Setelah melakukan yoga, tubuh Chu Yue berkeringat cukup banyak sehingga dia merasa jauh lebih segar. Apalagi tubuhnya yang sekarang walaupun dia berkeringat banyak, sama sekali tidak tercium aroma keringat dan tetap tercium aroma harum samar dari tubuhnya.
Dia merasa ini adalah hal yang sangat unik.
Tapi dia rasa pemilik tubuh asli tidak akan menyadari hal ini, itu karena jangankan pemilik tubuh asli, bahkan Hubo juga tidak mengetahuinya karena pemilik tubuh asli tidak pernah berkeringat.
Setelah Chu Yue menyelesaikan gerakan aneh di mata Hubo, Hubo langsung menuangkan air hangat untuk mengusap tubuh Chu Yue, "Nona, jangan sampai terkenal flu."
"Kamar ini begitu hangat, bagaimana mungkin aku bisa terkena flu." Kata Chu Yue.
Karena Chu Yue bekerja dan memiliki penghasilan, dia tidak khawatir menyalakan batu arang sepanjang hari jadi dia bisa terus merasa hangat tanpa kedinginan sedikitpun.
Siang hari dengan cepat tiba dan Chu Yue bersiap untuk pergi ke kuil Long'an.
Karena dia telah menjadi juru masak, sekarang dia sama sekali tidak kesulitan setiap kali mau pergi dan memasuki daerah gunung sebelah.
Sebenarnya dia selalu melewati jalan belakang, jalan yang berlawanan dengan jalan utama, karena dia adalah juru masak yang memasak untuk biksu, jadi dia tentu saja masuk melalui pintu belakang.
Siang itu dia membuat roti isi kacang merah.
Dia menambahkan sedikit gula di isian roti isi itu agar terasa sedikit manis tapi tidak akan membuat orang merasa mual karena terlalu manis. Setelah selesai mengukusnya, dia menyobek roti isi itu menjadi 2 dan dia dapat melihat isi kacang merah yang ada di dalamnya, kemudian tercium aroma yang sangat harum.
Lalu dia juga memasak bubur yang bisa dimakan bersama dengan roti isi kacang merah itu.
Karena pagi tadi dia sudah menunjukkan keberadaannya, jadi tentu saja dia akan mengantar makan siang ini secara langsung. Tapi sebelum mengantarkannya, Yingda tetap memeriksa makanan itu dengan jarum perak, setelah itu baru membiarkannya untuk menyuguhkannya.
Saat Chu Yue datang, biksu itu tidak mengerti karena dia mengira Chu Yue tidak akan muncul lagi di depannya. Dia tidak menyangka Chu Yue malah muncul lagi di depannya.
"Tuan Besar, hari ini sangat dingin jadi saya memasak roti isi kacang merah dan bubur untuk Anda, sederhana dan mudah dicerna. Saya tidak tahu apakah Tuan Besar menyukainya atau tidak." Chu Yue membuka penutup makanan kemudian di dalamnya terdapat 4 buah roti isi serta 1 mangkok bubur.
Penampilannya terlihat sangat menggiurkan, bisku itu melihatnya dan menyadari wajah Chu Yue yang penuh penantian. Dia mengambil sumpit dan mencobanya.
"Tidak buruk." Kata biksu itu, 'Kemampuan memasak janda ini memang bagus, roti isi kacang merah ini memiliki harum kacang merah, sedikit manis tapi sama sekali tidak membuat mual.'
Chu Yue yang mendengar pujian itu langsung merasa senang, kemudian dengan pengertian langsung berkata, "Terima kasih Tuan Besar sudah menyukainya. Kalau begitu saya tidak akan mengganggu Tuan Besar makan, saya permisi dulu."
Biksu itu menganggukkan kepalanya, 'Janda yang pengertian dan tidak menyebalkan.'
Setelah Chu Yue keluar, dia pergi ke dapur untuk mengambil sisa roti isi kemudian bicara ke arah langit, "Yingda di dapur ada 3 roti isi, itu untukmu."
Setelah itu dia membawa pulang roti isi kacang merah dan 2 porsi bubur.
Tidak lama setelah Chu Yue pulang, Yingda menunjukkan dirinya. Dia mengambil 3 roti isi itu kemudian kembali bersembunyi.
Dia bahkan tidak memeriksa makanan itu beracun atau tidak, dia berada di tempat yang gelap dan langsung memakannya.
'Janda ini merasa begitu senang hanya karena melakukan tugas kecil, jelas sekali tidak tidak akan menghancurkan 9 klan, tapi jika untuk master, dia masih harus diuji. Tapi kenapa janda itu sepertinya tidak terlihat berusaha mendekati Master? Kenapa dia hanya pergi begitu saja? Kenapa dia tidak tinggal lebih lama di dalam sana untuk membuat Master tertarik kepadanya?' Pikir Yingda.
Dia merasa kebingungan memikirkan itu.
Cuaca hari ini sangat dingin sehingga biksu itu selalu berada di dalam ruangan.
Chu Yue membawa masakannya pulang kemudian dia memakannya bersama Hubo.
Hubo hanya bisa makan 1 porsi bubur dan 1 roti isi, setelah itu dia tidak bisa makan lagi karena porsi makannya sangat kecil.
