Chereads / Super Sexy Casanova / Chapter 5 - 5. Secret: God's Destiny

Chapter 5 - 5. Secret: God's Destiny

Namanya Aida Shalitta. Perempuan tua dengan kehidupan mewah yang super duper 'wah'. Bergelimang harta dengan pangkat dan tahta tinggi yang luar biasa hebatnya. Aileen's Hotel adalah bangunan yang mengatasnamakan wania karier yang tak pernah merasakan nikmatnya mengandung dan sensasi melahirkan yang membahagiakan luar biasa. Ia mandul, tetapi Leo adalah putra kandungnya. Sebuah penelitian menyelamatkan harga dirinya. Bukan sebagai ibu pengganti, tetapi hanya sebatas ibu angkat yang menyimpan rahasia dari putranya sendiri. Leo Wang Oleander adalah putra kandung palsu yang kelahirannya di sembunyikan dari dunia. Sebuah takdir buruk mempertemukan dirinya dengan bocah ingusan yang tampan kala itu. Seseorang meninggalkan Leo di pusat panti anak tanpa alasan dan sebab yang jelas.

Sebuah kabar menerpa Nyonya Aida Shalitta. Katanya, ia adalah wanita tak sempurna yang tak bisa melahirkan seorang putra. Namun, pihaknya membantah hal itu. Bukan Nyonya Aida yang tak bisa memilik keturunan, tetapi sang almarhum suami. Aida menghilang selepas berita itu naik ke permukaan dengan kabar meninggalnya sang suami sebab sebuah kecelakaan. Ia kembali beberapa tahun kemudian dengan membawa seorang putra kadung dan riwayat melahirkan yang dipalsukan. Orang yang sudah meninggalkan Leo di panti kala itu adalah penyelamat besar untuk reputasinya.

"Amati wajahnya dengan baik," tutur Nyonya Aida melempar beberapa rekam gambar seorang bayi cantik dengan kain hitam legam yang membungkus tubuh mungilnya itu.

Mata bayi itu berwarna perak. Menyala-nyala penuh dengan keindahan yang agung menyempurnakan lukis wajah cantik dan menggemaskan. Tatapannya suci dan murni dengan senyum manis yang tipis.

"Ini yang dikatakan sebagai adik tiriku?" tanya Leo menarik satu gambar yang membuat dirinya tertarik. Ia mulai membolak-balik kertas kecil itu seakan sedang mencari sesuatu di dalamnya.

"Dia hanya lahir di tempat yang sama dengan kau diciptakan. Riwayat kelahiran kalian identik."

"Itu artinya ibu bagian dari mereka?" Leo kembali menyela. Ia menatap wajah wanita tua yang baru saja merapikan syal berbulu dengan warna emas yang memukau. Pakaiannya mewah menjadi penyempurna penampilannya malam ini.

Tak ada jawaban! Nyonya Aida hanya tersenyum ringan penuh dengan kepalsuan. Jujur saja, wanita ini belum pernah datang ke Rumania. Ia bahkan tak bisa membayangkan tentang bagaimana dan seperti apa keadaan laboratorium rahasia di Rumania itu. Hanya mendengar saja, seseorang pernah berkata bahwa di dalam ruangan itu adalah tempat para ilmuan gila dan manusia-manusia ambisius mengubah takdir Tuhan dan berusaha untuk menjadi 'Tuhan yang lain' dengan menciptakan manusia baru. Seperti halnya Leo Wang dan gadis bermata perak itu.

"Jika gadis itu harus kembali ke Rumania sebab ia memiliki sifat dan genetik yang unik, mengapa aku juga harus kembali ke sana natal tahun ini?" tanya Leo kembali menyela keheningan.

Nyonya Aida lagi-lagi hanya membisu. Ia memalingkan wajahnya sembari terus menghela napas ringan.

"Ibu menyembunyikan sesuatu dariku selama ini bukan?" Pria muda itu kembali berbicara. Kali ini, ia akan menyerah. Tak ingin berdebat kalau ibunya tak mengijinkan.

"Dia anak gadis tanpa nama, riwayat kehidupan, atau tempat kelahiran. Jika ia tak menemukan orang tua yang baik, dirinya pasti hidup sebatang kara tanpa keluarga yang jelas. Jadi sekarang kau paham mengapa Mr. Owl selalu datang ke sini setiap tahunnya?" Aida berkelit. Ia ingin bermain kata-kata dengan sang putra. Jika gadis itu memiliki gen unik yang membuat wajahnya begitu cantik dengan mata perak yang menyala-nyala, maka Leo memiliki keunikan dan keunggulannya sendiri. Pria ini jenius. Ia pandai dan lebih peka dari orang lain di sekitarnya.

