Chereads / Pacarku Terlalu Malas / Chapter 19 - BAB 18 - Menikah

Chapter 19 - BAB 18 - Menikah

Diah melemparkan tasnya ke meja dan berbaring telungkup di atas ranjang, dia merasa lelah menghadapi hari ini seolah dia kembali ke masa-masa itu. Bibirnya tersenyum kecut karena tidak bisa menghindarinya walaupun dia pindah sekolah. Apakah nasibnya akan terus seperti ini kedepannya?

Diah rasanya ingin menangis.

Drrrrrtttttt- Drrrrrrttttt- Drrrttttttt-

Getaran ponsel membangunkan Diah dari lamunannya, ia membukan ponselnya dan ada panggilan masuk dari kakaknya. Ia mencoba mengatur nafasnya dan membuat suaranya terlihat baik-baik saja agar kakaknya tidak tahu keadaannya, ia tidak ingin merepotkannya lagi.

"Hallo mas."

"Diahhhhh….." Di ujung telpon sana terdengar suara Indra yang terlihat bahagia.

"Ada apa mas?" Dia mengerutkan dahinya mendengar nada aneh dari kakaknya.

"Mas sudah melamar ke keluarga Nadia dan mereka setuju dengan pernikahan ini." Tawa bahagia terdengar jelas dari Indra karena berhasil dengan lamarannya.

Diah ikut senang mendengar berita bahagia itu, sudah lama kakaknya yang satu ini single walaupun sebelumnya sering gonta-ganti pacar. Dia tidak menyangka pada akhirnya Indra memilih menikah dengan Nadia yang sangat bertolak belakang dengan mantan-mantannya.

"Selamat mas atas lamaranmu, oh ya kapan kalian akan melangsungkan pernikahan?"

"Kemungkinan besar bulan depan kami akan menikah."

"Cepat sekali," Diah mengerutkan dahinya heran.

"Dua bulan lagi ada reuni SMA dan aku ingin mengajak Nadia sebagai pasanganku." Terdengar suara mendengus dari Indra. "Akan aku perlihatkan kepada mereka siapa pasanganku, aku masih ingat tahun lalu mereka mengejekku karena tidak memiliki pasangan." Sebagian besar teman lamanya sudah menikah dan hanya beberapa yang belum termasuk dirinya.

"Mas pernikahan itu adalah hal yang serius, kamu malah menggunakannya untuk pamer." Diah memutar matanya atas kelakuan kakaknya.

"Mereka memamerkan pasangan dan terus mengejekku yang sering gonta-ganti pacar tapi pada akhirnya belum menikah, aku sudah tidak tahan mendengar hal itu," kata Indra penuh keluhan.

"Jangan bilang mas menikah sama mbak Nadia karena hal ini," celetuknya santai.

"Eh kau tahu?" ujar Indra terkejut.

Wajah Diah menggelap ketika celutukan santainya ternyata benar. "Sialan mas! Apa kamu masih laki-laki?!?! Bagaimana bisa kamu menikah karena diejek orang lain?!?!" Diah ingin membedah isi kepala kakaknya dengan kesal.

"Kamu tidak mengerti, coba saja kamu berada di posisiku, kamu juga akan jengkel jika terus diejek orang lain," bantah Indra tidak terima.

Wajah Diah semakin menggelap dan dia berujar dengan kesal. "Sayang sekali aku tidak akan pernah berada di posisi mas. Jika aku menyukai seseorang maka aku akan langsung menikahinya tanpa membuang waktu untuk pacaran!"

Dengan kesal dia menutup panggilan tanpa menunggu jawaban dari Indra.

oOo

Rifan membuka matanya dan melepas earphone, tanpa dia sadari telinganya berubah menjadi merah dan senyum kecil muncul di bibirnya. Dia terkikik-kikik hingga membuat kedua temannya menatapnya heran dan sedikit ngeri karena melihat sikap anehnya.

"Dia kenapa?" Reynaldi berbisik kepada Abi.

Abi menganggkat bahunya. "Gue gak tahu."

"Apakah dia kerasukan setan? Sialan ini sedikit mengerikan ok." Reynaldi bergidik ngeri saat Rifan dengan senyum cerah memainkan ponsel seolah tengah bingung memilih sesuatu.

"Gue juga gak tahu, mungkin saja sahamnya sedang naik dan dia merasa senang," pendapat Abi tidak yakin.

Reynaldi hanya mendengus setelah mendengar ucapan Abi. "Dia tidak akan bersikap seperti itu bahkan saat sahamnya berada di titik tertinggi dia bersikap biasa saja dan dengan santai melemparkannya ke ayahku agar dikelola. Jika uang tidak memiliki kekuatan untuk menggulingkan 'mereka' kemungkinan besar Rifan tidak akan repot-repot meliriknya."

