Diah berguling di atas ranjang dengan wajah yang memerah seperti kepiting rebus, ia membungkus dirinya dengan selimut seperti kepompong. Pikirannya masih berkelana beberapa saat yang lalu saat Rifan menciumnya hingga membuatnya lemas. Ia tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya hingga tidak memberontak untuk melawan Rifan.
Jika sebelumnya pasti ia akan akan memukul Rifan dan menelpon polisi untuk tuduhan pelecehan seksual. Tetapi dia tidak memiliki pikiran itu sama sekali dan Diah menjadi kebingungan. Apakah dia mulai jatuh cinta pada Rifan?
Tapi itu tidak boleh terjadi karena Rifan adalah orang yang berbahaya, ia tidak tahu orang seperti apa dia dan logikanya terus mencekcok kepalanya untuk menjauhi Rifan. Tapi mengapa kata hatinya berkata lain, ia merasakan kenyamanan saat berada di sisi Rifan dan tidak memiliki ketakutan apapun.