Chereads / Pacarku Terlalu Malas / Chapter 30 - BAB 29 - Poin Pelanggaran

Chapter 30 - BAB 29 - Poin Pelanggaran

Diah terkapar lemas seperti ikan yang keluar dari air setelah berlari selama beberapa putaran, keadaan Rifan juga tidak jauh berbeda darinya dan malah kondisinya lebih parah. Bajunya telah basah oleh keringat dan kulit wajahnya memerah akibat tersengat sinar matahari terlalu lama. Untung saja sebelum olahraga Diah sudah mengoleskan sunblock agar kulitnya tidak terbakar oleh sinar matahari.

Pak Eko yang prihatin dengan keadaan mereka hanya membiarkannya istirahat saja daripada bergabung dengan yang lain bermain volly. Sebenarnya Pak Eko sangat senang dengan perubahan Rifan karena ini adalah pertama kalinya dia sangat termontivasi dalam olahraga, ia telah membujuknya berulangkali tetapi Rifan tidak menganggapnya serius.

Akan tetapi kali ini berbeda!

Sepertinya dia harus sering-sering membuat mereka bersama dalam pelajaran olahraganya.

Pak Eko tersenyum jahat dan mengelus dagunya, ia merasa menjadi orang paling pintar karena menemukan cara untuk mengendalikan Rifan.

Disisi lain entah mengapa Diah merasa merinding.

"Kamu benar-benar kelinci," ujar Rifan disela-sela nafasnya.

"Aku bukan kelinci," bantah Diah tidak terima.

"Kamu kelinci karena larimu sangat cepat," kata Rifan bersikukuh. Ia tidak bisa mengalahkan Diah dalam berlari dan sangat kesal karena jauh dibelakangnya.

Saat mereka akan berdebat tiba-tiba Maja datang dan memberikan botol minuman untuk masing-masing dari mereka.

"Ini untuk kalian!" Maja berdiri di tengah mereka dan memberikan botol air.

"Terima kasih," ucap Diah senang dan langsung meneguk isi botol hingga tersisa setengahnya, dia sangat kehausan setelah lari.

"Ahhhh…. Segarnya…." Desahnya panjang seperti ikan yang akhirnya menemukan air.

Rifan menganggukan kepala sebagai tanda terima kasih kemudian meminum air dengan tenang yang sangat berbanding terbalik dari Diah.

"Sama-sama." Maja tersenyum ramah. "Aku harus pergi dulu." Ia harus meninggalkan mereka karena bergabung dengan teman sekelasnya untuk volly.

Diah menganggukkan kepalanya kemudian menghabiskan air hingga tetes terakhir.

"Ini jika kamu masih haus." Rifan menawarkan miliknya karena merasa Diah masih kehausan.

Diah menggelengkan kepalanya dan menolak, dia tidak ingin minum dari botol yang sama dengan Rifan karena dia merasa seperti melakukan ciuman tidak langsung dengannya.

Rifan hanya mengedikan bahunya tidak peduli atas penolakan Diah, ia langsung menghabiskan airnya kemudian berbaring di atas tanah lapangan yang ditumbuhi rumput. Untung saja lapangan ini bukan terbuat dari semen sehingga tidak keras saat dia berbaring.

"Jangan berbaring di sana karena banyak serangga yang akan membuatmu gatal," saran Diah baik hati.

Rifan melirik Diah dari sudut matanya dan menyeringai. "Jadi apa kamu ingin pergi ke UKS dan tidur bersama?" katanya dengan nada ambigu.

Seketika pipi Diah memerah karena mengingat beberapa hari lalu Rifan terbangun dalam ranjang yang sama dengannya. "Dasar mesum!" ia melototinya dan memukulkan botol minuman yang sudah kosong ke arah kepala Rifan.

"Apanya yang mesum? Kita bisa berbaring di ranjang yang berbeda karena UKS memiliki banyak ranjang." Seringaian Rifan semakin lebar saat Diah masuk ke dalam jebakannya.

"Atau malah kamu berpikir untuk tidur di ranjang yang sama denganku?" Rifan menegakkan tubuhnya dan mendekat ke arah Diah. "Aku tidak tahu jika kamu akan berpikiran seperti itu." Rifan meniupkan udara panas ke telinganya.

Dengan panik Diah mendorong Rifan dan menutupi telinganya yang memerah. "Kau-"

Rifan tertawa lebar hingga dia berbaring kembali ke rumput, ia bergerak membelakangi Diah untuk menghindar dari pemukulannya. Lagipula dia tidak ingin wajah tampannya rusak karena ini adalah asset berharga untuk masa depan yang harus dia lindungi.

