"Rifan apa kau harus kembali sekarang?" Diah berdiri di depan gerbang kompleks untuk mengantarkan Rifan keluar.
"Yah aku harus kembali karena banyak pekerjaan yang menungguku," jawab Rifan.
"Huh... pekerjaan apa? Paling-paling hanya ingin bermain game," dengus Diah.
Rifan gemas karena Diah salah paham terhadapnya tetapi dia tidak berniat menjelaskan padanya, lebih baik Diah tahu sendiri karena itu lebih menarik. "Lebih baik kamu tidak terkejut setelah tahu fakta sebenarnya." Rifan mengulurkan tangannya dan menepuk kepala Diah.
Rifan penasaran bagaimana reaksi Diah saat mengetahui bahwa dia sangat pintar dan mendapatkan ranking pertama. Apakah dia akan terlalu terkejut hingga tidak berani menatapnya? Well Rifan akan menunggu saat itu.
"Kalau begitu aku akan pergi dulu." Rifan berbalik untuk meninggalkan Diah.
"Tunggu sebentar!" Diah menghentikan Rifan dan meraih tangannya.
"Ada apa?" Rifan menundukan kepalanya dan melihat Diah.