Diah mengerjapkan matanya tapi masih enggan membuka mata, tapi ia mengerutkan keningnya saat merasakan guling yang biasanya ia peluk terasa panas dan bergerak naik turun. Ia meraba 'gulingnya' dan merasa heran karena itu sangat keras, tangannya juga tanpa sengaja menyentuh titik kecil yang membuatnya gemas untuk mencubitnya.
"Diah kamu bermain api." Suara geraman rendah terdengar di telinga Diah dan membuatnya geli.
Diah mengabaikan itu dan tangannya malah semakin merajalela, dengan berani ia menyentuh 'gulingnya' yang halus dan bergerak ke bawah. Saat tangannya hendak menyentuh area yang paling panas, tiba-tiba ada tangan yang mencegahnya dan membawanya jauh. Ia mengerang tidak senang dan mengigit 'gulingnya' dengan kesal.