Saat Chu Yue baru saja terlahir kembali, porsi makannya juga tidak jauh berbeda dari seekor kucing, jadi dia tidak kaget jika dirinya dan Hubo memiliki tubuh yang lemah.
"Makanlah lebih banyak, nanti setelah tubuhmu pulih aku akan mengajarimu yoga." Chu Yue masih terus makan sambil mengatakan itu.
Karena hanya ada mereka berdua, Hubo pun tidak menegur Chu Yue yang makan sambil bicara, dia kemudian bertanya, "Nona, dari mana Anda mempelajarinya?"
"Aku membacanya di buku, itu semacam olahraga untuk melatih tubuh." Jawab Chu Yue dengan sembarangan.
Semenjak Chu Yue terlahir kembali, dia terus berolahraga jadi sekarang porsi makannya menjadi lebih besar. Dia bisa menghabiskan 1 porsi bubur dan 2 roti isi baru merasa kenyang.
Karena masih ada sisa 2 roti isi, dia menyimpannya dan setelah bangun dari tidur siang dia baru berencana untuk memakannya lagi.
Untuk memiliki tubuh yang sehat harus memiliki selera makan yang bagus juga.
Saat malam hari, Chu Yue kembali bersiap pergi ke gunung sebelah untuk memasak makan malam.
Dia memasak tumis kentang dan jamur shitake, kacang rebus dan tumis jamur dengan sayur.
Semuanya adalah masakan vegetarian yang sangat umum, tapi saat Chu Yue mengantarnya kepada biksu itu, dia melihat biksu itu telah menghabiskan semua masakannya dan juga makan 4 buah roti isi polos.
Chu Yue harus mengakui bahwa porsi makan biksu itu cukup besar.
Tapi dia tidak merasa aneh karena biksu itu memiliki tubuh yang besar, selain itu dia adalah laki-laki jadi tidak masalah jika dia memiliki selera makan yang besar.
Biksu itu melihat ke arah Chu Yue yang terlihat sedang senyum puas karena melihatnya menghabiskan semua masakan Chu Yue, entah kenapa dia merasa sedikit senang melihat itu.
"Apa batu arangnya cukup?" Tanya Biksu itu.
"Terima kasih atas perhatian Tuan Besar. Semenjak mendapatkan batu arang dari Anda, rumah saya terasa begitu hangat." Chu Yue mengatakan itu dengan raut wajah penuh ucapan syukur.
Biksu itu menganggukkan kepalanya. Chu Yue membereskan barangnya lalu berkata, "Tuan Besar silahkan istirahat, saya permisi."
"Hm." Dia masih menanggapi perkataan Chu Yue.
Semenjak hari itu, Chu Yue terus mengantarkan makanan untuk biksu itu. Awalnya biksu itu masih merasa canggung tapi setelah beberapa hari berlalu dia menjadi terbiasa.
Chu Yue sangat pengertian dan dia tidak pernah membuat biksu itu merasa terganggu. Setelah mengantar makanan dan menunggu dirinya selesai makan, Chu Yue langsung membereskan semuanya dan pergi tanpa banyak bicara.
Biksu itu merasa tertarik setiap kali Chu Yue menceritakan tentang hal yang terjadi di antara rakyat, tapi setiap kali Chu Yue menceritakan hal itu dia selalu berhenti setengah jalan kemudian pergi dengan mengatakan seperti sudah waktunya untuk istirahat, jadi Chu Yue mengatakan tidak ingin mengganggunya.
Hari ini biksu itu juga menunggu kedatangan Chu Yue untuk melanjutkan ceritanya yang menarik lagi. Karena berada di tempat ini seorang diri cukup membosankan, dia merasa senang ada orang yang bisa diajak bicara.
Tapi setelah menunggu lama, Chu Yue tidak juga kunjung datang.
Yingda datang membawakan makanan, setelah memakan beberapa suap, biksu itu kehilangan selera makannya. Dengan wajah tidak senang, dia bertanya, "Bukan janda itu yang memasaknya?"
"Tuan, hari ini janda itu sakit. Dia takut akan menulari Tuan, jadi dia menyuruh pelayannya untuk datang dan meminta izin untuk tidak datang hari ini." Kata Yingda.
Bisa dilihat bahwa biksu itu terlihat sedikit tidak puas dengan masakan dari kuil Long'an, tentu saja ini terjadi setelah dia makan masakan Chu Yue.
Sebelumnya dia merasa walaupun makanan di kuil Long'an biasa saja, tapi tidak membuatnya merasa kesulitan untuk memakannya.
Biksu itu baru tahu kenapa Chu Yue tidak datang hari ini.
"Apa ada tabib yang datang untuk memeriksa keadaannya?" Tanya biksu itu.
Yingda tertegun sesaat, 'Tuan begitu peduli kepada janda itu.'
Dia bukanlah kasim Feng sehingga tanpa berpikir panjang langsung berkata, "Saya tidak tahu."
Biksu itu mungkin menyadari bahwa dia tidak ada di dalam posisi yang pantas untuk bertanya tentang masalah Chu Yue, sehingga dia tidak mengatakan apapun. Hanya saja dia tidak ingin makan lagi sehingga dia berkata, "Bawa ini keluar."