Chereads / AKU (BUKAN) WANITA PENGHIBUR [21+] / Chapter 33 - Andreas tertawa lebar

Chapter 33 - Andreas tertawa lebar

Andreas membuka ikatan dasi pada pergelangan tangan Angka dan membuka bekapan nya.

Angka langsung menangis sambil menyamping sementara Andreas masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.

pria itu tak peduli dengan suara tangisan perempuan itu yang terdengar hingga dalam kamar mandi, selama ini perempuan itu merasa bahwa dia sulit digapai menolak pernikahan dengan Andreas padahal banyak sekali perempuan di luar sana yang menginginkan menjadi istri dari seorang tuan besar Andreas.

tapi angka dengan sangat gampang nya mengatakan untuk memikirkan pernikahan tersebut dan ini adalah jalan satu-satunya yang bisa Andreas lakukan agar membuat harga diri perempuan itu berada di dalam genggaman nya.

selesai membersihkan seluruh tubuhnya, Andreas langsung meraih kaus putih polos dan celana pendek berwarna hitam.

"hentikan tangisan mu itu, aku sudah terlanjur menikmatinya dan kau tidak mungkin mengembalikan kejadian tadi" ujarnya datar

Angka menoleh kearah pria tersebut, Andreas telah menghancurkan harga dirinya 2 kali dan ini benar-benar sudah keterlaluan.

"cepat mandi lalu siapkan kopi panas ku, kau jangan lupa jika disini kau berada dalam pengawasan ku" ujar nya

Angka perlahan bangkit dari atas kasur, dia menahan perut bagian bawah nya yang terasa nyeri karena Andreas menyetubuhi nya tanpa ampun dan berhenti.

mungkin pria itu menikmatinya namun Angka tidak.

dia hanya mampu menatap wajah pria yang sibuk dengan hasratnya sementara Angka terlalu merasakan rasa sakit hati nya.

perempuan itu masuk kedalam kamar mandi dan membersihkan seluruh tubuhnya sambil mengingat bahwa dia kini sudah tidak memiliki harga diri di hadapan Andreas.

dia pun segera menyelesaikan mandinya lalu berganti dengan pakaian pelayan.

melihat hal itu Andreas langsung menarik pergelangan tangan perempuan tersebut.

"buka bajumu, aku meminta mu untuk membuatkan kopi bukan berarti kau kembali menjadi pelayan... sekarang buka lemari itu dan lihat pakaian apa saja yang sudah kusiapkan untukmu" ujarnya sambil menunjuk kearah lemari yang terbuat dari kayu jati.

Angka melangkahkan kakinya menuju lemari besar kemudian membukanya,

betapa kagetnya dia saat melihat banyak sekali pakaian bermerek telah disiapkan di dalam lemari tersebut, ketika gadis itu menoleh ke arah Andreas dan mengerutkan keningnya penuh tanda tanya.

"apalagi yang kau pikirkan? cepat ganti pakaianmu, aku tidak ingin ibu dari putra ku memakai pakaian pelayan dan dihina oleh perempuan-perempuan jalang" ujarnya

Angka memilih salah satu pakaian yang paling sederhana, hanya dress berwarna pastel polos yang terbuat dari semi sutra dengan panjang selutut.

dia langsung berganti pakaian tersebut setelah itu membuka ikatan rambut panjang yang masih basah

"cukup pas di tubuhmu, Bastian pintar memilihkan pakaian yang cocok untuk mu" pungkasnya

Angka terdiam, dia memilih untuk tidak berbicara di hadapan pria tersebut karena rasa sakit hatinya yang semakin kuat.

dia langsung bergegas turun ke lantai bawah menuju dapur dan membuatkan secangkir kopi panas untuk Andreas.

Amora yang melihat Angka di dapur langsung mendekat.

"apa yang kau lakukan, kau bisa meminta ku untuk membuatkan tuan Andreas secangkir kopi" ujarnya

Angka berbalik dan memijat pelipisnya sambil menangis, dia sudah tidak tahan lagi lalu memeluk tubuh Amora.

"apa yang harus aku lakukan, aku benar-benar tidak ingin berada di rumah ini bersama dengan pria seperti dirinya" ucap gadis itu lirih

Amora menghela nafas panjang dan mengusap punggung Angka agar jauh lebih tenang.

