Kakeknya menghentikan kegiatannya dan menatap Abi tidak percaya, ia tahu dengan kekurangannya karena dialah yang membawa Abi ke dokter untuk memeriksa keadaannya. Abi telah terlahir dengan menderita prosopagnosia sehingga menyebabkannya tidak bisa mengenali wajah orang lain. Tidak ada acara untuk menyembuhkan kelainan ini dan sepanjang hidupnya Abi tidak akan pernah bisa melihat wajah orang lain.
Ia sangat sedih ketika mengetahui hal tersebut, ia mencoba membantu Abi untuk menguatkan pendengarannya agar bisa membedakan suara orang lain sehingga dia bisa berbaur dengan masyarakat. Sayang sekali dia terlambat mengetahui hal ini dan Abi telah hidup sendiri selama beberapa tahun sebelum tinggal bersamanya.