He Xiaoman baru kembali dalam pikirannya lalu menggelengkan kepala, "Ibuku tidak minum obat apapun."
He Xiaoman merasa bahwa dokter ini pasti sudah gila, bahkan dokter lain sudah mengatakan bahwa sudah tidak ada cara lagi untuk menyembuhkan penyakit ini. Mengenai obat yang dimaksud dokter tadi, dari mana gadis liar itu mendapatkannya?
Dokter itu menerima penjelasan He Xiaoman, lalu bercanda dan berkata, "Kalau begitu ini sangat ajaib."
He Xiaoman memaksakan diri untuk tersenyum datar, dalam hati ia sudah memikirkan rencana untuk membawa ibunya kembali ke kota S dan melakukan pemeriksan lagi.
*****
Sesampainya di Kota S, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Huo Yao turun dari pesawat dan ponselnya yang baru saja diaktifkan langsung dipenuhi oleh beberapa pesan masuk. Ada banyak notifikasi pesan wechat yang belum dibukanya dan tidak lama kemudian ada panggilan masuk.
'Hmmm... Nomor yang asing.'
Ujung jarinya berhenti dan menekan untuk menjawab panggilan tersebut, dalam panggilan tersebut terdengar suara seorang pria muda yang asing bagi Huo Yao.
Suara pria yang menghubunginya sepertinya bukan orang lain, melainkan kakak kandung pertama dari pemilik tubuh ini. Ya, pria itu bernama Huo Yanxi.
Walaupun Huo Yao agak terkejut dengan alasan Huo Yanxi ada di bandara, tetapi ia dengan cepat mengingat bahwa sebelum dirinya pergi ke bandara ia sudah mengirim pesan kepada Yang Qiuhua. Ia pun tidak banyak bertanya lagi dan hanya menjawab tanpa basa-basi, "Dalam lima menit aku akan keluar."
Setelah mengakhiri panggilannya, Huo Yao memasukkan ponselnya ke dalam saku bajunya. Dia mengikuti petunjuk petugas bandara dan berjalan ke arah lokasi bagasi bandara. Ia pun mengambil kopernya dahulu dari tempat tersebut.
Setelah mengambil kopernya, Huo Yao dengan cepat berjalan dan pergi ke pintu keluar. Matanya seketika menyapu sekeliling tempat yang dipenuhi sekumpulan orang yang sedang menunggu di depan pintu kedatangan.
Pada akhirnya, ia melihat seorang pria muda dan tinggi sedang menghubungi seseorang.
Tangan Huo Yan menarik koper dan mengambil ranselnya. Ia pun segera berjalan ke arah pria itu.
Beberapa bulan yang lalu, orang tua kandung dari tubuh ini datang untuk mengenalkan mereka berempat. Dalam fotonya ada sosok keempat kakak kandung Huo Yao. Untungnya, Huo Yao memiliki ingatan yang sangat bagus.
Ditambah dengan DNA dari keluarga Huo yang juga bagus, ia pun bisa dengan mudah mengenal sosok kakak-kakaknya.
Huo Yanxi menutup teleponnya, dalam benaknya berpikir seharusnya adik yang belum bertemu dengannya itu sudah keluar dari bandara. Ia pun menoleh ke layar ponselnya lagi dan sengaja mencari gambar adiknya dari wechat yang disimpannya.
Baru ingin mengangkat kepala dan bersiap untuk mencari orang yang ada di dalam foto itu, seketika ada seorang gadis yang sudah ada di depannya.
Huo Yao mengenakan pakaian olahraga berwarna putih, pundak kirinya menggendong sebuah ransel berwarna hitam dan tangan kanannya menarik sebuah koper yang tidak terlalu besar.
Wajah Huo Yao yang putih dan bersih itu sungguh menunjukkan bentuk wajah yang indah dan cantik. Tidak hanya itu, sepasang mata yang cerah itu sedang menatapnya tanpa ragu-ragu.
Huo Yanxi tampak bingung, ia pun menundukkan kepala dan memperhatikan foto di dalam ponselnya. Walau sudah memastikan kemiripan bentuk wajah foto itu dengan gadis di depannya, ia masih saja bertanya dengan ragu, "Yaoyao?"
Huo Yao menganggukkan kepala dan dengan santai menjawab, "Iya."
Huo Yanxi menggaruk kepalanya, wajah tampannya itu memunculkan ekspresi tidak percaya, ia kemudian baru berkata, "Kamu kelihatan agak berbeda dengan foto yang dikirim."
Alis mata Huo Yao terangkat. Dengan tinggi badannya, ia bisa dengan mudah melihat foto yang ada di ponsel Huo Yanxi.
Gadis di dalam foto itu terlihat memiliki rambut yang sengaja di kepang dua dengan panjang dan tergantung menutupi dadanya. Pipinya yang memakai pemerah pipi terlihat sangat cerah dan memiliki penampilan yang kuno serta kampungan. Bisa dikatakan bahwa gadis dalam foto itu adalah seorang gadis kampung pada umumnya.
Huo Yao mengerutkan keningnya, ia baru ingat bahwa foto itu adalah foto yang dikirimkannya kepada Huo Yanxi saat baru menjadi temannya di Wechat.
Saat diminta mengirimkan fotonya, ia langsung mencari foto dari folder penyimpanan ponsel pemilik tubuh ini dan mengirimkannya. Sungguh, Huo Yao tidak suka berswafoto dengan kamera ponselnya langsung.
Kalau membandingkan penampilannya di foto itu dengan dirinya sekarang, Huo Yao pun memaklumi penyebab Huo Yanxi agak terkejut saat melihat dirinya.
Huo Yao terbatuk dan dengan tenang menjawab, "Apakah karena aku memang tidak terlalu fotogenik?"
Huo Yanxi mendengar jawaban itu dan hanya memandang wajah yang indahnya keterlaluan itu.