"Diah!"
Rifan menipiskan bibirnya dan wajahnya mengeras saat melihat Diah melarikan diri seperti kelinci kecil yang dikejar oleh serigala lapar. Ia merenung di dalam hatinya untuk berpikir apakah dia semenakutkan itu di mata Diah hingga ia melarikan diri. Bukankah itu hanya ciuman ringan untuk mengekspresikan perasaannya, lagipula Diah dulu yang menggodanya.
Seharusnya Diah tahu bahwa dia sedang mengejarnya dan percaya bahwa ia tidak sebodoh itu untuk tidak melihat perasaannya kepadanya. Ia mengakui bahwa dia memang terang-terangan mengejar Diah karena tidak ingin ada orang lain yang mengejarnya. Dia adalah orang pantang menyerah dan akan meraih apapun yang dia inginkan.
Diah adalah orang pertama yang menarik perhatiannya dan dia menyukainya dari lubuk hati terdalam, itu bukanlah love at first sight karena saat pertama kali bertemu dengannya, sebenarnya dia tidak menyukainya. Tetapi saat dia menghabiskan waktu dengan Diah, Rifan mulai menyukainya perlahan