. Tapi siapa sangka, diriku yang cantik ini adalah bekas dari gundik Genderuwo. Lebih tepatnya bukan bekas, tapi masih sampai Sekarang. Semenjak aku berurusan dengan mereka, hidupku berubah drastis. Kemana-mana pasti ada aja bangsa lelembut pria yang selalu mengintaiku.

Mereka hadir memberimu kenikmatan Dina, bisik sisi gelap dalam hatiku.

Jangan Dina! Mereka sesat! Menjauhlah atau kamu akan menyesal! Sergah sisi terang hatiku yang berusaha menembus kegelapan. Namun, kegelapan sepertinya sudah mendominasi hati ini.

Kenyataannya semuanya sudah terjadi. Buat apa di sesali. Toh, aku juga menikmatinya kan?

Benar, buat apa di sesali, pikirku membenarkan. Sekuat apapun aku berusaha lepas dari jeratan demit, justru semakin membuatku tidak berdaya. Jadi daripada susah-susah, lebih baik aku menikmatinya kan?

Aku menghapus air mataku. Senyum miring mengembang di pipiku.

***

"Lha gini kan cantik." Sanjung Pak Min ketika aku baru saja muncul dari dalam kamar. Penampilanku terlihat segar dengan dress maroon yang aku kenakan. Aku tersenyum dengan agak di paksakan ke arah dua orang tua yang sedang duduk di ruang tamu itu.

"Tadi, aku datang ke sini bersama dengan beberapa bapak-bapak. Syukurlah atas izin Tuhan, kami berhasil melenyapkan mahluk itu. Lalu aku meminta ayang bebku datang ke sini untuk menemanimu sampai kamu siuman." Jelas Pak Min sembari tersenyum ke arah ayang bebnya alias Bu Min, terlihat Bu Min tersipu-sipu sembari menepuk pelan lengan suaminya itu.

Saya tahu semuanya, bahkan sekarang saya masih kesel karena bapak yang tiba-tiba datang, jeritku dalam hati. Tetapi aku masih berpura-pura tidak tahu apa-apa, supaya mereka tidak curiga.

"Kamu tadi mimpi apa Mbak?" kata Pak Min lagi.

Aku menunduk di hadapan pria yang sudah berumur itu. Sejengkel apapun itu, aku tidak menampik kalau apa yang beliau lakukan adalah hal yang benar, berusaha menjauhkanku dengan genderuwo itu. walaubagaimanapun dia adalah orang yang sudah kuanggap sebagai ayahku sendiri. Terlihat Bu Min yang duduk di sebelahnya Menatapku dengan iba. Aku jadi teringat dengan ibuku sendiri. ibuku yang didalam mimpi tadi berada dalam cengkraman kerajaan lelembut.

"Ibuku Pak, saya melihat ibuku ditahan sama bangsa lelembut." Jelasku. Kedua orang tua itu terperanjat lalu saling berpandangan.

"Kok bisa Mbak?" Kali ini Bu Min yang bertanya. Tatapannya lamat-lamat ke arahku seakan meminta penjelasan.

"Panjang ceritanya Pak, Bu." Pandanganku menerawang ke awang-awang, membuka memori kelam masa laluku.

Dua tahun yang lalu, untuk pertama kalinya aku terikat ikatan suci dengan Reza. Pemuda badboy idamanku. Namun aku harus menerima pil pahit tatkala polisi datang di acara resepsi pernikahan kami. Mereka meringkus Reza yang ternyata adalah perampok yang selama ini di cari-cari. Pada saat itu, aku merasa sangat hancur.

Selama berhubungan dengan Reza, aku tidak menyadari bahwa ternyata dia memiliki kekuatan supranatural. Secara Misterius, dia bisa kabur dari penjara. Bahkan beritanya sempat menjadi headline di berbagai media.

Sampai suatu hari, secara tidak sengaja aku bertemu dengannya di jalan masuk hutan di dekat kampung Cerme. Seketika dia menyeretku dan membawaku ke gubuk yang sudah reot di tengah hutan. Ternyata setelah kabur dari penjara, dia bersembunyi di sana.

Berhari-hari, aku tinggal bersamanya di gubuk itu. waktu itu aku sedang mengandung. Iya, sebelum aku menikah dengan Reza, aku sudah terlebih dulu mengandung benihnya. Untung saja, Reza pada saat itu mau berkomitmen untuk menikah denganku. Meski dia tidak tahu, ada wujud lain yang juga menabur benih di rahim ini.

