"Kau pikir kau bisa mengalahkanku?"
Tubuh Rifan tersentak dan hampir saja jatuh berlutut jika tidak dengan cepat memegang tembok, dia merasa seperti di tekan oleh ribuan kilogram batu yang hampir meremukan tubuhnya. Nafasnya terengah-rengah dan wajahnya berkeringat dengan deras, kakinya terus gemetar dan hampir tidak bisa menompang tubuhnya.
Baru kali ini dia merasakan tekanan yang mirip dengan auranya namun lebih mengerikan, Rifan hampir tidak bisa bertahan jika wanita itu tidak berbelas kasihan padanya.
"Sepertinya kau sudah mengerti perbedaan kekuatan kita," ucapnya dan menghilangkan auranya.
Rifan akhirnya bernafas lega dan tubuhnya membungkuk sambil memegang lutut, kakinya masih terlihat gemetar namun dia menahan diri agar tidak runtuh. Dia mengusap keringat dari wajahnya dan menatap wanita itu dengan serius.