Chereads / AKU (BUKAN) WANITA PENGHIBUR [21+] / Chapter 28 - Memperhatikan gadis itu dari jauh

Chapter 28 - Memperhatikan gadis itu dari jauh

Andreas duduk di sofa menghadap kearah Angka yang terlelap, sepertinya dia benar-benar mengantuk atau takut.

perempuan itu membuka kedua matanya lalu menatap kearah Andreas yang sedang melihat nya dengan tatapan datar.

Angka langsung membetulkan pakaian nya yang sedikit terbuka di bagian dada karena menyusui Kevin.

"sejak kapan anda berada di sana tuan" ucapnya gugup.

tidak ada ekspresi dari wajah Andreas, pria tampan itu kemudian berdiri dan mendekat ke arah Angka yang duduk di atas tempat tidur.

"ini adalah kamarku dan kau tidur di atas ranjangku, lalu kau bertanya sejak kapan aku berada disini?" ujarnya dengan nada suara yang mengintimidasi.

mendapatkan suara sedatar itu, Angka menelan ludahnya... dia terlalu mengantuk sampai dia lupa kalau dia sedang tertidur di kamar Andreas.

"aku tidak bermaksud untuk tidur di kamarmu tuan, aku benar-benar mengantuk dan aku tidak sadar bahwa aku tidur di atas ranjang mu" sahut nya dengan bibir bergetar,

tentu saja dia ketakutan saat melihat tatapan misterius dari pria tersebut, dia mungkin terlihat baik di hadapan orang lain tapi tatapannya begitu mengintimidasi dan membuat Angka sedikit ketakutan.

"aku hanya ingin memperingatkan mu sekali lagi, jangan pernah keluar dari rumah ini dengan membawa anakku... aku tidak ingin melihat dia mati kelaparan di luar sana dan kedinginan saat musim salju melanda, cinta kau berani melakukan hal itu lagi. aku tidak akan memaafkan mu karena ku sanggup melupakan bahwa kau adalah ibu dari Kevin" ujarnya sambil menatap tajam wajah perempuan yang sedang mendengarkan penuturan dari nya.

Angka terdiam, sejujurnya dia sangat takut jika tetap berada di rumah ini bersama dengan Andreas.

dia telah mengetahui bagaimana sikap dan perangai pria tersebut, dia adalah orang yang mampu membunuh dengan tangannya tanpa memperdulikan ucapan orang lain.

bahkan dia berani membunuh orang yang tidak dia sukai di dalam rumahnya sendiri bahkan Angka pernah melihat hal itu di dalam ruangan kerjanya.

dia benar-benar takut kita kepribadian Andreas akan menurun pada Kevin, itulah sebabnya dia berniat untuk membawa pergi bayi tersebut menjauhi Mansion mewah milik Andreas.

karena dia meyakini bawa jauh dari pria itu adalah hal yang terbaik demi perkembangan jiwa putranya.

"aku hanya tidak ingin putraku melihat bagaimana kau membunuh musuh-musuh mu di rumah ini, aku takut jika itu akan mempengaruhi kepribadian putraku... aku benar-benar ketakutan saat ia akan menjadi sepertimu ketika besar nanti" ucap nya lirih

mendengar penuturan tersebut Andreas menatap tajam kearah Angka.

dia tidak menyangka jika perempuan itu akhirnya bisa mengatakan apa yang ada di dalam hatinya saat ini.

"sebagai seorang ibu aku hanya menginginkan putraku mendapat masa depan yang jauh lebih baik meskipun kami hidup dalam kemiskinan, aku benar-benar takut jika putra aku akan menjadi sepertimu...kau adalah pengaruh buruk untuk nya" ujar perempuan itu pelan.

sebuah tamparan mendarat di pipi perempuan tersebut, dada Andreas menggebu bahkan bergemuruh hebat yang mendengar penuturan dari perempuan yang begitu menyakiti perasaannya.

sementara Angka hanya terdiam membeku saat mendapatkan tamparan yang begitu keras dari Andreas.

"jaga bicaramu pelayan rendahan" geram nya

Angka meneteskan air mata nya, akhirnya Andreas mengeluarkan sifat aslinya dihadapan Angka.

