Angka membuka matanya dan perlahan gadis itu menapaki kakinya di lantai, dengan langkah gontai dia masuk kedalam kamar mandi lalu membersihkan seluruh tubuhnya.
waktu menunjukkan pukul 5.20 menit, ini masih terlalu pagi namun dia harus bergegas membantu pelayan yang lainnya untuk menyiapkan sarapan dan juga membersihkan semua rumah.
Andreas paling membenci rumah yang sedikit kotor meskipun itu hanya seberkas debu di atas meja.
selesai membersihkan tubuhnya gadis cantik itu langsung keluar dari dalam kamar lalu menuju dapur di mana Amora dan yang lainnya sudah memulai pekerjaannya
"pagi" sapa angka
Amora dan yang lainnya tersenyum lebar
"ini masih terlalu pagi sekitar 30 menit nanti maukah kau menggantikanku ke pasar dan membeli bahan-bahan untuk dapur? pekerjaanku masih sangat banyak karena aku harus memanen beberapa buah di kebun" ucap Gladys.. perempuan paruh baya yang telah lama tinggal di mension tersebut.
Andreas memang memiliki perkebunan apel dan juga jeruk yang sangat luas, Itulah sebabnya banyak sekali pelayan di rumah mewah itu karena beberapa dari mereka bekerja sebagai pemetik buah.
terkadang angka pun merasa heran karena pria tampan yang bernama Andreas begitu banyak memiliki bidang usaha mulai dari perkebunan dan perusahaan multinasional, usianya pun sudah terbilang cukup matang Namun sepertinya dia tidak ingin menikah terlalu cepat.
"Aku sedang bertanya padamu Angka, maukah kau menggantikan ku untuk pergi ke pasar nanti?" tanya Gladys memastikan
gadis itu mengangguk dan tersenyum lebar,
"baiklah jika begitu, dan kuharap kau tidak lupa mengecek kandungan mu.. kau tahu tidak, setiap pelayan yang bekerja di Mansion ini telah mendapatkan kompensasi keuangan setiap bulannya agar kita sebagai pekerja bisa mengecek kondisi kesehatan kita, Tuan Andreas begitu baik dia juga memperhatikan kesehatan para karyawan nya" ujar Gladys
Amora menoleh "Kau sangat beruntung ditemukan oleh Tuan Andreas, dia adalah pria yang selalu memperhatikan para karyawannya meskipun kita tahu bahwa dia adalah pria yang sangat kasar dan juga perfeksionis. tapi selama kita bisa bekerja dengan profesional maka dia tidak akan pernah memarahi kita, cukup satu buktinya yaitu setia dan bekerja dengan benar.. namun jika kau tidak bekerja dengan baik maka kau akan mendapatkan pembalasan yang cukup menyakitkan darinya" ujar Amora
Angka menelan ludahnya saat mendengar penuturan Amora, ternyata tuan Andreas memang benar-benar menyeramkan meskipun dia begitu memperhatikan kesehatan para karyawannya, dan sepertinya apa yang dikatakan Amora ada benarnya juga... dia beruntung karena tuan Andreas telah menemukannya di pinggir jalan , jika saja pria itu tidak menemukannya entahlah Apa yang akan terjadi pada dirinya.
bisa saja dia mati kelaparan di jalan karena telah di usir oleh bibinya tanpa membawa uang sepeser pun
angka kemudian mengambil ember kecil dan juga lap meja lalu mulai membersihkan ruang tengah, Gadis itu begitu cekatan... tak lama seorang perempuan yang hanya mengenakan kimono turun dari lantai 2, wajahnya sangat cantik, bibirnya merah merekah dan rambutnya berwarna keemasan
"tolong buatkan aku kopi panas dengan susu dan krim" titah nya
angka langsung menaruh ember tersebut di dekat meja kemudian melangkah masuk kedalam dapur dan membuatkan minuman seperti yang diminta perempuan tersebut
selesai membuat minuman angka segera kembali ke ruang tengah dan memberikan secangkir kopi tersebut kepada gadis yang sedang duduk sambil merapikan rambutnya yang panjang dan keemasan
"terimakasih" ucapnya
angka Tersenyum lebar dan kembali pada pekerjaan nya.