"Mr. Owl adalah orang bodoh yang mengira bahwa semua gadis muda tak berkeluarga akan datang ke tempat ini untuk menyambung kehidupannya di Kota Metropolitan. Ia mengandalkan Wang Lounge And Bar in the Night Sky untuk itu."

Bingo! Anak anjing yang pandai. Leo tak pernah mengecewakan dirinya. Pria muda yang berwawasan luas. Itulah alasan mengapa bangunan ini adalah satu-satunya bangunan termegah yang ada di Kota Jakarta. Leo Wang mengalahkan semua reputasi orang-orang kaya di dunia malam. Usianya memang muda, tetapi prestasi dan kedudukan yang ia miliki tak pantas untuk dibanding-bandingkan juga tak patut kalau diremeh dan rendahkan.

"Namun, jika ia bertemu dengan orang-orang yang tak baik dan tumbuh di lingkungan miskin dan tak terurus, maka ia sudah kembali ke tangan Mr. Owl seiring dengan usianya yang bertambah dewasa. Dua lensa mata itu akan terlihat lebih indah kalau usianya semakin matang." Nyonya Aida mengimbuhkan. Ia melirik sang putra yang kini mulai merekahkan senyum manis di atas paras tampannya.

"Dia pasti mendapat orang tua angkat yang baik. Seseorang menemukan dirinya dan merawatnya dengan baik. Ia mungkin keluarga yang pandai, hingga membuat sepasang mata perak miliknya tak diketahui oleh dunia." Wanita itu menutup kalimat. Ia tertawa ringan selepas menyelesaikan semua yang mengganjal di dalam hatinya selama ini.

Bukan pasal nasib gadis cantik bermata perak itu, Aida tak pernah melihat bayi malang itu. Ia bahkan tak bisa membayangkan seperti apa wajahnya sekarang ini. Jika benar cantik, maka gadis itu pasti akan terlihat bersinar dan lebih mencolok dari yang lainnya. Namun ia tak pernah mendengar berita pagi yang menggemparkan pasal gadis seperti itu. Bayi mungil berbungkus kain hitam itu benar-benar pantai bersembunyi. Permasalahan yang membelenggunya adalah pasal Leo Wang. Pria ini tak boleh kembali ke Rumania. Ia adalah milik Aida Shalitta.

"Lantas bagaimana caraku bertemu dengannya? Ibu bilang bahwa dia adalah bayi tanpa nama, identitas, dan tanpa riwayat kelahiran. Seseorang membawanya kabur dari dalam laboratorium itu." Leo mulai menghembuskan napasnya perlahan dan panjang. Ia mencoba tetap tenang meskipun dirinya mulai benci dengan keadaan aneh seperti ini. Ia hanya ingin hidup seperti yang lainnya. Melupakan tentang gadis bermata perak, juga melupakan tentang Rumania. Ia bahkan ingin melupakan tentang fakta bahwa ayah kandungnya adalah iblis gila yang membangun laboratorium itu.

"Kau pasti akan menemukannya. Kalian akan bertemu nanti. Entah dia yang menghampiri dirimu atau kau yang datang padanya. Karena takdir kalian sudah digariskan," ucap Aida dengan penuh penekanan. Kalimat itu sukses membuat sang putra terkekeh-kekeh. Geli rasanya, Leo bukan tipe orang yang suka mempercayai tahayul bodoh seperti itu.

Takdir? Ia hanya percaya pasal uang dan kedudukan.

"Lantas jika aku menemukannya nanti, apa yang harus aku lakukan?" tanya Leo pada sang ibu.

Aida bangkit dari tempat duduknya. Ia mulai merapikan syal berbulu yang membelit lehernya. Percakapan selesai. Berkali-kali ia tegaskan pada sang putra bahwa gadis itu harus segera ditemukan. Kiranya, ia pasti sudah berusia 20 tahun lebih sekarang. Akan lebih muda mencarinya, ketimbang kalau ia masih menjadi bocah balita yang diasuh oleh keluarga palsunya.

"Serahkan padaku. Jangan berikan gadis itu pada Mr. Owl."

"Why?" Leo menyahut. Mendongakkan pandangannya menatap sang ibu.

"Aku akan membakarnya hidup-hidup. Dia adalah kutukan untukku."

... To be Continued ...