"kau jangan terfokus dengan rasa sakit yang kau terima, tapi lihatlah keamanan putramu saat berada di samping tuan Andreas... sebenarnya dia adalah pria yang cukup baik hanya saja pekerjaan nya sebagai Mafia telah membuat nya bersikap kasar pada orang sekitar, tapi selama ini dia adalah pria yang cukup baik yang kukenal, karena tuan Andreas begitu mensejahterakan para pekerjanya, bukankah kau pernah merasakan hal itu?" ujar Amora.

Angka terdiam dan duduk di bangku kayu sambil mengusap jejak air matanya.

"dia memintaku untuk menikah dengan nya, tapi aku takut...aku sangat takut jika perempuan yang selama ini bersama dengan tuan Andreas akan marah kepadaku dan melakukan tindakan kelas seperti Nona Jill " pungkasnya.

Amora mengusap wajah cantik perempuan itu dan tersenyum lebar.

"karena kau akan menjadi nyonya Andreas, maka kau harus melawan para jalang jalang tersebut karena posisimu jauh lebih tinggi daripada mereka, kau akan segera menjadi nyonya kami jadi kuharap kau harus lebih kuat serta mawas diri terhadap perempuan yang kerap kali bersikap semena-mena jika datang di rumah ini seperti Nona Cassandra" ucap Amora.

Angka masih terdiam, dia masih saja lagu terhadap Andreas.

lambora melihat keraguan dari wajah sahabatnya tersebut kemudian berjongkok dan tersenyum kearah gadis itu

"menikahlah dengan laki-laki yang memintamu untuk menikah dengan nya, kita tidak pernah tahu apakah cinta akan datang terlambat ataupun tidak... tapi kau akan hidup dengan nyaman berada di samping Tuhan Andreas dan kau bisa membesarkan putramu dengan sangat baik tanpa kekurangan apapun" ujar Amora tersenyum.

dia tahu jika Angka adalah perempuan yang kerap kali dimanfaatkan oleh paman dan bibinya bahkan saat dia hamil pun perempuan itu masih saja dipukuli demi mencari sesuap nasi untuk keluarga mereka dan sekarang adalah waktunya perempuan itu mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik bersama dengan putranya.

lagipula Kevin adalah anak kandung dari Andreas dan itu sudah menjadi tanggung jawab dari pria tersebut untuk menghidupi dan menafkahi Angka juga bayinya.

Amora berdiri dan menuangkan air panas kedalam cangkir.

"berikan kopi ini pada tuan Andreas, mungkin saja dia sudah menunggu...dan kau harus bisa membahagiakan dirimu sendiri Angka," ucap nya

Angka menganggukkan kepalanya lalu meraih cangkir kopi tersebut dan melangkah naik kelantai dua menuju kamar di mana Andreas sedang asik merokok di balkon kamar menghadap perkebunan jeruk dan apel.

"kopi mu tuan" ucap Angka sedikit ketakutan saat Andreas menatap nya intens.

"simpan di situ" titahnya.

Angka meletakkan cangkir kopi itu di atas meja dan hendak kembali ke dalam kamar,namun Andreas langsung menarik pergelangan tangan perempuan itu dan memintanya untuk duduk di sebelahnya.

"tunggu sebentar, duduklah..ada yang ingin ku bicarakan dengan mu" ujarnya

Angka mengangguk lalu duduk disebelah pria itu dan mendengarkan ucapannya.

"Bastian sudah mengajukan pernikahan kita di catatan sipil, seminggu lagi kita akan segera menikah dan aku akan melakukan resepsi pernikahan yang tidak terlalu mewah yang terpenting aku ingin mengenalkan mu juga Kevin sebagai bagian dari keluargaku" ucap nya

Angka terdiam dan menyimak penjelasan pria itu.

"apa kau siap untuk segera menikah Minggu depan?" tanya Andreas

Angka tidak bisa melakukan apapun lagi, mungkin ini adalah keputusan gila yang pernah Angka buat tapi dia harus segera menikah dengan Andreas dan memberikan nya nama belakang sang ayah