Namun pada saat ini, Pei Yunge yang semula hanya diam dan tidak bergerak, tiba-tiba mengelak pada saat direktur rumah sakit bergegas menariknya secepat kilat.
Tubuh Direktur rumah sakit yang gemuk itu tidak terkendali, sehingga ia pun langsung jatuh ke depan. Direktur rumah sakit itu terjatuh seperti anjing yang jatuh di kubangan lumpur. Kondisinya begitu menyedihkan!
"Sampah." Cibir Pei Yunge sambil menatap Direktur rumah sakit dengan tatapan yang dingin.
Kemudian Pei Yunge pun pergi ke satu sisi, ia membungkukkan badannya dan mengambil belati yang baru saja dipakai untuk memotong pakaian gadis yang telanjang itu.
Saat ini, Direktur rumah sakit merasa rambut dan tulangnya terasa sangat sakit. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa sakitnya, kini ekspresinya wajahnya yang terlihat sangat galak. Ketika ia melihat Pei Yunge bermain dengan belati. Saat itu juga, ia merasa merinding, seolah ada hawa dingin di belakang kepalanya.
"Apa yang ingin kamu lakukan?"
Direktur rumah sakit itu merasa sangat panik. Setelah melihat aksi yang dilakukan Pei Yunge, dengan tangan yang gemetar ia langsung mengeluarkan ponselnya.
"Direktur rumah sakit ingin mencoba orangnya yang lebih cepat, atau pisau yang ada di tanganku ini bergerak lebih cepat?" Pei Yunge menatap Direktur sambil sedikit menekuk satu lututnya.
Saat ini kaki Pei Yunge masih berdarah, tapi gadis itu seolah sedikit pun tidak merasakan kesakitan pada dirinya. Ia seperti seseorang yang baru saja keluar dari neraka…
Tubuh Direktur rumah sakit seketika menjadi lemah, ia melihat ujung belati Pei Yunge yang sudah mengarah ke tenggorokannya.
"Pei, Pei Yunge! Membunuh orang itu adalah tindakan yang ilegal!"
Mendengar Direktur yang kasar seperti itu memberitahunya tentang hukum, ekspresi Pei Yunge yang kejam seketika langsung berubah dan ia terlihat sedang mengejek Direktur. Kemudian, ia tertawa dengan malas sembari berkata, "Tapi aku gila."
Direktur rumah sakit seketika langsung terdiam membeku saat itu juga.
"Pei, Nona Pei! Aku tahu aku salah. Tolong…"
Punggung Direktur rumah sakit itu basah karena keringat dingin yang terus bercucuran. Ketika ia masih belum selesai bicara, tiba-tiba ia berteriak kesakitan.
Tidak lama kemudian Pei Yunge berkata, "Aku sudah memikirkannya, ini kaki ketiga."
Pei Yunge pun menyeringai, suaranya terdengar sangat indah, namun juga menggila. Belati yang ada di tangan Pei Yunge kini sudah berlumuran darah. Dan Direktur rumah sakit menutupi selangkangannya dengan rasa sakit, bahkan tubuhnya juga tampak gemetar hebat.
Ketika gadis itu sudah pergi dari hadapannya. Direktur rumah sakit dengan tangan gemetar mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang, "Jiaojiao, Pei Yunge ingin kabur! Dia sudah gila. Kamu harus membalaskan dendam Ayah!"
Mata Direktur rumah sakit itu tampak merah, dan nada suaranya terdengar penuh dengan kebencian.
*
Saat ini situasi di rumah sakit sedang dalam kekacauan dan petugas keamanan menggeledah ke mana-mana.
"Kalian sudah menemukannya? Jangan sampai membiarkan dia kabur!"
Tidak ada yang menyangka bahwa seorang gadis muda bisa melumpuhkan Direktur rumah sakit, bahkan gadis itu bisa berhasil melarikan diri dan pergi dari rumah sakit.
Sepertinya dia benar-benar orang hebat! Batin semua orang yang ada di rumah sakit.
Di lantai bawah rumah sakit. Saat itu Pei Yunge yang sedang menghindari pencarian, tampak menutupi luka yang berdarah dengan wajahnya yang pucat. Ketika ia mendongakkan kepalanya, ia baru sadar bahwa saat ini di luar sedang turun hujan.
Kini Pei Yunge sedang berada di posisi yang sulit. Ia pun menundukkan kepalanya sambil terkekeh, kemudian dengan santai ia menyeka darah yang ada di belati tersebut. Namun, tatapan matanya tampak begitu dingin dan kejam.
"Baiklah. Kalau begitu, ayo bermain."
Tiba-tiba ada seseorang yang berbicara, Pei Yunge juga tidak tahu dari mana suara itu berasal. Kemudian ia pun menoleh, seketika ia melihat bayangan putih yang familiar sedang berlari di tengah hujan.
"Anjing?"
Satu-satunya 'karakter' favorit Pei Yunge dalam novel tersebut muncul di benaknya. Tanpa sadar ia pun melamun, tapi ia tidak ingin bayangan putih itu tetap berlari dan tidak berhenti.
Anjing itu seperti sedang mencari-cari sesuatu, tidak lama kemudian akhirnya anjing itu pun berlari menghampiri Pei Yunge. Di bawah kaki Pei Yunge anjing itu menggonggong.
"Guk… Guk…" Kemudian Anjing itu mendongak dan melolong penuh semangat.
Pei Yunge merasa tidak enak ketika mendengarnya.
Seperti yang diharapkan!
Beberapa saat kemudian, Pei Yunge melihat anjing Alaskan yang bulunya seputih salju itu sedang berlari ke arahnya sambil melolong kegirangan.
"??!" Pei Yunge bertanya-tanya dalam benaknya.
Saat ini Pei Yunge sudah tidak punya waktu lagi untuk bersembunyi atau pun melarikan diri. Seketika ia pun terlempar ke tanah dan seluruh tubuhnya terluka. Pei Yunge tidak suka dengan anjing. Tubuhnya yang basah kuyup malah ditatap dengan gembira oleh mata hitam anjing itu.
Anjing ini adalah anjing jenis Alaskan yang sudah dirawat oleh Pei Yunge sejak beberapa tahun yang lalu. Namun, kemudian anjing ini dibunuh karena telah menggigit Qin Youjiao.
Pei Yunge menahan emosinya untuk tidak memarahi anjing itu, tetapi tidak ada keraguan dalam hatinya. Tidak jauh dari tempat Pei Yunge berdiri tiba-tiba terdengar suara teriakan yang sangat mengejutkan.
"Tuan Du, aku menemukannya! Aras ada di sana!"
Ketika Pei Yunge mendengar suara tersebut, seketika ia pun langsung berbalik dan melihat sosok yang samar berada di tengah hujan.