"berani sekali kau mengatakan hal yang buruk tentangku, mungkin kau mulai besar kepala karena kemarin aku memintamu untuk menikah denganku. asal kau tahu, aku memintamu untuk menikah denganku karena aku memikirkan Kevin bukan karena aku mencintaimu" ujar nya tajam

Angka terdiam, bibirnya bergetar menahan rasa sakit yang dia miliki.

Andreas menjambak rambut perempuan itu dan menjatuhkannya di lantai.

"mungkin aku jarang sekali bicara padamu panjang lebar, apa selama ini ku berpikir bahwa aku merasa bersalah atas tindakan asusila yang pernah kulakukan padamu? jawabannya adalah tidak! aku tidak pernah menyesal melakukan tindakan asusila itu kepadamu, kau pikir aku perduli? aku bahkan tidak peduli sama sekali, tapi setelah kau melahirkan bayi ini maka dia adalah milikku dia berhak mendapatkan apapun yang ku punya secara pantas" geram nya sambil mengeratkan cengkraman tangan di rambut panjang perempuan cantik tersebut.

"ampuni aku tuan" Isak nya sesegukan.

dia berharap jika Andreas mau memaafkan ucapannya yang membuat pria itu tersinggung.

"akan kuberi tahu satu hal, kau tidak akan pernah bisa pergi dari rumah ini meskipun aku akan menikahi mu statusmu di rumah ini hanyalah sebagai pelayan pribadi ku, ingat itu" ujarnya sambil berdiri

Angka menganggukkan kepalanya, dia menyentuh luka di sudut bibirnya dan mengusap air matanya yang menetes.

Andreas menatap kearah Angka dengan tatapan tajam,

"apa kau mengerti apa yang aku katakan barusan?"tanya Andreas

"mengerti tuan" ucap nya

pria tampan itu menyeringai lalu berdiri dan melipat kedua tangannya di dada sambil menoleh tajam kearah angka yang sedang duduk di lantai sambil menangis.

"sekarang siapkan semua kebutuhan ku mulai dari mandi makan malam makan siang sarapan serta apapun yang berhubungan dengan ku, aku ingin kau mengingat hal itu" ujarnya

Angka menganggukkan kepalanya dan berdiri.

"siapkan aku air hangat setelah itu buatkan aku roti sandwich" pungkas nya

Angka menganggukkan kepalanya lalu masuk kedalam kamar mandi untuk menyalakan air hangat di bathtub serta menuangkan dua tetes aroma therapy.

sementara Andreas hanya melihat ke arah perempuan yang sedang mondar-mandir menyiapkan pakaiannya di atas tempat tidur.

selesai merapikan pakaian untuk Andreas dia langsung bergegas menuju dapur dan menyiapkan secangkir kopi hitam serta roti sandwich yang dia inginkan.

Angka terdiam, dadanya sesak karena mendapatkan perlakuan tidak mengenakan dari Andreas.

akhirnya dia melihat siapa pria itu sebenarnya, dia selalu mengatakan jika pelayannya akan mendapatkan perlakuan dengan baik jika pekerja di dalam rumahnya, namun sekarang... dia justru memperlakukan Angka seperti ini, meskipun sangat tidak heran jika dia mampu melakukan hal tersebut.

dia adalah seorang mafia yang begitu ditakuti dan sangat wajar jika memiliki sifat yang begitu kasar.

Amora yang saat itu sedang mencuci piring, menoleh ke arah Angka..dimana dia melihat ada luka di sudut bibirnya bahkan ada luka lebam di pipinya.

"kau baik-baik saja, wajah mu terluka" ucap nya khawatir.

Angka menoleh sekilas sambil tersenyum kecut kearah perempuan cantik tersebut.

"aku tidak apa-apa, hanya sedikit luka kecil bagiku itu tidak masalah" jawabnya

Amora menyentuh luka lebam tersebut dan menatap lirik kearah Angka.

"setelah kau menyiapkan makan pagi untuk tuan Andreas... segeralah ke paviliun karena aku akan mengobati lukamu itu" ujar Amora pelan

Angka menganggukkan kepalanya dan tersenyum tipis lalu beranjak ke kamar Andreas setelah menyiapkan pesanan dari pria tersebut.