Tetapi, ketika Huo Yao sampai di kantor kepala sekolah, pintu kantor itu sedang tertutup dan tidak ada jawaban dari dalam meski sudah mengetuknya.
Kelihatannya di dalam memang tidak ada orang. Huo Yao menghela napas yang panjang, "Untuk masuk ke sekolah yang jelek ini saja susah sekali."
Tiba-tiba Huo Yao merindukan saat-saat dirinya tidak perlu sekolah seperti beberapa waktu lalu.
Ah, sialan sekali!
Huo Yao berjalan kembali dengan tidak senang. Secara kebetulan ada seorang guru perempuan berjalan ke arahnya dan melihat Huo Yao. Ia dengan serius dan nada bicara yang galak berkata, "Murid ini, sekarang sudah mau jam masuk sekolah. Namun, kenapa kamu masih berkeliaran di sini?"
Huo Yao berhenti dan dengan pasrah mengedipkan mata, "Guru, aku adalah seorang murid pindahan. Aku tidak tahu letak kelasku dan datang untuk bertanya."
Guru perempuan itu mendengar penjelasan dari Huo Yao, lalu dengan tidak senang berkata, "Kamu pergi ke kantor guru kalau mau datang untuk melapor, di sini adalah kantor kepala sekolah dan kepala sekolah sangat sibuk. Dia bukanlah pihak yang mengurusi hal seperti ini."
Setelah selesai, guru perempuan itu berjalan dengan cepat ke kantor guru. Tanpa mengetuk pintu, ia langsung mengusap kartu yang digantung di dadanya dan masuk begitu saja.
Tidak lama kemudian, tangan guru perempuan itu mengambil data yang diinginkannya dan masih melihat Huo Yao, ia pun berkata, "Kenapa kamu masih ada di sini? Bukannya sudah aku katakan untuk ke kantor guru?"
"Aku…."
"Baiklah, kamu ikut denganku. Aku akan membawamu sekalian ke sana." Guru perempuan itu menggelengkan kepala sambil berkata, lalu mulai melangkah.
Ah, akhirnya bisa diproses seperti ini. Huo Yao langsung mengikuti guru perempuan itu untuk kembali lagi ke ruangan yang barusan didatanginya tadi.
"Tuan Wei, ini ada seorang murid pindahan yang harus diperiksa. Tolong beritahu kelas yang harus diikutinya. Selain itu, sekarang sudah hampir bel kelas untuk masuk. Jangan sampai membuatnya menunda waktu di sini terlalu lama." Ucap guru perempuan itu dengan tegas.
Tanpa menunggu jawaban dari Wei Mingzhe, guru itu pun langsung keluar dari ruangan ini.
Di dalam kantor ini, sekarang yang tersisa hanya ada Wei Mingzhe dan Huo Yao. Mereka berdua saling menatap dengan canggung.
Wei Mingzhe sebenarnya tidak ingin mengurus Huo Yao sebagai murid pindahan yang masuk dari jalur belakang. Namun, saat mengingat sikap wakil kepala sekolah tadi, ia menahan rasa tidak sukanya di dalam hati dan berjalan ke depan mejanya. Ia pun mengambil telepon untuk memanggil seseorang.
Huo Yao masih ingat wajah Wei Mingzhe yang terlihat sangat jelas bahwa ekpresinya mengisyaratkan 'aku sangat tidak senang melihatmu'. Namun saat ini ia tampak bingung.
Ya, Huo Yao seakan baru pertama kali masuk ke sini dan merasa bahwa sikap Wei Mingzhe sudah tidak terlalu kasar. Wow, bagaimana mungkin sikapnya dapat berubah dalam waktu yang singkat?
'Guru di sekolah ini sangat mahir ilmu merubah muka, ya?' Pikirnya.
Setelah menyelesaikan panggilannya, Wei Mingzhe langsung berjalan ke arah depan kantor dan dengan dingin berkata, "Kamu berdiri di sana dan tunggu sebentar."
Wei Mingzhe bahkan sama sekali tidak menatap ke arah Huo Yao saat mengatakannya.
Baru sekitar dua menit, wakil kepala sekolah yang tadi mencari Huo Yao, datang dengan tergesa-gesa. Ia melihat wajah Huo Yao terlebih dahulu baru bisa menghela napas lega.
"Huo Yao, selamat datang ke SMA Yi Zhong."
Huo Yao dengan sangat sopan berterima kasih kepadanya, terlihat sangat sopan santun dan sangat berpendidikan. Akan tetapi, dalam dua detik ia merasa aneh, "Suratku diambil oleh seorang satpam, apakah masih bisa melaporkan kepindahan?"
Wakil kepala sekolah dengan cepat menggelengkan kepala, "Bukan sebuah masalah yang besar. Surat itu hanya formalitas saja dan tidak akan berpengaruh psda pendaftaranmu untuk masuk ke sekolah ini. Aku akan pergi untuk menanyakan tentang hal yang terjadi dengan satpam itu."
Tatapan Huo Yao juga menatap ke arah Wei Mingzhe dan menghela napas lega, "Baguslah kalau begitu."
Melihat tatapan Huo Yao, Wei Mingzhe malah merasa semakin kesal. Ia pun hanya membalas dengan tatapan dingin ke arahnya.
Wakil kepala sekolah itu juga tidak terlalu memperhatikan ekspresi wajah Wei Mingzhe dan Huo Yao. Ia menoleh dan menatap Wei Mingzhe sambil berkata, "Tuan Wei, aku serahkan Huo Yao sebagai salah satu siswa di kelasmu. Kalian harus menjaganya baik-baik."
Mendengarkan perkataan wakil kepala sekolah itu, raut wajah Wei Mingzhe langsung berubah!