Kali ini Diah tidak perlu menunggu Rifan untuk makan karena dia telah datang tepat waktu, sama seperti kemarin sebagian besar anak kelas 11 IPA 2 sudah pergi ke kantin untuk makan siang dan hanya menyisahkan mereka berdua di dalam kelas.
Rifan mengeluarkan kotak bekalnya dan duduk di samping Diah. "Ayo makan!" Rifan tersenyum kecil karena Diah tanpa sadar menunggunya.
Diah menganggukkan kepalanya dan menyimpan buku ke dalam tas, ia mengeluarkan kotak bekalnya dan menghela nafas saat melihat banyak makanan yang ditaruh mbok Nah.
"Kenapa diam saja?" Rifan menyendokan makanan ke dalam mulutnya. "Ayo makan!"
"Terlalu banyak," keluh Diah kemudian memindahkan beberapa makanan ke dalam kotak bekal Rifan.
Rifan mengerutkan dahinya kemudian menghentikan tangannya. "Ini adalah makanan untukmu jadi habiskan."
Diah menggelengkan kepalanya dan terlihat jelas dari wajahnya bahwa dia tidak akan bisa menghabiskan semua itu. "Ini benar-benar terlalu banyak dan aku tidak akan bisa menghabiskannya."
"Lalu sisakan saja dan makan nanti," saran Rifan dan mengembalikan makanannya.
Wajah Diah berubah gelap karena Rifan malah mengembalikan makanannya.
Akhirnya mereka saling mendorong makanan dan tidak menyadari bahwa sudah menjadi tontonan gratis oleh beberapa murid yang melewati kelas mereka. Karena posisi Diah berada di dekat jendela maka orang lain dapat melihatnya dengan jelas dan malah ada yang mengambil foto tanpa mereka sadari.
Tentu saja mereka akan mempostingnya ke forum rahasia.
oOo
Sekarang murid kelas 11 IPA 2 tengah berada di perpustakaan yang berada di lantai tiga karena guru bahasa Indonesia meminta mereka untuk membuat ulasan dengan dua orang.
Awalnya Diah ingin satu kelompok dengan Maja tapi Maja segera menolaknya setelah mendapatkan tatapan tajam dari Rifan. Akhirnya terpaksa Diah satu kelompok dengan Rifan karena tidak ada siapapun yang mau satu kelompok dengannya.
Tentu saja karena semua orang telah mendapatkan tatapan tajam dari Rifan dan Diah tidak menyadarinya.
Rifan sangat mendominasi Diah!
"Sekarang apa yang perlu kita ulas?" Rifan menelusuri buku-buku yang tersusun rapi dalam rak.
"Bagaimana dengan ini?" Rifan mengeluarkan sebuah buku dan menunjukkannya kepada Diah.
Saat Diah melihat judul buku tersebut matanya berkedut, buku yang diambil Rifan adalah novel bergenre romance dengan judul 'Presdir Kejam Mengejar Istri yang Tertukar' entah mengapa ia merasa judul tersebut mirip dengan sinetron yang di tonton oleh ibunya dan tantenya.
"Tidak, jangan ulas buku seperti itu." Diah segera mengembalikkan buku tersebut ke dalam rak.
"Kenapa? Bukankah anak perempuan suka novel berbau romance?" Menurut artikel yang telah Rifan baca di internet, biasanya perempuan suka novel bergenre romance.
"Aku tidak menyukai romace." Diah menggelengkan kepalanya. "Kebanyakan alurnya mudah di tebak sehingga tidak seru, aku lebih menyukai genre misteri karena kebanyakan cerita tersebut alurnya sulit ditebak dan selalu membuat penasaran." Diah terus menyusuri rak buku untuk menemukan buku yang bisa mereka ulas.
"Jadi apakah kamu tidak suka buku yang bercerita tentang presdir atau CEO?" tanya Rifan penasaran.
"Tidak juga, itu tergantung dengan ini bukunya, terkadang aku menemukan buku dengan tema presdir atau CEO tapi alurnya sulit ditebak dan aku menyukainya." Tangan Diah berhenti berhenti di salah satu buku dan mengeluarkannya dari rak.
"Jika aku suatu hari menjadi presdir atau CEO apakah kamu akan menyukaiku?" Rifan berjalan mendekati Diah dan mengurungnya dengan tangan di antara rak buku.
"Apa mak-" Saat Diah ingin berbalik dia malah menabrak dada Rifan hingga membuatnya meringis kesakitan karena hidungnya menabrak dengan kuat.
"Aku bilang jika suatu hari aku menjadi presdir atau CEO apakah kamu akan menyukaiku?" Rifan semakin mendekatkan dirinya pada Diah hingga jarak wajah mereka hanya berjarak beberapa centi.
Diah tanpa sadar menahan nafasnya saat Rifan mendekatkan dirinya, wajah mereka sangat dekat dan dia yakin hanya dalam satu dorongan ringan maka bibir Rifan akan jatuh pada bibir Diah dan dia akan kehilangan ciuman pertamanya.
"Jadi apakah kamu akan menyukaiku?" Rifan mengulang pertanyaannya kembali dan berbicara tepat di atas bibir Diah.
