Diah menghela nafas untuk kesekian kalinya saat melihat jam tangannya, dia tengah duduk di taman yang menjadi pembatas antara asrama laki-laki dan perempuan. Dia sedang menunggu Rifan disini karena dia tidak ingin mendapatkan poin pelanggaran kembali jika membiarkan Rifan menjemputnya di depan kamar asrama. Ia masih kesal dengan kejadian kemarin tetapi Rifan bersikeras datang bersamanya hingga menggunakan ancaman, jadi mau tidak mau Diah harus menurutinya.
Teman asramanya telah berangkat sejak tadi dan Maja tidak mengajaknya. Ia tahu bahwa Diah selalu berangkat dengan Rifan sehingga ia tidak ingin menjadi pengganggu di antara mereka.