"Bagaimana dengan nilaimu?" tanya Rifan sambil menompang nilainya.
"Tidak sebaik milikmu." Diah menutup rapotnya dan tidak berniat menunjukan rapotnya kepada Rifan.
Rifan hanya terkekeh ketika mendengarnya, ia sudah menebak nilainya sendiri dan tidak terlalu antusias dengan hal tersebut. Baginya nilai hanyalah angka di atas kertas yang tidak akan mempengaruhi masa depannya, jika bukan karena ini adalah sekolah miliknya sekaligus ingin pura-pura untuk menipu keluarganya. Ia pasti tidak akan sekolah.
Dia rasa itu hanya membuang-buang waktu.
"Rifan!"
"Sana pergi! Namamu di panggil!" Diah segera mengusirnya.
Rifan menaikkan sudut bibirnya dan keluar dari bangku, ia menghampiri guru dan mendata tangani namanya di atas kertas. Setelah mendapatkan rapotnya, ia kembali lagi ke bangkunya dan meletakan rapot di atas meja.