"Berhenti melihatku seperti itu!" Diah tidak tahan merasakan tatapan panas dari balik punggungnya.
Sekarang Diah sedang berada di dapur dan memasak untuk makan malam mereka, tapi sejak tadi Rifan terus menatapnya tajam hingga membuat Diah merasa tidak nyaman. Ia merasa seperti daging di atas talenan yang bisa dimakan kapan saja, apalagi perasaan ini menjadi lebih buruk saat ia mengenakan pakaian beserta celemek bermotif kelinci. Diah sangat ingin menggali lubang dan menyembunyikan dirinya.
"Sayang tidak ada ekor kecilnya," desah Rifan kecewa saat menatap pantat Diah.
Diah sangat ingin melempar spatula di tangannya kepada Rifan, sejak tadi dia terus kecewa karena Diah menolak menggunakan pakaian yang ada ekornya. Tentu saja Diah menolaknya karena ia tahu bahwa Rifan akan bersikap macam-macam padanya. Lihat saja tatapan panas yang dia lemparkan, itu seolah ingin mengupas bulu-bulunya, ralat pakaiannya.