Aku tidak tahu pasti alasan kenapa dia memilih hutan ini sebagai tempat dia bersembunyi. Beberapa kali, aku mengalami kejadian mistis, terutama ketika Reza meninggalkanku sendirian di gubuk itu. Mulai dari di teror mahluk tinggi besar yang kemudian menjelma menjadi pria gagah. Bahkan, beberapa kali aku sempat bergumul dengannya-Sejak saat itu, benih genderuwo bersemayam dalam rahimku. sampai bertemu dengan Pria yang menggunakan pakaian ala raja zaman dahulu di samping gubuk itu.

Raja Arya.

Aku pernah mendengar cerita dari orang-orang terdahulu di desaku, kalau ada sebuah kerajaan ghaib di hutan tutupan itu. Mereka berpesan untuk berhati-hati, terutama bagi para wanita karena di saat-saat tertentu, biasanya Raja Arya sering menampakkan diri. Ketampanannya seakan menghipnotis wanita tersebut untuk ikut ke kerajaannya untuk di jadikan tumbal.

Aneh, dia hanya menatapku dingin, tanpa berujar apa-apa. Lantas dengan langkah yang cepat dia pergi. Aku sedikit lega ternyata dia tidak membawaku bersamanya. Tapi secara tidak di sangka, Rezalah yang membawaku kepadanya!

Aku kalut. Ternyata, Reza suamiku sendiri yang mempersembahkan diriku kepada bangsa lelembut. Bukan hanya aku, tetapi bayi yang ada di dalam kandunganku. Rupanya selama ini dia adalah pengikut setia dari Raja Arya. Pantas saja, dia memiliki kehebatan merampok dalam senyap. Menggasak harta benda sembari membunuh tuan rumah. bahkan kejahatannya sangat sulit di deteksi polisi. Semua itu karena campur tangan bangsa lelembut.

"Terus setelah itu Mbak?" tanya Bu Min yang memotong ceritaku. Wajahnya menegang tatkala aku membuka masa laluku yang suram, yang sebenernya ingin aku pendam rapat-rapat. Namun, aku memutuskan untuk menceritakannya kepada kedua orang tua tersebut, karena aku yakin mereka adalah orang baik dan dapat dipercaya. Terlihat Pak Min yang mengelus dagunya, mendengarkanku secara seksama meski tanpa kontak mata denganku.

"Lalu..." aku kembali meneruskan cerita.

Kala itu, bayi yang ada di kandunganku menjadi rebutan bangsa lelembut. Bukan hanya bangsa genderuwo tetapi juga siluman ular. Aku tidak mengerti kenapa siluman ular juga berambisi dengan bayiku. Mereka bertarung hebat untuk memperebutkan bayi ini. Di situasi genting tersebut, tiba-tiba perutku membesar secara ghaib dan melahirkan bayi yang ada di kandunganku.

Seorang kyai datang menyelamatkanku dan membantuku melahirkan. Dia tidak sendirian tetapi bersama seorang pemuda. Kedatangannya Membuat bangsa lelembut itu keder karena kekuatan sang kyai yang sangat hebat.

Bayiku lahir. Setelah membersihkannya, sang kyai mendekatkan bayi itu di sampingku. Aku memandanginya dengan tangis. Antara bahagia dans sedih. Bahagia karena bayiku terlahir sangat rupawan dan sehat. Sedih, karena dia terlahir dalam ranah iblis.

Tiba-tiba Sang Kyai meminta pemuda itu untuk membawaku keluar dari alam ghaib. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi antara Sang Kyai dan para demit itu, namun aku tidak tahu pasti apa. Aku pun hanya mengikuti pemuda itu sampai ke rumah.

Beberapa saat kemudian, Sang Kyai pun datang. Terlihat dia meminang bayi yang wajahnya tertutup oleh kain jarik. Tapi aku menangkap raut cemas dari wajah kyai. Aku yang penasaran, segera menyikap kain jarik itu. Betapa terkejutnya aku saat melihat bayi yang tampak normal di dunia ghaib itu justru berubah menjadi mahluk mengerikan di alam nyata.

Beberapa hari kemudian, Reza ditembak polisi tepat di depan halaman rumahku. Sepertinya dia habis membuat peritungan dengan pemuda yang bersama kyai.

Aku memangku jasad suamiku yang sudah tidak bernyawa itu. Meski, dia hampir mencelakaiku, entah kenapa hati ini sakit sekali kehilangan dia. Saumpama disambar petir yang maha dahsyat. Pelan-pelan muncul rasa benci yang melebihi batas rasio tentang dari mana petaka ini berasal.

Sayup-sayup terdengar suara bayi yang meraung-raung. Bukan seperti bayi pada umumnya, malah lebih mirip suara monster yang menjengkelkan. Seketika aku menoleh. sekarang aku tahu untuk siapa rasa benci ini dilampiaskan.

bersambung