Kemampuan Rifan sangat hebat dalam bisnis bahkan menyaingi rubah tua licik yang sudah lama berkecimpung di dunia bisnis. Sayangnya dia memilih bersembunyi di balik layar dan membiarkan ayahnya mengelola semua saham yang sudah dia peroleh.

"Apa dia terkena panah cupid?"

"Cupid?" Abi menaikkan sebelah alisnya.

"Iya cupid, itu lho dewa cinta yang mirip bayi bersayap yang selalu bawa panah cinta." Reynaldi sering melihat gambar cupid dimana-mana saat berkencan dengan pacar-pacarnya.

"Gue gak menyangka sebongkah batu keras ini akhirnya melunak," kata Abi.

"Tapi gue lebih suka kalau dia bersikap kayak biasa, dia seperti ini buat gue merinding dan gak nyaman," ujar Reynaldi bergidik negeri saat melihat Rifan cekikikan.

Abi mengangguk setuju dengan pendapat Reynaldi, Rifan yang seperti ini memang sangat aneh dan dia tidak terbiasa.

Rifan sangat asyik dengan dunianya sendiri dan mengabaikan hal lain, dia masih fokus untuk memilih gaun dan jas yang bisa dia gunakan sebagai refrensi untuk pernikahannya kelak.

Ya, Rifan telah mendengar percakapan Diah bersama kakaknya, dia telah memasang chip pada ponsel Diah secara rahasia. Rifan mengakui bahwa dia tengah menstalker Diah karena dia ingin mengetahui segala hal tentangnya, tentu saja dia tidak akan berbuat buruk pada Diah.

Chip itu adalah hal yang dia kembangkan setahun yang lalu, kemampuannya untuk mendeteksi lokasi dan merekam segala hal di ponsel cukup baik dan bisa dia monitori dari perangkatnya. Sangat sulit untuk melepas chip tersebut karena itu terpasang langsung pada mesin ponsel yang jika dilepas secara paksa maka akan membuat jaringan mesin rusak dengan sendirinya.

Dia menciptakan chip ini untuk memonitori kegiatan 'mereka' dan mengumpulkan segala informasi untuk persiapannya. Dia tidak bisa begitu saja menyerang 'mereka' tanpa persiapan sama sekali karena itu sama saja dengan bunuh diri dan usahanya untuk pura-pura selama ini akan menjadi tidak berguna.

Dengan senyum cerah Rifan mengangkat kepalanya dan menatap Reynaldi untuk meminta pendapat karena dia adalah satu-satunya yang pernah menjalin hubungan dengan perempuan di antara mereka.

"Menurutmu mana yang lebih baik?" ia menunjukan ponselnya.

Reynaldi menyipitkan matanya untuk mempertajam penglihatannya, matanya yang minus memang sedikit menyulitlkannya namun dia tidak ingin menggunakan kacamata yang terlihat cupu. "Apa itu?" ia mengambil ponselnya untuk melihat dengan jelas.

"Tuxedo?" Reynaldi mengerutkan dahinya dan menatap Rifan bingung, seingatnya Rifan sangat tidak menyukai menggunakan Tuxedo.

Rifan mengangguk dan menscroll foto berikutnya. "Menurutmu mana yang paling bagus?"

Abi ikut melirik ponsel Rifan dan melihat beberapa tuxedo yang telah dia seleksi, tangannya menunjuk salah satu tuxedo yang terlihat bagus namun tidak kesan mewah, sesuai selera Rifan. "Kupikir ini terlihat bagus."

"Hooo… seleramu bagus juga." Reynaldi ikut mengangguk menyetujui pilihan Abi.

"Ngomong-ngomong kenapa lo pilih tuxedo? Bukankah lo gak suka pakai ya?" tanya Reynaldi heran.

Dengan santai Rifan menjawab. "Untuk pernikahan gue."

Reynaldi dan Abi sangat terkejut hingga mata mereka melebar dengan mulut terbuka penuh ketidakpercayaan, mereka merasa ada yang salah dengan telinga mereka dan baru saja mendengar halusinasi yang aneh. Apakah mereka baru saja mendengar kata pernikahan? Siapa yang ingin menikah? Rifan?!?!?

Ini sangat menakutkan!

"Bro lo baru saja bilang apa?" tanya Reynaldi untuk memastikan pendengarannya.

Rifan menipiskan bibirnya tidak senang karena respon kedua temannya. "Memang ada yang salah?"

"Lo bilang mau menikah, tapi ingat gak lo baru berumur 17 tahun!!! Masih jauh kali jika ingin menikah, lagipula lo gak pernah pacaran," kata Reynaldi penuh emosi.