Pak Eko yang duduk di bawah pohon hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat sepasang muda-mudi yang asyik dengan dunia mereka. Sekolah telah menetapkan bahwa tidak boleh pacaran di depan umum dan akan dikenai poin pelanggaran. Tetapi dia sangat yakin bahwa Rifan akan mengabaikan hal itu karena dengan poin kontribusi yang sangat banyak hingga saat lulus nanti tidak akan habis, poin pelanggaran kecil dari pacaran sangat tidak signifikan dalam matanya.

Tetapi sebagai guru dia harus menegakkan aturan, ia harus tegas dan tidak membeda-bedakan tiap muridnya, jadi dia akan memberikan poin pelanggaran. Ia mengeluarkan ponsel dan membuka aplikasi untuk memberikan poin kepada mereka. Ia tidak memperdulikan bahwa Diah sudah mendapatkan poin pelanggaran dan dengan tenang menambahkannya lagi.

Lagipula Rifan akan membantunya mendapatkan poin kontribusi.

oOo

Jam olahraga telah selesai dan semua orang mengganti seragam, sudah banyak orang yang telah pergi ke kantin karena tidak ingin mendapatkan antrian yang panjang, lagipula mereka sudah sangat lelah karena olahraga.

Kali ini Maja tidak mengajak Diah lagi ke kantin karena ia telah membawa bekal makanan sendiri. Beberapa hari ini Diah memang selalu membawa bekal makanan dan memakannya bersama Rifan. Tidak ada satupun yang ingin mengganggu mereka sehingga banyak orang pergi ke kantin dan meninggalkan mereka berdua di dalam kelas.

Akhirnya kecurigaan Maja telah selesai, kenapa Rifan memiliki kotak bekal yang sama dengan Diah. Ternyata bekal itu dari Rifan.

Tapi dia masih penasaran.

Apakah Rifan yang membuatnya?

"Ah mbok Nah memasak dadar jagung kesukaanmu." Rifan memasukan dadar jagung meiliknya ke dalam kotak bekal Diah tanpa memperdulikan ekspresi wajahnya.

"Jangan memberikannya padaku!" Dengan kesal Diah mengembalikannya pada Rifan. "Kotak bekalku sudah penuh jadi jangan menambahkannya," keluhnya kesal.

Rifan melirik kotak bekal Diah yang memang memiliki porsi yang sama dengannya, tetapi dia merasa itu belum cukup dan dia masih berusaha menggemukannya.

Saat mereka akan berdebat lagi tiba-tiba ponsel Diah berbunyi dan dia mendapatkan pesan, ia menurunkan sendoknya dan menyalakan ponsel. Keningnya berkerut ketika mendapatkan pesan resmi dari pihak sekolah, dengan penasaran dia membuka pesan tersebut dan matanya terbuka lebar karena terkejut mendapatkan banyak poin pelanggaran.

"Kenapa aku mendapatkan poin pelanggaran?" Diah sangat bingung karena dia merasa belum pernah melanggar aturan sama sekali. Dia adalah orang yang berhati-hati dan selalu dengan cermat membaca aturan, jadi bagaimana bisa dia mendapatkan poin pelanggaran yang bahkan hampir mendapatkan panggilan orang tua?

Ini sangat aneh!

Rifan melirik ponselnya dan menunjuk tanda pojok kanan atas. "Klik yang itu dan kamu akan tahu aturan apa saja yang telah kamu langgar."

Diah mengikuti petunjuknya dan matanya semakin terbuka lebar setelah menyadari aturan apa saja yang telah dia langgar.

Membiarkan laki-laki masuk ke asrama 5x

Pacaran di depan umum 1x

Penyumbang poin pelanggaran terbesar adalah dari pacaran di depan umum!

"Ini bukan salahku!" Diah tidak terima mendapatkan poin karena hal itu.

"Sialan Rifan ini semua karena salahmu!" Diah menatap pelaku yang menyebabkannya mendapatkan banyak poin pelanggaran.

Rifan mengerutkan dahinya dan mengeluarkan ponsel, ia ingin melihat apakah dia juga mendapatkan poin seperti Diah. dan ternyata dia juga mendapatkan poin pelanggaran dalam jumlah yang lebih besar dari Diah tetapi itu otomatis sudah terhapus berkat poin kontribusinya.

Rifan hanya meringis dan menatap Diah merasa bersalah. "Aku akan membantumu mendapatkan poin kontribusi."

Andai saja poin kontribusi bisa dia bagikan kepada diah maka dia tidak akan keberatan memberikan semuanya poin kontribusi miliknya.

-TBC-

Jika karena pacarmu kamu mendapatkan poin pelanggaran, apa yang akan kamu lakukan?

A. Gak apa-apa ini adalah tanda cinta!

B. Aku akan memintanya membantuku mendapatkan poin kontribusi

C. Perang dingin sampai beberapa hari!!!

D. Isi sendiri.....