selesai membersihkan meja tersebut angka kembali ke dapur dan membuang air kotor di wastafel
"sejak kapan Gadis itu masuk ke dalam rumah?" tanya Gladys pada Amora
Amora mengangkat kedua bahunya "entahlah..aku mungkin sudah tidur semalam" sahutnya
Gladys menatap kesal perempuan tersebut
"aku tidak menyukainya, Dia terkadang bersikap seperti seolah-olah dia adalah nyonya rumah ini... dan memerlukan kami seperti pelayan rendahan" gumam nya
angka yang baru saja beberapa hari tinggal di situ seketika mengerutkan keningnya karena dia tidak paham apa yang sedang Gladys dan Amora bicarakan
"Aku tidak mengerti apa yang sedang kalian bicarakan tapi ku rasa gadis itu sangat cantik" ucap angka
Amora tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Angka barusan
"wajar jika kau berkata demikian karena kau baru beberapa hari kerja di tempat ini, kau tahu gadis yang baru saja kau buatkan minum itu?" tanya nya
Angka menggelengkan kepalanya dan membuat Amora terkekeh
"dia adalah salah satu perempuan simpanan Tuan Andreas yang bersikap seolah-olah dia adalah pemilik Mansion ini, Gadis itu memang cantik tapi tidak dengan attitude nya, Dia terkadang menyuruh kami untuk melakukan hal-hal seperti yang dia inginkan jelas saja kami sangat membenci perempuan sombong itu, bahkan jika kami melakukan kesalahan maka dia akan menampar kami dan memaki-maki kami," ujar Amora dan di balas anggukan dari Gladys
tentu saja angka merasa kaget dengan ucapan Amora barusan, ternyata wajah cantik yang tidak sesuai dengan attitude yang dia miliki
"siapa nama perempuan itu?" tanya angka
"Jill, nama nya Jill Herena" ucap Amora
angka mengangguk dan menoleh sekilas kearah perempuan yang sedang menikmati kopi dan bersantai sambil membaca majalah fashion
selang beberapa menit, Andreas turun dari lantai atas dan menatap kaget wajah Jill
"sejak kapan kau berada di rumah ku?" tanya nya penasaran
Jill berdiri dan mendekat lalu memeluk tubuh kekar Andreas
"semalam pukul 2 dini hari...aku merindukan mu Andreas, namun kau justru mengunci pintu kamar mu... menyebalkan" ucap Jill seraya merayu Andreas dengan sentuhan sensual nya
Andreas menarik pergelangan tangan gadis itu dan meminta nya menjauh
mata pria itu menoleh kearah kopi milik Jill,
"kau mau kopi? aku bisa meminta pelayan membuatkan mu" ujar nya
Andreas duduk di sofa dan menggeleng kan kepalanya " tidak perlu..aku bisa meminta pelayan ku untuk membuat kan nya" sahut Andreas ketus
Jill terkekeh dan duduk di pangkuan Andreas
"aku tidak menyangka..kopi yang pelayan baru mu buatkan untuk ku ternyata sangat enak" ujar jill
Andreas mengerutkan dahi nya "siapa?"
"perempuan hamil itu yang membuat kan untukku, dia ternyata pintar memadu padankan krim serta kopi hitam" jawab Jill sambil memeluk tubuh Andreas
"di mana kau menemukan pengemis itu? maksud ku, perempuan yang sedang hamil itu? bukankah kau tidak ingin memiliki pelayan yang sedang hamil karena akan membuat pekerjaan mereka terganggu? lalu kenapa kau mempekerjakan pengemis hamil itu" tanya Jill sambil menyeruput kopi cream nya dari pangkuan Andreas
pria itu memindahkan bokong Jill dari pangkuan nya dan membuat Jill terkekeh
"dia bukan pengemis" jawab Andreas
Jill mengerutkan keningnya heran "jika dia bukan pengemis, lalu dia siapa? jangan bilang jika kau menghamilinya...kau tahu bukan jika aku adalah perempuan pencemburu? aku tidak ingin kau memiliki anak dari perempuan lain selain dengan ku" bisik jill
Andreas melotot, dia sudah mulai merasa terganggu dengan pembicara tersebut
Andreas kemudian berdiri "dia adalah perempuan yang aku temukan di jalan bahkan aku hampir menabrak nya, oleh sebab itu aku membawanya ke rumah ini dan mempekerjakan gadis itu" jawab Andreas datar
"wow.. akhirnya, setelah sekian lama dan kau kini memiliki rasa iba, pengemis hamil itu beruntung karena di temukan oleh mu" pungkas Jill
Andreas berdecih dan segera naik kedalam kamar nya lalu mengunci pintu kamar tersebut.
dia enggan berbincang terlalu lama dengan Jill, karena gadis itu cukup posesif pada dirinya.
itulah yang membuat Andreas sedikit muak pada sikapnya