Jam istirahat telah selesai tetapi Rifan tak kunjung kembali juga, Diah duduk sendiri di bangkunya dan mendengarkan penjelasan guru sambil menompang kepalanya dengan sebelah tangan. Sesekali dia akan menghembuskan nafas dan mencoret-coret buku catatannya, entah mengapa dia tidak memiliki niat untuk mencatat penjelasan guru sama sekali. Matanya juga terkadang melihat jam dinding di atas papan tulis dan merasa waktu berjalan lambat.
Diah melirik ke samping dan tidak melihat apapun di sana, Rifan tidak pernah membawa tas ke sekolah bahkan tidak membawa satu pun buku. Ia merasa seolah Rifan menganggap sekolah ini sebagai rumah keduanya yang bisa ia datangi dan pergi sesukanya. Tak ada siapapun yang berani menghentikannya, bahkan dia merasa para guru juga tidak ingin berurusan dengannya.