Diah ingin melarikan diri tetapi Rifan telah mencegat jalur pelariannya, sekarang dia tanpa daya terkurung dalam lengan Rifan dan tidak bisa berteriak minta tolong. Ini adalah perpustakaan dan Diah tidak ingin teman-teman sekelasnya melihat keadaannya seperti ini. Rifan benar-benar pintar membawa mereka ke lorong rak yang jarang dikunjungi oleh orang sehingga tidak ada yang bisa mengganggunya.
Tapi sayang sekali Diah tidak akan tinggal diam!
Dengan kesal Diah mengangkat buku di tangannya dan memukulkannya ke wajah Rifan hingga membuatnya mundur, ia memegangi bibirnya yang telah 'berciuman' dengan buku tebal dan melototi Diah.
"Kau-"
"Ayo ulas buku ini." Dengan senyum palsu seolah kejadian tadi tidak pernah terjadi, Diah mengangkat buku yang berjudul 'Sangat Sulit Hidup Sederhana'
oOo
Rifan masih kesal dengan perilaku Diah dan duduk diam di kursi sambil memegang bibirnya. Ia mengabaikan Diah dan memilih menatap keluar jendela dengan wajah buruk, ia tengah menunggu agar Diah meminta maaf kepadanya.
Tapi sayang sekali Diah tidak memperhatikannya dan malah tenggelam dalam buku yang dia baca. Walaupun ini adalah buku bergenre romance tetapi ada unsur misteri yang menarik perhatiannya. Ia selalu penasaran dan terus membalikan lembar buku untuk membaca kelanjutan ceritanya.
Buku ini bercerita tentang sepasang suami istri yang telah hidup harmonis selama bertahun-tahun, walaupun awal pernikahan mereka tidak saling mencintai tapi setelah berjalanannya waktu akhirnya benih-benih cinta tumbuh dan bahkan mereka memiliki buah hati. Sang Suami adalah orang yang supel dan mudah bergaul, sedangkan istrinya adalah kebalikannya dia adalah orang yang pendiam dan suka menyendiri.
Tapi mereka menyembunyikan rahasia besar dari pasangan mereka dan aslinya adalah musuh bebuyutan yang selalu bertarung saat bertemu.
Sang Suami adalah detektif hebat yang telah memecahkan banyak kasus dan dihormati banyak orang, sedangkan Sang Istri adalah seorang presdir dari perusahaan besar yang menyembunyikan dirinya dari balik layar dan membiarkan anak buahnya tampil di depan umum. Siapapun yang mendengar nama Lady of Red akan ketakutan dan tidak berani meremehkannya.
Awal pertemuan mereka adalah saat Sang Suami menangani kasus pertamanya saat menjadi detektif dan menerima kasus tentang imigrasi gelap, saat itu dia tidak sengaja melihat Sang Istri berada di kerumunan itu dan mengiranya sebagai dalang sebenarnya. Padahal itu tidak benar, Sang Istri hanya tidak sengaja melewati tempat itu.
Sejak saat itu mereka terus terlibat dalam banyak pertingkaian dan Sang Suami selalu mengejar Sang Istri yang terus melarikan diri. Tapi sayang sekali mereka tidak menyadari bahwa pasangan yang telah tinggal selama bertahun-tahun sebenarnya adalah musuh bebuyutan yang tak terdamaikan.
Ini sangat lucu karena mereka bersusah payah mencari dan melarikan diri tapi orang yang menjadi target mereka malah tinggal satu atap. Apalagi mereka sudah memiliki anak.
Diah benar-benar tidak sabar mengetahui ending dari cerita ini.
Rifan yang diabaikan meregut kesal dan mengambil buku yang dibaca oleh Diah. "Apanya yang bagus dari buku ini?" cibirnya kesal kemudian membalikan lembar buku dengan cepat.
Diah ingin meneriaki Rifan karena merebut bukunya tetapi ini adalah perpustakaan dan dilarang berisik sehingga dia harus menahan diri dan hanya bisa melototi Rifan.
Rifan mengabaikan Diah dan fokus membaca buku yang ternyata cukup seru, perkataan Diah memang benar buku dengan genre misteri memang lebih menarik daripada buku bergenre romance murni.
"Aku sudah mengingat isi buku ini." Dengan kemampuan Rifan, dia dapat dengan cepat mengingat isi buku walaupun hanya melihatnya sekali. "Ayo aku akan membantumu menceritakan isi buku ini dan kamu yang menulis."
Diah hanya memutar matanya karena tidak percaya dengan Rifan, bukankah dia hanya membalikkan lembaran buku dengan cepat, bagaimana bisa mengingat semuanya?
Itu sangat mustahil!
"Kembalikkan bukunya!" Diah akhirnya berhasil merebut buku tersebut dan mengabaikan Rifan.
Rifan hanya mendengus kesal karena Diah mengabaikannya sekali lagi.
-TBC-
Berduaan di lorong perpustakaan yang sepi, apa yang akan kalian lakukan?
A. Berciuman hingga puas!!!
B. Membaca buku bersama
C. Panggil orang lain agar tidak berduaan
D. Isi sendiri.....