"Pacaran?" Rifan hanya mendengus. "Buang-buang waktu saja, lebih enak langsung menikah." Senyum terbit sekali lagi dari bibir Rifan ketika membayangkan kehidupan pernikahan.

"Lagian siapa yang pengen lo nikahi sekarang?" Reynaldi tidak tahu apa yang salah dengan kepala Rifan, bagaimana bisa dia memiliki pikiran untuk menikah.

Rifan memutar matanya dan memberi Reynaldi tatapan cemooh. "Siapa lagi kalau bukan Diah."

Nafas Reynaldi tercekat dan menatapnya tidak percaya. "Sialan lo baru aja ketemu sama dia dan lo udah memikirkan pernikahan? Emangnya dia mau sama lo? Dia aja kelihatan ogah deket sama lo," katanya mengejek.

Wajah Rifan berubah gelap ketika mendengar ejekan Reynaldi yang menusuk hatinya, walaupun dia sudah bersikap baik kepada Diah, ia memang terlihat tidak senang dan menjauhinya. Dia tidak tahu apa yang harus dia melakukan agar Diah mau mendekatinya.

"Rifan lo gak bisa buru-buru menikah, perkataan Reynaldi benar." Abi menepuk bahunya. "Lo belum lama bertemu Diah dan tentu saja dia akan menolak lamaran lo. Lagipula lo harus ingat, selama 'mereka' masih ada hidup lo gak akan damai dan lo selalu berhati-hati di setiap langkah."

"Jika 'mereka' mengetahui keberadaan Diah maka dia akan menjadi kelemahan lo," kata Abi memperingatinya dengan serius.

Rifan menggertakan giginya ketika Abi menyadarkannya, memang selama 'mereka' masih ada dia tidak boleh menikah dengan Diah agar tidak melibatkannya. Dia tidak ingin Diah berada dibawah kendali 'mereka' dan menjadi titik lemahnya.

"Lo benar Bi, gue terlalu terburu-buru." Rifan mengusap wajahnya gusar. "Selama 'mereka' masih ada maka hidup gue gak akan pernah tenang."

"Senang lo mengerti." Abi menepuk bahunya sekali lagi.. "Jangan terburu-buru, lo masih memiliki waktu dan bangun persiapan untuk melawan 'mereka'."

Rifan mengambil ponselnya dan kembali ke ranjangnya dengan lesu, ia menarik selimut dan menyembunyikan dirinya. Sebenarnya dia sedikit lelah dan ingin sekali istirahat sejenak, tetapi selama 'mereka' masih ada dia tidak akan pernah bisa menikmati hidupnya.

Orang lain mungkin melihatnya hidup nyaman dengan bergelimpangan harta, tetapi sebenarnya sejak kelahirannya hingga sekarang dia tidak pernah menemukan kedamaian dan selalu bekerja keras untuk bertahan hidup. Hidup bersama sekawanan serigala selalu membuatnya waspada karena dia tidak tahu kapan dia akan mati.

Dia tidak bisa berhubungan dengan orang lain karena takut melibatkan mereka, tetapi sejak dia bertemu Diah segalanya telah berubah. Banyak rencana yang telah dia susun kacau balau dan dia harus memikirkan rencana baru, tetapi dia tidakk pernah menyesal telah bertemu dengan Diah karena dia adalah cahaya kecil yang menerangi kehidupannya yang suram dan gelap.

Dan dia akan melindungi cahaya kecil itu.

"Ngomong-ngomong kenapa lo sangat ingin menikah?" tanya Reynaldi penasaran.

Rifan membalikkan tubuhnya dan dengan santai menjawab. "Diah bilang lebih suka menikah daripada pacaran."

"Lo pasang chip itu padanya?" Reynaldi menatapnya tidak percaya dan sedikit takut.

Rifan menganggukkan kepalanya.

"Sialan bucin lo!"

-TBC-

[Teater Mini]

Forum Pernikahan

Pengirim : @anonymus

Topik : Pakaian pernikahan

Tolong bantu aku memilih pakaian untuk menikah.

[PIC] [PIC] [PIC] [PIC] [PIC]

Komentar :

@cintabulan ah mau menikah ya? Aku sarankan tuxedo no 3, itu terlihat bagus.

@jiajia aku tidak setuju dengan komentator diatas, no 3 terlihat vulgar karena terlalu mewah.

@anakayam kupikir no 5 cukup elegan.

@cintakasih tidak, menurutku no 2 yang paling bagus.

@waduklima no 2 terlalu mencolok kupikir lebih baik no 1

@indahnyalangit kurasa semuanya terlihat bagus, kenapa kamu tidak menggunakan semuanya saja, kamu bisa mengadakan 5 pesta pernikahan yang berbeda

@anonymous saran yang bagus, akan aku pikirkan *wajah serius*